Rel kereta api di bagian Utara kampung pandan Arum menjadi hangat di perbincangkan belakangan ini, sebab beberapa orang pernah melihat akan keberadaan seorang wanita memakai gaun berwarna merah.
Bila sudah ada yang mengatakan melihat wanita itu maka dapat dipastikan esoknya akan ada yang meninggal dunia, menurut kabar yang beredar wanita itu adalah korban pembunuhan dari suami sendiri dan wanita itu dalam keadaan hamil.
Siapa kah wanita bergaun merah itu?
Lalu siapakah suaminya?
ikuti terus kisah ini bersama dengan Novita Jungkook, kisah ini tidak ada menjiplak karya mana pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Bingung nya Seruni
Tiga pria terus berlari kencang untuk menghindari kuntilanak merah yang sedang mengejar mereka bertiga, rasanya gerbong ini begitu panjang dan sama sekali tidak ada ujung sehingga membuat mereka terasa begitu kelelahan dan bingung untuk mencari perlindungan di mana karena ini semua lorong yang sangat panjang di penuhi dengan tembok kokoh dan kuat.
Digo berlari paling depan karena dia sangat takut dan tidak peduli dengan apapun lagi karena ini soal nyawa dan bila tidak segera kabur maka ada dua kemungkinan mereka bertiga akan meninggal di sini, yang pertama karena dihajar oleh kuntilanak merah dan yang kedua karena tersambar oleh kereta api yang akan segera lewat.
Arka memang menghilang entah kemana Dan mereka tidak bisa menemukan di mana anak Pangeran ular itu sehingga sekarang rasa cemas begitu bersarang di dalam hati, yang tahu soal setan dan kuat melawan setan hanya Arka saja karena dia adalah keturunan dari bangsa gaib yaitu Pangeran ular.
Kalau mereka bertiga jelas tidak tahu dan bingung untuk bagaimana menghadapi kuntilanak merah yang terlihat sangat seram itu, hanya bisa berlari dan terus berlari sambil berharap bila nanti akan ada orang yang menolong mereka di gerbong ini, pasti bukan orang lain karena tidak ada orang di gerbong yang begitu tertutup ini.
"Aku sudah tidak sanggup untuk berlari lagi." Riski merasa sangat lelah.
"Heh kau tidak boleh menyerah begitu saja, nanti yang ada kau malah dimakan dengan kuntilanak merah itu." Udin cepat menarik tangan Riski.
"Tapi aku memang sudah tidak sanggup ini mau berlari lagi, dada ku terasa sesak karena lelah." keluh Riski yang memang merasa kelelahan.
"Tapi kuntilanak nya sudah tidak ada lagi di belakang kita." Digo menoleh untuk memastikan bahwa kuntilanak itu memang menghilang.
"Jangan tenang dulu sekarang, belum tentu dia memang menghilang dari sini karena sudah menyerah mengejar kita." Udin masih cemas karena takut bila nanti mendadak kuntilanak merah akan segera datang.
Padahal saat ini Arka juga sibuk mencari mereka yang menghilang entah ke mana, padahal mereka satu gerbong seperti ini tapi tidak bisa bertemu satu sama lain karena sudah tertutup dengan pagar gaib yang pasti di buat oleh kuntilanak merah penghuni rel kereta api ini, maka mereka tidak bisa melihat keberadaan lawan.
Terlihat dari kekuatan kuntilanak merah itu memang sangat luar biasa sehingga Arka saja sampai terpental beberapa kali di bagian dada, kalau diadu secara ilmu maka sudah pasti Arka akan kalah dibuat oleh kuntilanak merah ini karena memang kekuatan kuntilanak merah sangat besar dan juga kuat.
Tak.
"Aduh, kepala ku di lempar lagi." pekik Digo meraba kening.
"Apa ku bilang, pasti dia masih ada di sekitar sini dan ingin mengelabuhi kita!" Udin ketakutan dan menatap kesana kemari.
"Gila, ini kenapa kita bisa terpisah dari Arka seperti ini?!" Riski panik dan juga ketakutan.
"Mari kita berkumpul saja dan membaca doa agar bisa melihat jalan keluar, kalau dipikir sejak tadi kita sudah berlari tapi tak kunjung menemukan ujung gerbong." Digo merasa kuntilanak merah memang sedang mengerjai mereka.
"Benar, ayo kita berkumpul duduk di sini sambil membaca doa agar bisa segera keluar dari gerbong menakutkan ini." Riski juga setuju dengan usul Digo.
"Cepat lah, aku juga takut ini kalau sampai kereta api lewat dan menyambar tubuh kita bertiga." cemas Udin.
"Arka sialan, dia yang penasaran dengan kuntilanak merah tapi justru kita yang menjadi korban seperti ini." keluh Digo sangat kesal.
"Kan sudah ku bilang agar jangan ikut dia, tapi kau masih saja kekeh ingin ikut dan sekarang kita jadi korban seperti ini." Riski menyalahkan Digo.
Sebab memang Digo yang setuju untuk ikut Arka mencari kuntilanak merah di rel kereta api, siapa sangka bila pada akhirnya mereka justru tersesat seperti ini dan tidak menemukan Arka ada di bagian mana, padahal sekarang sedang dalam bahaya karena kuntilanak merah masih terus membuat pula dan ingin mencelakai mereka berdua.
Arka juga sebenarnya sedang sibuk mencari para temannya yang hilang begitu saja dari pandangan mata, malah sekarang dia sedang bersama dengan Dewa iblis dan berharap bisa mengalahkan kuntilanak merah yang selama ini terus saja membuat ulah di kawasan rel kereta api, jadi setidaknya sudah ada bantuan dan bisa mengalahkan bila nanti kuntilanak itu muncul kembali.
...****************...
"Udin kok belum pulang sudah malam seperti ini?" Fahira bertanya pada Seruni yang malam ini sedang menginap di rumah orang tua.
"Entah, paling dia ingin begadang dengan Arka dan juga yang lain." jawab Seruni santai saja.
"Kadang suami ini tidak berpikir kalau istri sedang hamil dan butuh perhatian, masih saja suka nongkrong dengan teman." Fahira merutuk pelan.
"Ya enggak apa apa lah, Ma! ini kan juga sambil jaga pos ronda jadi kewajiban bagi Udin." Seruni membela sang suami.
"Terus saja bela suami mu, Mama tuh cuma ngomong gitu doang." Fahira merengut dan segera menemani Seruni yang sedang menonton televisi.
Fahira sebenarnya bukan tipe mertua yang suka julid dan tidak pernah menghargai menantu, hanya saja memang dia sedikit marah dan juga menggerutu bila Udin keluar dengan teman yang lain sampai malam seperti ini, paling pulang ketika jam empat atau jam lima subuh usai nongkrong di pos ronda.
"Mama kalau besok pergi ke pasar tolong belikan aku buah bengkuang ya." pesan Seruni.
"Ah makanan mu selalu saja bengkuang seperti itu." Fahira menjawab tanpa menoleh.
"Ya bagus, nanti anak Seruni biar sangat putih bersih lah." Cakra membela putri nya.
"Tau tuh Mama, protes saja kalau aku pesan sesuatu." Seruni merengut manja.
"Ngomong ngomong ini Udin dan yang lain tidak ada di pos ronda." Cakra memberi tahu.
Seruni yang mendengar bahwa suami tidak ada di pos ronda maka timbul rasa cemas di dalam hati, bila tidak ada di pos maka entah ke mana perginya parah pria itu. biasa nya juga jaga di pos, tapi ini malah tidak ada sekarang di sana.
"Kemana mereka kok tidak ada di pos?" Seruni segera mengambil ponsel.
"Coba hubungi dulu, tanyakan mereka ada di mana." suruh Cakra.
"Arka kadang mengajak yang lain untuk mencari burung, sudah ku katakan agar jangan mau tapi masih saja." Seruni agak kesal.
Fahira diam saja karena dia tidak berani protes kalau sudah Arka yang mengajak Udin pergi, kalau sampai dia berani protes maka nanti akan berurusan dengan Purnama pula lalu masalah menjadi panjang dan mereka pasti bertengkar.
Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen kalian ya.
bacanya abis pulang kerja di saat stress karena pekerjaan yang menumpuk dan semua minta selesai sedangkan tangaku cuma 2...
selamat malma ka... lanjut besok ya buat semangat aku mengawali hari...
Nilam bnar klu tu setan makan menggunakan perut nya
kyak monster seram nya
hpne mlayu dewe🥴
dan akhir'y di buat metong juga manusia yang sok berani dan sok kuat, mana kang ngeyel pula🤣🤣🤣emang bagus kalo metong biar g bikin orang waras stres dengan kelakuan'y