NovelToon NovelToon
Not My Type (Unfortunately, You Are)

Not My Type (Unfortunately, You Are)

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: deborah_mae

7 tahun bertahan, lalu ditinggal tanpa alasan. Hanna pikir, cinta sudah cukup menyakitkan untuk dicoba lagi dan mungkin sudah saatnya ia memilih dirinya sendiri.

Namun jika bukan karena cinta yang pergi tanpa pamit itu.. mungkin dia tidak akan bertemu dengan dr. Hendra.

Sayangnya, dr. Hendra seperti mustahil untuk digapai, meski setiap hari mereka berada di bawah atap yang sama.

Kali ini, akankah Hanna kembali memilih dirinya sendiri? Entahlah..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deborah_mae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERTEMUAN PERTAMA

Di depan komputernya, Hanna tampak tak fokus. Rasa takutnya akan menghadapi dokter baru yang menyebalkan semakin kuat.

"Baru juga seneng dapet kerjaan enak. Eh.. Malah dikasih beban yang sesungguhnya" keluh Hanna di dalam Hatinya.

Tiba-tiba HP Hanna bergetar tanda sebuah notifikasi chat WhatsApp masuk.

📩 Bu Vannya

"Han, udah gimana kesehatan kamu?"

✉️ Hanna

"Udah mendingan, Bu. Masih agak pusing dikit aja"

📩 Bu Vannya

"Sakit apasih kamu?"

✉️ Hanna

"Keracunan makanan, Bu. Diare akut hehehe"

📩 Bu Vannya

"Kirain shock karena mau ketemu dr. Hendra"

✉️ Hanna

"Ooh namanya dr. Hendra ya Bu?"

📩 Bu Vannya

"Iya. Bersiaplah. Bersiaplah untuk beban baru"

✉️ Hanna

"Bu..🥹"

📩 Bu Vannya

"Jam satu siang. Langsung ke ruangan dokter aja nanti. Ntar tanya dokter yang lain aja, meja dr. Hendra dimana ya"

✉️ Hanna

"Oke, siap Bu."

Hanna semakin lemas. Dia berharap waktu berjalan dengan lambat atau kalau bisa waktu bisa dilompati ke jam dua siang saja.

Sembari menunggu jam satu siang tiba, Hanna mengecek kembali laporan apa saja yang akan dia bawa ke dr. Hendra.

Di IGD, sudah tersebar kabar bahwa Kepala Bidang yang dijabat oleh dr. Ningsih akan digantikan sementara oleh dr. Hendra.

Semua perawat dan dokter umum yang berjaga saat itu mulai membahas dr. Hendra.

Mereka khawatir jika ada dokter killer.

"Udah lihat belum dr. Hendra? Ganteng banget tapi ya ampun ga berani ngeliatnya lama-lama" ucap Nita.

"Hus! Gak boleh gitu. Dia itu anak pemilik sebagian saham di rumah sakit ini lho. Gitu-gitu dia dokter spesialis penyakit dalam dan aku denger kalo ternyata aslinya itu dia baik lho." sambung Lina.

Dengan cepat, Nita mengkoreksi pernyataan Lina "baik apaan? Tatapannya aja bikin aku pengen minta maaf padahal belum ngapa-ngapain"

Mereka tertawa kecil.

"Udah.. udah gak usah menggosip. Mau gimana pun, dia bagian dari rumah sakit ini. Artinya dia bagian dari kita juga." tutup Lina.

***

Jam sudah menunjukkan pukul satu siang. Waktunya Hanna bergegas menemui dr. Hendra.

Hanna tampak malas melangkah karena ruangan dokter sangat jauh dari gedung Hanna. Tepat di lantai 5, dan lift hanya sampai ke lantai 3 lalu dilanjutkan menaiki tangga hingga ke lantai 5.

Dengan nafas tersengal-sengal, Hanna tiba di lantai 5. Sebelum memasuki ruangan dokter, Hanna menarik nafas dan mengatur nafasnya dengan baik. Ketika sudah tenang, dia pun masuk ke dalam ruangan dokter.

Namun ketika dia masuk, hanya terdapat seorang dokter umum yang baru selesai jaga malam. Namanya dr. Rita.

"Permisi, dok. Meja dr. Hendra dimana ya?" tanya Hanna dengan sopan.

"Itu di tengah paling pojok Deket mesin photocopy, sayang" jawab dr. Rita dengan lembut.

Hanna mengucapkan terima kasih dan melangkah ke arah meja dr. Hendra, namun dr. Hendra tidak ada di tempat.

"Ni orang kemana sih. Udah capek-capek jalan kesini malah gak ada di tempat. Dih. Mending balik dulu ah"

Saat hendak membalikkan dirinya, Hanna terkejut karena dr. Hendra sudah ada di belakangnya.

Hanna berusaha menatap dr. Hendra yang tingginya lebih dari Hanna.

Pria itu sangat tinggi. Hampir 188cm.

Dalam pertemuan itu, dr. Hendra sedikit terkejut melihat Hanna.

Saat melihat Hanna, dia terdiam cukup lama. Karena itu, Hanna bingung mengapa dr. Hendra menatapnya seperti orang yang tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu.

"Maaf, dok. Saya permisi dulu" ucap Hanna yang ingin berpamitan.

"Hanna.." ucap dr. Hendra

"Nama kamu Hanna kan?" tanya dr. Hendra lagi

"I-iya benar, dok. Saya Hanna" jawab Hanna dengan senyum yang sedikit takut.

"Kamu anggotanya Bu Vannya, kan?" tanya dr. Hendra memastikan lagi.

"Iya..iya pake nanya lagi" gumam kesal Hanna dalam hati.

"Iya benar, dok"

"Saya Hendra" dr. Hendra mengulurkan tangan untuk mengajak Hanna berjabat tangan.

Hanna pun menjabat tangan dr. Hendra.

"Aku gak yakin sih.. Tapi aku masih ingat betul wajahnya. Apa benar ini dia ya?" tanya dr. Hendra dalam hatinya.

dr. Hendra seperti sedang mengingat sesuatu atau sudah ingat sesuatu?

"Kamu butuh dokumen apa hari ini? Saya lagi sibuk soalnya" dr. Hendra dengan cepat merubah nada suaranya menjadi lebih cuek.

"wah..gak banget nih orang." gumam Hanna

"Saya gak minta dokumen dok. Mau nganterin berkas-berkas ini untuk dicek" jawab Hanna sambil meletakkan dengan tegas setumpuk tebal surat berobat pasien klinik kebun.

Ekspresi Hanna juga dibuat datar sedatar mungkin. Tanda ia mulai menantang dr. Hendra.

Melihat sikap Hanna itu, dr. Hendra terpancing emosinya.

"Oh yaudah letak aja. Tapi jangan desak-desak saya buat selesaiin ini dengan waktu singkat ya. Kerjaan saya gak ini aja" tantang balik dr. Hendra sembari duduk di kursinya.

"Wah. Kalo itu mah ya terserah dokter aja sih. Saya selaku penagihan ya bisa bilang apa kalo pemasukan jadi tertunda karena dr. Hendra kerjaannya gak ini aja, iya kan.." gumam Hanna dengan nada pelan tanpa menatap dr. Hendra

"Dasar anak finance. Yaudah. Kasih saya waktu 1 Minggu kelarin laporan tagihan obatnya. Jangan hubungi saya sebelum saya yang hubungi kamu duluan" ucap dr. Hendra dengan nada kesal.

"Oke, dok. Terima kasih banyak. Untuk nomor saya bisa diambil dari grup kantor ya. Terima kasih, mari dok.." jawab Hanna dengan nada mengejek dan langsung pergi meninggalkan dr. Hendra.

dr. Hendra merasa heran. Wanita itu sangat berani padanya. Bahkan dia merasa diledek oleh Hanna.

"Kayaknya gak dia deh.. Tapi aku ngerasa kalo itu dia.. Pasti ada tandanya.." gumam dr. Hendra.

Tanda apa yang dimaksud dr. Hendra?

Siapa yang dr. Hendra maksud dengan "dia" ?

1
kalea rizuky
ambil ver siapa yg mau ma Arga.. laki munafik aja ambil sana karungin/Sleep/ up banyak thor nanti q kasih hadiah dehh bunga atau kopi
kalea rizuky
Hendra ne munafik bgt jangan jodohin dia ma Hanna thor laki plin plan gengsi an dihh
kalea rizuky: poll ada laki mulut lemes amat banci tau
total 2 replies
Quinza Azalea
next
Quinza Azalea: siap😍
total 2 replies
kalea rizuky
siapa jodoh hana thor/Hunger/
deborah_mae: Siapa yaaah😗
total 1 replies
kalea rizuky
Arga ma Hendra beda orang kah
deborah_mae: Bedaaaa
total 1 replies
kalea rizuky
moga abis ne ketemu cogan ya han
deborah_mae: kabar baiknya udah ketemu cogan nih tapi bingung mau milih yg mana🤭
total 1 replies
Quinza Azalea
bagus
Quinza Azalea
lanjut thor
deborah_mae: otw 😍
total 1 replies
Olivier Mira Armstrong
Duh, seru euy! 🥳
deborah_mae: Terimakasih😍👍
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Gak sabar lanjutin.
deborah_mae: waah terimakasih sudah membaca😍 ditunggu bab selanjutnya yaa🤭👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!