NovelToon NovelToon
Romansa Pada Jam Istirahat Bursa

Romansa Pada Jam Istirahat Bursa

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Cintamanis / Office Romance / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: LyaAnila

"Tidak ada pengajaran yang bisa didapatkan dari ceritamu ini, Selena. Perbaiki semua atau akhiri kontrak kerjamu dengan perusahaan ku."

Kalimat tersebut membuat Selena merasa tidak berguna menjadi manusia. Semua jerih payahnya terasa sia-sia dan membuatnya hampir menyerah.

Di tengah rasa hampir menyerahnya itu, Selena bertemu dengan Bhima. Seorang trader muda yang sedang rugi karena pasar saham mendadak anjlok.

Apakah yang akan terjadi di dengan mereka? Bibit cinta mulai tumbuh atau justru kebencian yang semakin menjalar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LyaAnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 07: Ruang Kerja yang Menghakimi

Selena melangkah pelan menuju halte bus dengan gontai. Udara pagi itu masih segar dikarenakan sisa hujan semalam. Bau petrichor menyeruak menambah sejuk suasana.

Namun, berbeda dengan suasana pagi ini. Kepala Selena dipenuhi dengan kata-kata ancaman dari Bhima.

'Kalau lu nggak nggak ngaku, gue nggak bakalan mau tanggung jawab atas kerusakan laptop lu.'

Kalimat tersebut berputar terus menerus seperti kaset rusak di kepala Selena. Tanpa terasa, bus 04 yang sedari tadi ditunggu nya pun datang.

Di dalam bus, Selena masih terpikir tentang ancaman Bhima. Cara Bhima menuduh, tatapan matanya seolah-olah tatapan penuh kebencian dan nada suaranya seperti menegaskan kalau Selena lah satu-satunya orang dibalik hancurnya reputasi Bhima. Padahal sebenarnya ia tidak melakukan apa-apa.

Bus melaju dengan kecepatan standar. Akhirnya, kurang lebih tiga puluh menit Selena sampai di halte bus tepat di depan kantornya. Ia segera menyebrang dan sampailah di lobby kantor.

'Fokus kerja dulu, Len. Masalah itu nanti dipikirkan lagi setelah kerja. Jangan sampai kerjaan mu jadi kacau balau karena masalah itu.'

Ia berusaha menyemangati dirinya sendiri. Ia pun menekan lantai tiga di lift yang ia naiki.

Sesampainya di lantai tiga, pintu lift berdenting dan Selena menarik napas panjang seolah ia adalah pelaku kejahatan yang siap untuk diadili.

"Eh.... Eh.... Itu dia yang katanya melakukan plagiat," ujar salah satu rekannya yang suaranya sengaja dibuat kencang.

Kedua rekannya sedang berdiri di samping pantry hendak membuat minuman. Selena menelan ludahnya kasar. Ia tak memperdulikan omongan tersebut. Ia langsung jalan menuju tempat kerjanya.

"Eh Lena. Lu nggak papa kan? Pucet banget gue tengok-tengok dari tadi," tanya Rani yang melihat muka Selena nampak menahan sesuatu yang tak ingin ia ucapkan.

"Nggak kok gue oke," bohong Selena.

Rani menghela nafas nya kasar. Ia menunduk mendekatkan wajahnya ke telinga Selena. "Len, ada yang mau gue sampaikan ke elu. Di kantor ini, udah nyebar kalau lu melakukan plagiarisme."

Selena pun menanggapinya secara santai "Owh. Terus lu percaya sama omongan itu, Ran?" Tanya Selena balik ke Rani.

Rani menggeleng cepat "Nggak lah, gue percaya seratus persen sama lu. Tapi.... Semua orang disini, mereka lagi ngomongin lu," jelas Rani.

"Serius. Mereka lagi bahas gue gimana Ran?" Selena penasaran teman-teman nya sedang membicarakannya gimana.

"Ini bukan masalah tentang dunia kita aja. Tapi, katanya ada yang bilang lu lagi terlibat sama trader muda itu.... Tapi, gue nggak tau kisahnya gimana. Emang bener cerita itu, Len?" Tanya Rani penasaran lagi.

Selena terhenyak. Hubungan tidak baik nya dengan Bhima hanya dia yang tau. Tapi kenapa orang kantor tau?

"Gimana-gimana? Trader?"

"Iya trader. Kalau nggak salah namanya Bhima. Emang bener Len?"

"Darimana anak-anak kantor tau nama itu, Ran?"

Rani menggeleng, "Jadi, itu bener Len?"

Selena terdiam sejenak. Ia hanya menggeleng pelan seolah menolak pertanyaan itu.

"Difitnah Lu sama dia?"

"Entahlah. Gue juga nggak tau kenapa dia nuduh gue. Padahal itu tuduhannya tak mendasar."

*****

Ketika Selena dan Rani sedang membahas Bhima panjang lebar, tiba-tiba terdengar suara hak sepatu mendekat ke arah mereka.

"Selena," panggilnya tegas dari belakang keduanya.

Keduanya terkejut dan membalikkan tubuh mereka. Mereka pikir akan dimarahi oleh orang yang memanggil.

Ternyata, itu adalah pak Hasan. Supervisor editorial yang memaki naskah Selena kemarin.

"Selena bisa ikut saya sebentar ke ruangan meeting."

Mendengar ruangan meeting, entah kenapa jantungnya berdegup sangat kencang.

"O.... Oh. Baik Pak. Saya segera ke ruangan meeting," jawabnya ragu.

Rani pun ikut merinding ketika Selena diminta ke ruangan meeting "Semangat dan hati-hati we."

Selena pun mengikuti pak Hasan ke ruang meeting. Ternyata, di ruang meeting itu juga ada Bu Prita, ketua koordinator bidang konten promosi.

"Selena. Apa kamu tau kenapa kamu dipanggil kemari?" Bu Prita pun memulai percakapan.

Selena menggeleng pelan, seolah ia tidak mengetahui ada masalah apa yang menyeretnya.

"Kami mendengar kabar bahwa kamu melakukan plagiarisme terkait naskah yang kamu kirimkan ke pak Hasan bulan lalu.

"Saya sudah menyiapkan revisi terkait naskah kemarin, Bu. Namun, kali ini laptop saya sedang diper-"

"Kami tau, tapi ada hal lain yang lebih penting dari itu," potong pak Hasan.

"Lalu ada masalah apa apa Pak?"

"Kami mendapatkan informasi dari pembaca bahwa kamu lagi kena masalah dengan trader muda."

Selena membeku dan segera menggeleng menolak pernyataan itu, "Tidak pak, itu hanya rumor belaka."

"Kami bukan menuduh kamu, Selena. Kamu hanya ingin meminta konfirmasi mu saja terkait plagiarisme dan masalahmu dengan trader itu. Namamu sekarang sudah jelek di mata pembaca dan kamu merupakan karyawan di kantor ini. Oleh karena itu, apa yang sedang menimpa kamu. Itu akan menjadi masalah untuk kami juga," jelas Bu Prita. Bu Prita seolah ingin menegaskan dan menenangkan Selena.

*****

Selesai membicarakan hal tersebut, Selena berjalan kembali menuju ruang pantry. Ia ingin menenangkan hatinya dengan membuat es kopi.

"Gimana tadi?" Tanya Rani yang kebetulan ia ingin mengambil cemilan.

Selena menggeleng dan langkahnya langsung menuju ke ruang pantry. Namun, sudah berada di ruang pantry pun ia tak lepas dari gosip tak mendasar itu. Memang sepertinya gosip ini akan menghancurkan karir nya pelan-pelan.

"Itu dia, si tukang plagiat."

"Iya, mana sok jago lagi ngelawan cowok. Kalau dia dilecehkan, baru nangis," cibir satunya lagi.

"Bisa nggak kalian diem. Kalian tau apa soal laki - laki dan plagiat itu? Bisa jadi Selena dijebak. Jadinya kalau ada berita itu di cari dulu kebenarannya," bela Rani.

Selena sudah tidak sanggup dengan berita itu. Tak lama, pandangannya berbayang dan ia langsung pingsan seketika.

"Eh Lena, sadar Len. Tolong..... Tolong.... Panggilkan satpam dong."

Seketika, suasana kantor jadi chaos. Selena pun dibawa oleh satpam kantor menuju ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan.

****

Sesampainya di klinik, tenaga kesehatan langsung memeriksa kondisi Selena. Tangannya langsung di pasang infus karena Selena kurang cairan. Maka dari itu, ia langsung pingsan, ditambah dengan rumor yang menyebar secepat bakteri sedang membelah diri.

"Gimana kondisi teman saya, dok?" tanya Rani pada dokter yang menanganinya.

"Kondisinya sudah aman, dia hanya kurang cairan dan asam lambungnya sedang naik. Oleh karena itu, dampingi dia selalu. Jangan buat dia mikir terlalu dalam," terang dokter pada Rani.

Mendengar penjelasan tersebut, dokter itu langsung pamit undur diri dan Rani segera menuju ke ranjang dimana Selena dibaringkan.

"Gue dimana, Ran?"

"Lu lagi di klinik, Len. Gimana kondisi lu. Udah enakan?"

"Gue nggak plagiat dan nyebar berita hoax tentang Bhima, Ran. Gue cuma mau jadi penulis yang baik aja."

Rani hanya mengangguk supaya Selena tidak terus menyalahkan dirinya sendiri terkait tentang tuduhan plagiat dan penyebaran gosip yang tak mendasar itu.

****

1
Risa Sangat Cuantik
Selena beri pelajaran sama Bhima dengan cara kamu ngga mau menemui dia
Risa Sangat Cuantik
Gara gara omongan Bhima Selena jadi pingsan tuh
Risa Sangat Cuantik
Selena ngga usah pikirkan ancaman Bhima
Risa Sangat Cuantik
Selena jangan jangan yang menuduh kamu plagiarisme teman kantor kamu
Risa Yayang Married
Bhima Selena pasti sakit gara gara ancaman kamu tuh
Risa Yayang Married
Bhima kamu sudah minta maaf tapi Selena ngga mau ketemu kamu
Risa Yayang Married
Bhima kamu tega banget fitnah Selena dan mengancam Selena
Risa Yayang Married
Selena kamu di tuduh melakukan plagiarisme
Risa Cantik Dan Lucu
Selena ternyata kamu suka sama boneka sampai di kamar kost kamu banyak boneka
Risa Cantik Dan Lucu
Bhima percuma kamu menunggu Selena karena dia ngga mau ketemu kamu
Risa Cantik Dan Lucu
Selena kamu sampai pingsan di tempat kerja pasti banyak pikiran
Risa Cantik Dan Lucu
Ternyata berita bahwa Selena melakukan plagiarisme sudah tersebar
Risa Sangat Happy
Selena mending kamu temui Bhima kasihan dia
Risa Sangat Happy
Bhima pasti kamu menyesal telah menuduh Selena
Risa Sangat Happy
Bhima kamu keterlaluan sampai mengancam Selena membuat Selena kepikiran terus
Risa Sangat Happy
Selena kamu sabar dalam menghadapi ujian yang bertubi tubi ya
Risa Imuet
Selena sama Bhima mending kalian bekerjasama mencari orang yang fitnah kalian
Risa Imuet
Bhima sekarang kamu baru menyesal telah menuduh Selwna
Risa Imuet
Kalau Bhima ngga mau membayar biaya kerusakan laptop Selena kasihan Selena kalau bayar pakai tabungannya
Risa Imuet
Selena sama Bhima banyak pikiran karena di fitnah orang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!