(Season 1-2)
"Bagaimana rasanya jika seorang tuan muda yang dingin dan sombong menikahimu? Dan dia mencintaimu sejak usiamu masih 12 tahun"
Berkisah tentang pencarian cinta masa kecil seorang laki-laki yang memiliki segalanya,
harta, tahta dan kekuasaan berada dalam genggaman tangannya.
Laki-laki yang juga bersinggungan langsung dengan dunia hitam.
dengan seorang gadis biasa bernama Freya yang kehilangan segalanya diusia belia. Freya kehilangan kedua orang tua, perusahaan, bahkan harus diusir dari rumahnya sendiri dan tinggal di rumah pamannya yang seperti neraka.
Sampai suatu malam, karena kesalahan bodohnya melempar sebuah botol dan merusak mobil mewah seorang laki-laki.
Freya dipaksa masuk ke dalam mobil seorang lelaki yang menyebut dirinya Louis Wijaya.
“Paman. Kemana kau akan membawaku?” teriak Freya.
Apa yang akan terjadi pada Freya?
Bisakah Louis menaklukan hati wanita yang telah lama melupakannya?
Ikuti terus kisah mereka.
Memiliki alur maju - mundur, harap pembaca bersabar mengikuti cerita ini.
Update Senin - Sabtu.
Follow
IG : @roseelily16
Fb : RoseeLily
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu, Milikku
Di tengah rasa sakit yang dirasakan Louis, matanya menangkap sosok Freya.
Louis berlari, tidak peduli lagi dengan rasa sakit di tubuhnya. Ia segera melepaskan jas yang dikenakannya, lalu memakaikan ke tubuh Freya. Louis mengulurkan tangannya untuk menggendong Freya. Tertatih, tubuh Louis sudah sangat kelelahan tetapi ia tetap memaksa untuk menggendong Freya dalam pelukannya.
Gontai, satu persatu bangunan dilewati Louis, hatinya terasa sakit melihat telapak kaki Freya di penuhi luka.
Tubuh mungil yang ringan seperti kapas ini, bagaimana mungkin bisa berjalan sejauh itu? Batin Louis
Sesampainya di dalam rumah, Louis sudah di sambut oleh beberapa Dokter pribadi keluarga Wijaya. Mereka sudah dalam posisi siap untuk segera memberikan pertolongan pertama kepada Freya dan Louis.
“Selamat datang, Tuan Muda.” sapa team Dokter sopan sembari membungkukkan tubuh.
Louis diam seribu bahasa, berjalan gontai menaiki satu-persatu anak tangga. Sementara Lei dan team Dokter mengekor dari belakang mengikuti Louis. Sesampainya di depan pintu kamar, tangan Lei cekatan menekan handle pintu dan membuka lebar-lebar pintu kamar.
Louis membaringkan tubuh Freya di atas kasur, di kamar pribadinya. Team Dokter mulai sibuk mengeluarkan alat-alat dari kotak yang mereka bawa. Dari memasang infus, sampai membersihkan luka yang terdapat di tubuh Freya.
Tak lupa Louis pun mendapat beberapa perawatan karena ada beberapa luka di tubuhnya.
Dua hari kemudian
Freya membuka matanya perlahan, mengerjapkan mata dan menatap langit-langit kamar.
Aduuuuh..
Freya bergumam, ia merasakan sakit di telapak kakinya. Matanya kembali berkeliling, memperhatikan sekitar. Freya terkejut, ketika sepasang matanya melihat sosok laki-laki yang sedang terlelap dalam posisi duduk sembari memegangi tangannya.
Ahhh.. rupanya aku tertangkap, apa laki-laki ini benar-benar menginginkan jantung dan ginjalku? Pikirnya.
“Hmmmmm...” Freya bergumam, perlahan ia berusaha menggerakan jarinya.
Merasakan ada gerakan, Louis pun terbangun. Ketika Louis membuka matanya, kalimat yang pertama ke luar dari mulutnya bukanlah kalimat penuh cinta. Melainkan sebuah kalimat makian.
“Apa Kau Bodoh?!” Louis membentak Freya yang masih terbaring di atas tempat tidur.
“Ya, aku memang bodoh. Jika paman menyelenggarakan perlombaan orang yang paling bodoh, maka akulah juara satunya. Aku ini bodoh, Apa paman puas? Kenapa paman tidak membiarkan aku mati saja!” Freya berteriak diiringi isak tangis.
Haiiis.. Meski baru bangun dari pingsannya, anak ini bisa mengeluarkan suara yang begitu nyaring. Untung saja, gendang telingaku tidak pecah. Batin Louis
"Kenapa paman menyelamatkanku? Kenapa tidak membiarkan aku mati saja?" Freya terisak, air mata mulai turun mengalir di pipinya.
Grebbb.. seketika Louis memeluk Freya.
Aku tidak akan pernah membiarkanmu mati tanpa seijinku. Tidak akan pernah kehilangan dirimu lagi, Freya. Batin Louis
“Dasar bodoh” Louis berbisik lirih.
Kenapa dia selalu menegaskan kalau aku ini bodoh? Batin Freya
“Apakah tinggal di rumah ini seperti siksaan untukmu Freya? Kau bisa meminta apa pun yang kau mau dan kau butuhkan. Tidak peduli apa pun itu, selama kau tidak lari dariku. Aku akan memberikan apa pun untukmu." Louis menatap lekat wajah Freya, mengelus lembut pipinya.
“Kenapa aku harus tinggal di rumahmu paman? Aku bukan kerabatmu. Aku bahkan tidak mengenalmu” kata Freya polos.
Ini aku Freya, kau mengenalku. Batin Louis.
“Tapi kau berhutang padaku.” Louis tersenyum puas.
“Lalu mengapa paman menyelamatkanku? Kenapa tidak langsung ambil saja ginjal dan jantungku?!” Freya bersungut, ia memalingkan wajah dan memajukan bibirnya.
Melihat tingkah lucu Freya tentu membuat Louis tertawa terbahak-bahak. Bahkan tawanya menggema di tiap sudut kamar.
“Hahaha.. Aku tidak butuh organ tubuhmu. Apa kau pikir aku benar-benar akan mengambil ginjal dan jantungmu? Dasar bodoh." Louis memencet hidung Freya dan memainkannya.
"Lepaskan, aku bukan anak kecil." Freya mendorong pelan tangan Louis. Ia kembali melanjutkan kalimatnya.
“Lalu aku harus membayar hutangku dengan apa paman?”
“Bayar dengan hidupmu." Louis membelai lembut pipi Freya. Mengusap sisa air mata yang masih menempel di pipi Freya.
"Istirahatlah. Akan kubuatkan bubur untumu.” Louis bangkit dari tempat duduknya, berjalan keluar sampai punggungnya yang lebar itu menghilang di balik pintu.
*Sepuluh menit kemudian*
Ceklak.... Suara pintu dibuka.
Louis datang dengan membawa nampan makanan di tangannya.
“Makanlah, kamu sudah tertidur selama dua hari” Louis meletakkan mangkuk makanan di atas nakas. Tangannya bergerak meraih tubuh Freya, mengangkatnya dan menyandarkan perlahan di kepala ranjang. Ia kembali mengambil mangkuk berisi bubur dan menyodorkan kepada Freya.
“Apaaa? Aku tidur selama dua hari? Apa kau yakin paman? Mungkin maksudmu dua jam?” Freya terkejut mendengar dirinya sudah tertidur selama dua hari.
Louis menggelengkan kepala, memastikan jika dirinya tidak berbohong.
Freya, apa kau ini benar-benar seorang wanita? Bisa-bisanya kau tidur selama dua hari. Umpatnya dalam hati.
Tangannya bergerak menepak jidat.
“Ya, kau benar-benar kuat tidur. Aku heran, mengapa ada seorang gadis yang bisa tidur selama dua hari, kau bahkan mendengkur. Sebenarnya kau itu tidur atau mati suri?" Louis mengatakannya diiringi seringai licik yang terlihat jelas di wajahnya.
Jika bisa aku tidak ingin terbangun, mungkin mati suri lebih baik untukku daripada harus menghadapi kejamnya dunia ini. Batinn Freya bergejolak
Louis kembali menyodorkan mangkuk bubur itu. Freya menatap tajam mangkuk yang ada di depannya.
“Tidak ada racun di dalamnya.” Kalimat Louis mengangetkan.
Astaga dia bahkan tahu apa yang aku pikirkan. aku semakin takut padanya. Batin Freya
“Itu terlihat jelas dari raut wajahmu, dasar.” Louis tersenyum puas.
“Apa paman seorang Dokter?! Bagaimana paman bisa tahu hanya dengan melihat ekspresi wajahku? Wajahku memang selalu memiliki ekspresi seperti ini, paman!” Freya sedikit menaikan volume suaranya.
Louis diam, menatap tajam ke arah Freya.
Apa dia marah hanya karena aku meneriakinya? Batin Freya khawatir.
“Sudahlah, selesaikan makanmu. Dan segeralah Turun” Louis pergi meninggalkan Freya
Freya masih menatap mangkuk berisi bubur yang di pegangnya. Ia masih ragu untuk memakanya sampai sebuah suara keluar dari dalam perutnya.
Kruyuuuuk...!!
Dasar aku, apa aku tidak bisa menahan rasa laparku sedikit saja? Batin Freya.
Meski ragu, Freya mulai menyendok bubur itu dan memasukkan ke dalam mulutnya. Ia mengunyah perlahan.
Uwooooww.. enak, apa ini benar-benar bubur buatannya? Apa laki-laki menyebalkan sepertinya benar-benar bisa masak? Batin Freya.
Setelah selesai menghabiskan semangkuk bubur buatan Louis. Freya turun dari tempat tidurnya. melangkah keluar dan menurini satu-persatu anak tangga. Di bawah sudah ada Lei yang sedang menunggunya.
Lei tersenyum sopan sembari sedikit membungkukkan badannya.
“Selamat pagi, Nona? Perkenalkan saya Lei, asisten pribadi Tuan Muda Louis." Lei memeprkenalkan diri dengan sopan, sedikit membungkukkan tubuhnya.
“Pagi juga, Asisten Lei. Nama saya Freya Alvaro, cukup panggil Freya saja." Freya tersenyum sopan.
"Anda cukup memanggil saya, Lei. Bagaiamana dengan kondisi Anda pagi ini?" Tanya Lei.
"Kondisiku cukup baik, Lei. Terima kasih.” Jawab Freya, ia melempar seyuman ke arah Lei.
"Syukurlah, Nona." Kata Lei.
“Silakan Nona, mari ikuti saya. Tuan Muda, sudah menunggu Anda di ruang kerjanya.” Lei menggerakkan tangannya, memberi isyarat agar Freya mengikuti langkahnya.
“Lei, ketika aku kabur dari rumah. Siapa yang menolong dan menemukanku?" Tanya Freya.
“Tuan Muda yang menemukan anda, Tuan Muda sendiri yang mencari anda ke dalam hutan. Bahkan tuan muda mendapatkan beberapa luka di tangannya karena tergores ranting pohon, meski terluka dan tubuhnya lemah. Namun, Tuan Muda tetap menggendong tubuh Nona sampai ke dalam kamar.” Lei menjelaskan dengan antusias, berharap Freya bisa mengerti niat baik Louis.
"Kau yakin, Lei?" Tanya Freya meyakinkan.
Lei hanya mengangguk.
Apa dia sebaik itu? Pikir Freya
\=\=\=> Bersambung 💕💕
aku bc ulng di thn 2025/Sob/