NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Terlarang

Kutukan Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Duniahiburan / Cinta Terlarang / Office Romance / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:913
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Tina

Luna tak pernah bermimpi bekerja di dunia hiburan, ia dipaksa pamannya menjadi manajer di perusahaan entertainment ternama.

Ia berusaha menjalani hidup dengan hati-hati, menaati aturan terpenting dalam kontraknya. Larangan menjalin hubungan dengan artis.

Namun segalanya berubah saat ia bertemu Elio, sang visual boy group yang memesona tapi kesepian.

Perlahan, Luna terjebak dalam perasaan yang justru menghidupkan kembali kutukan keluarganya. Kejadian aneh mulai menimpa Elio, seolah cinta mereka memanggil nasib buruk.

Di saat yang sama, Rey teman grup Elio juga diam-diam mencintai Luna. Ia justru membawa keberuntungan bagi gadis itu.

Antara cinta yang terlarang dan takdir yang mengutuknya, Luna harus memilih melawan kutukan atau
menyelamatkan orang yang ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Tina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memulai

Luna sudah memikirkan strategi untuk memulai perbaikan pola kebiasaan untuk member Neonix. Ia menanyakan beberapa hal kepada semua anggota grup itu.

“Ada yang alergi makanan? Atau ada makanan yang tidak kalian suka?” tanyanya singkat sambil menyiapkan buku catatan kecil.

Beberapa dari mereka masih tampak setengah malas, tapi satu per satu akhirnya menyebutkan tentang diri masing-masing.

Han tidak suka paprika hijau, Dane alergi udang, Elio tidak suka jamur, dan Adrian yang berasal dari kanada tidak kuat pedas. Luna mencatatnya cepat dan ringkas, tanpa banyak komentar.

Malam harinya, Luna datang ke dorm dengan koper kecil dan beberapa kantong belanjaan. Begitu pintu terbuka, Shine yang sudah pulang duluan kaget melihatnya

Luna menoleh santai. “Kak Marcel sudah memberiku sandi pintu kalian,” ujarnya ringan.

Ia lalu menaruh kantong-kantong belanjaan di meja ruang tengah dan berjalan menuju kamar barunya tanpa banyak bicara.

Dari cara ia melangkah, terlihat bahwa semua ia sudah mempersiapkannya dengan matang.

Di kantong belanjaan itu ada bahan-bahan makanan segar. Sayuran, buah, daging, dan beberapa bahan dapur lainnya.

Ia sempat mendengar dari Marcel bahwa anak-anak Neonix hanya makan dengan benar saat di kantor. Selebihnya mereka sering memesan makanan cepat saji.

Shine, yang masih diam di ruang tengah buru-buru menulis pesan singkat di ponselnya lalu mengirim ke grup chat mereka.

'Dia sudah datang dan membawa barangnya.'

Tak lama pintu dorm kembali terbuka. Member yang lain pulang, mereka masuk sambil bercanda dan masih mengenakan jaket latihan.

Mereka terhenti begitu melihat Luna sedang berdiri di dapur kecil, mengenakan kaus lengan panjang sederhana serta celemek dan rambutnya diikat rapi ke belakang.

Di hadapannya, ada talenan dengan sayur-sayuran yang baru saja ia cuci. Aroma kaldu ayam yang hangat mulai tercium.

“Apa dia masak?” bisik Noel pelan pada Han.

Luna mendengar langkah mereka, ia menoleh, lalu tersenyum tipis. “Kalian belum makan malam, kan? Aku buat sup daging, Biar kalian tidak makan mie instan terus”

Han menggaruk tengkuknya, merasa agak canggung. “Ehm, terima kasih.

Dane melangkah ke meja, menatap bahan-bahan yang tertata rapi. “Kau serius bisa masak? Aku pikir kau sama seperti gadis lain yang hanya bisa peduli pada penampilan.”

Luna terkekeh, lalu melanjutkan memotong wortel. “Anggap saja percobaan pertama. Aku harap kalian bisa menikmati nantinya."

Tak lama kemudian Rei dan Adrian datang dari studionya dengan menenteng tas laptop. Mereka mendapati dorm jadi ramai dengan aroma masakan.

Saat sup hangat tersaji di meja, suasana dorm terasa sedikit berbeda.

"Sudah siap. Makan dulu sebelum dingin,” serunya dari dapur.

Adrian dan Rei segera mendekat. Mereka menatap sup di mangkuk dengan mata berbinar.

“Wah, enak!" ujar Adrian sambil mengangguk begitu mencoba suapan pertama.

Rei ikut mencicipi, bibirnya terangkat sedikit. “Ini mirip sup yang ada di restoran kantor kita.”

Adrian terkekeh sambil menaruh sendoknya. “Tentu saja. Kepala chef di restoran kantor itu kan ibunya Luna.”

Rey spontan menoleh ke Luna. “Serius? Wah, kebetulan sekali!”

Luna hanya tersenyum kecil, mengangkat bahu seolah itu hal biasa.

Adrian menoleh ke ruang tengah yang sepi. “Mana anak-anak yang lain? Kenapa nggak keluar makan?”

Luna dan Rei mengangkat bahu, tak tahu. Sementara itu di kamar, para member yang lain saling pandang. Mereka masih berbaring malas dengan ponsel di tangannya masing-masing.

Sejak siang mereka sudah sepakat akan sedikit mengerjai Luna agar tidak betah tinggal bersama mereka dan langkah pertama adalah tidak menyentuh masakan yang sudah disiapkannya.

Elio yang ikut duduk di tepi ranjang menatap mereka dengan raut tak setuju. “Ini keterlaluan. Dia sudah berusaha menyiapkan makanan untuk kita.”

Han menoleh tajam. “Ayolah, cuma malam ini saja. Biar dia tahu kita tidak gampang ditaklukkan.”

Elio menghela napas. Ia sebenarnya tak ingin terlibat, tapi entah mengapa sulit menolak permintaan adik-adiknya itu.

Dalam hatinya dia benar-benar merasa tidak nyaman. Sebenarnya Elio dan Rey sama-sama anak tunggal.

Itulah sebabnya, meskipun terlihat cuek, mereka justru paling protektif terhadap member lain yang lebih muda dan menganggap mereka seperti adiknya sendiri.

Sementara itu di meja makan, Luna tak mengomentari ketidakhadiran anggota lainnya.

Ia tetap tenang menyantap makanannya bersama Adrian dan Rey meski diam-diam ia berkali-kali melirik ke arah pintu kamar yang tertutup.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!