NovelToon NovelToon
After Returning

After Returning

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Seraphine Grey meminta ibu dari Damien Knox untuk menjodohkan mereka berdua karena ia tahu Damien tidak bisa menolak permintaan ibunya. Dari dulu Sera sudah mencintai Damien, namun bahkan hingga tiga tahun pernikahan mereka perasaannya tidak terbalas sedikitpun.

Damien hanya mencintai satu wanita. Saat wanita itu kembali, Damien dengan tega membawanya ke dalam rumah pernikahan mereka. Sera meninggal tragis saat mencoba menjauhkan wanita itu dari Damien.

Tuhan memberinya kesempatan kedua. Sera kembali ke malam pertama pernikahan mereka. Rasa sakit yang Sera dapatkan selama menikah dengan Damien membuat Sera tidak lagi mengemis cintanya. Sera ingin secepatnya pergi namun fakta baru yang didapatkan tentang benang kusut antara Sera, Damien, dan mantan kekasih Damien yang tak pernah terurai membuatnya ragu. Apakah Sera akan tetap pergi atau mengurai misteri yang ada bersama Damien?



Cerita ini murni ide penulis, kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah karangan belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Mobil Damien berhenti di sebuah rumah minimalis di pinggiran kota London. Rumah yang dikelilingi pohon maple dan bunga-bunga yang mulai mekar. Tampak sejuk dan alami.

Damien turun lebih dulu, Sera menyusul kemudian. Ia perhatikan Damien yang sedang membuka gerbang, supirnya menggeser gerbang agar cukup di lewati mobil.

“Ini rumah siapa?” Tanya Sera menyusul Damien yang sudah berada di halaman depan.

“Mulai sekarang kamu akan tinggal disini sampai proses perceraian selesai, aku tidak mau skandal itu berdampak pada bisnis.” Kata Damien.

“Sendirian?” Tanya Sera.

Damien mengangguk. “Ya, semua kebutuhan sudah tersedia termasuk pakaian kamu.”

“Kenapa?” Sera menahan tangan Damien di depan pintu, tidak membiarkannya masuk sebelum menjawab pertanyaannya.

“Aku sudah bilang kamu akan tinggal disini sampai proses perceraian selesai karena aku tidak mau skandal perselingkuhan ini berdampak buruk pada bisnis.” Kata Damien sambil menarik tangannya.

“Aku tidak selingkuh, Damie.” Sera masih belum menyerah untuk membuat Damien percaya.

Damien membuka mulut, seolah kata-kata itu sudah siap meluncur keluar. Ada sesuatu yang berdesak di dadanya, kalimat yang sejak tadi berputar-putar di kepalanya, menuntut untuk diucapkan. Bibirnya bergerak pelan, napasnya tertahan lalu berhenti.

Pandangan matanya bergeser, jemarinya mengencang sebentar sebelum akhirnya melemas. Ia menutup mulutnya kembali, menelan semua yang ingin ia katakan. Kesunyian mengambil alih, lebih keras daripada kata-kata yang tak pernah jadi diucapkan. Pada akhirnya, ia memilih diam, membiarkan kalimat itu tinggal di dalam dirinya, terkubur bersama alasan-alasan yang tak ingin ia jelaskan.

“Istirahatlah. Aku pergi.” Akhirnya Damien hanya mengatakan kalimat singkat untuk berpamitan.

“Hati-hati.” Sera menatap sedih punggung yang menjauhinya hingga akhirnya menghilang dibalik daun pintu.

Keheningan mengisi rumah itu, Sera menguatkan diri dan mulai memeriksa setiap ruangan. Kamar tidurnya ada di lantai dua, nyaman dan di desain sesuai dengan seleranya.

“Pilihannya selalu bagus,” gumam Sera mengusap tirai jendela. “Tapi aku nggak bisa diam aja disini. Aku harus mencari tahu rencana mereka selanjutnya.”

Setelah memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi jika ia membuang waktu disini, Sera segera turun ke garasi. Ia menggunakan salah satu mobil yang tersedia di garasi dan kembali ke kota.

Sera berkendara cukup lama hingga akhirnya ia berhenti di depan gedung apartemen Laura. Ia berusaha menutupi wajahnya dengan rambut lalu naik ke apartemen Laura.

“Astaga! Sera, kamu darimana?” Tanya Laura kaget, ia baru pulang dari police station dan tidak menemukan Sera di kamarnya.

Sera menutup pintu dibelakangnya, kemudian duduk disamping Laura. “Bantu aku mencari cara agar bisa masuk ke lingkup Guapo.”

“Itu berbahaya, Sera. Aku nggak bisa bantu.” Tolak Laura.

“Kalau kamu nggak mau bantu, aku akan melakukannya sendiri.”

“Sera, dengar…” Laura menarik kedua bahu Sera supaya melihatnya. “Damien sudah membuangmu, dia nggak mau dengar penjelasan yang kamu berikan atau kalau dia dengar, dia nggak percaya. Jadi berhenti memikirkan keselamatan orang yang nggak memikirkan kamu sedikitpun.”

“Aku melakukannya untuk mama Adelin. Aurel kembali lebih cepat, itu berarti waktu kematiannya juga nggak akan lama lagi.” Ujar Sera tanpa sadar.

“Apa maksudmu? Tante Adelin akan meninggal dalam waktu dekat?”

“A–eum…” Sera tergagap, ia keceplosan. Jika ia mengatakan kalau ia kembali ke masa lalu, Laura mungkin akan menganggapnya sebagai orang gila. “Aku punya firasat. Yeah… hanya firasat.” Kata Sera tersenyum palsu untuk menutupi kegugupannya.

“Ohhh… aku pikir apa.”

Sera tersenyum lebih lebar, lega karena Laura tidak bertanya lebih jauh.

“Kalau untuk Tante Adelin, aku akan bantu.”

“Terima kasih, Lau.” Sera memeluk Laura erat.

Laura memukul lengan Sera. “Iyaa, tapi lepas dulu. Aku nggak bisa nafas.”

Sera melepaskannya sambil tersenyum manis. Laura hanya memutar matanya keatas. Jelas dia cukup kesal dengan Sera.

Setelah itu mereka sama-sama diam di sofa dengan kesibukan masing-masing. Sera menggulir layar ponselnya dengan malas, sementara Laura membuka laptopnya dengan wajah serius.

“Nah, ini!” Setengah jam sejak mereka diam, Laura memecah keheningan dengan menjentikkan jarinya. “Coba lihat,”

Sera mencondongkan kepalanya, membaca barisan kalimat yang tertera di layar laptop. Intinya itu adalah postingan lowongan pekerjaan sebagai asisten pribadi. Asisten untuk Alan Guapo.

“Gila! Kamu nyuruh aku jadi asisten pribadinya? Langsung ketahuan dong.”

“Kalau kamu pakai wajah Seraphine Grey, tentu saja dia langsung tahu.” Laura tersenyum main-main seolah dia sudah punya rencana yang sangat bagus.

“Aku harus operasi plastik?” Tanya Sera tidak mengerti.

Laura menggeleng. “Nggak. Aku punya teman yang mengoleksi banyak topeng kulit, dan tahun lalu dia menghadiahkan satu untukku. Kamu bisa memakai topeng ini untuk menyamar.”

“Untuk orang sepintar Alan, dia bisa tahu. Apalagi topeng kulit juga nggak tampak real sama sekali.” Sera tidak yakin dengan ide memakai topeng kulit. Jika Alan tahu, ia bisa langsung di eksekusi.

“Topeng ini benar-benar tipis dan mengubah wajah. Bahkan jika aku mengenakannya sekarang, kamu nggak akan kenal ataupun curiga sama sekali.” Laura kemudian menarik tangan Sera ke ruangan yang berada di sebelah kamarnya. Ia membuka lemari dan mengeluarkan kotak kecil.

“Itu topengnya?”

Laura mengangguk. “Ya, kamu coba pakai.”

Sera mengambilnya. Topeng itu tergeletak di telapak tangannya, tipis, nyaris seperti lapisan kulit kedua. Ia mengangkatnya perlahan, merasakan teksturnya yang lembut namun asing. Saat disentuh, permukaannya mengikuti lekuk jarinya, lentur, hidup, dan entah bagaimana menyimpan bentuk wajah yang bukan miliknya.

“Aku jadi penasaran siapa yang membuatnya?” Sera mendekatkan topeng itu ke wajahnya. Dalam pantulan kaca yang diperlihatkan Laura, ia melihat garis rahang dan kontur mata yang berbeda, menunggu untuk menggantikan miliknya. Setelah ragu sejenak, ia menempelkan topeng itu.

Kulit tipis itu melekat dengan sendirinya, dingin di awal, lalu hangat. Perlahan topeng tersebut menyatu, menarik, menyesuaikan, membentuk ulang. Tulang pipinya berubah, hidungnya mengeras pada sudut yang asing, garis wajahnya memanjang dengan presisi yang tak mungkin alami. Ia mengedip, rasanya aneh.

Ia menyentuh wajahnya, merasakan kulit yang baru, mulus tanpa sambungan. Tak ada celah, tak ada bekas. Hanya wajah lain yang kini menjadi miliknya, dan dirinya yang lama menghilang di baliknya.

“Coba lihat sekarang, wajah ini bukan lagi wajah Sera. Tapi wajah wanita yang biasa-biasa saja,” Laura tampan puas.

“Okee. Aku akan menyamar, dan mencari tahu apa yang mereka rencanakan.” Kata Sera penuh tekad sambil terus menatap wajah asing yang menempel di wajahnya.

“Aku suka semangat itu. Malam ini, aku akan buatkan satu identitas agar kamu bisa menyamar tanpa dicurigai.”

Sera mengangguk. Ia tidak punya siapapun yang bisa diandalkan selain Laura. Sejak dulu, Laura banyak membantunya. Mengingat di kehidupan dulunya pernah mengabaikan Laura setelah menikah dengan Damien membuat Sera merasa bersalah. Untuk meredakan rasa bersalahnya, ia memeluk Laura lebih erat dari sebelumnya.

...✯✯✯...

...like, komen dan vote 💗...

1
kalea rizuky
MC lemah menye2 mood baca anjlok
kalea rizuky
ttep goblok meski uda pernah Mati g guna jg lu. balik. oon
kalea rizuky
kebanyakan ngomong dalam hati
kalea rizuky
tololl urus cerai lahh trs pergi jauhh males liat MC oon
Kevin
🥰🥰🥰
Dew666
🍭🔥
Ayano Rosie (Rosneneng juanda)
kok sera malah selalu masuk jebakan Batman? apa gunanyabdia kembali ke masa lalu KLO tetap aja ga bisa berpikir secara taktis? 🤭🤭
olyv
lanjut 💪💪
Dew666
🍡🔥
Dew666
🍡🍭
Nda
seharusnya Damien,dengerin penjelasan Sera dlu..
kyanya Sera dijebak..😩
Dew666
💐🍡🍭
Dew666
👑👑👑👑
olyv
waduhh jangan bilang sera di jebak oleh aurel dan komplotannya
Dew666
❤️‍🩹👩‍❤️‍👩💎
Dew666
👄❤️‍🩹
sarinah najwa
serasa mundur lagi ceritanya
Dew666
👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩
Nda
luar biasa
Dew666
❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!