Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.
Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.
Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.
Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.
Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Lima Belas
Seketika tubuh Anika kaku dan sulit untuk di gerakkan, meskipun dirinya sudah memastikan ini akan terjadi, tapi entah kenapa hatinya menolak keras dalam pertemuan yang membuat luka lama terbuka kembali.
Bayangan Aslan yang menolak kehadiran ketiga anaknya itu masih teringat dan tidak akan terhapus sampai kapanpun.
"Tidak .... Tolong jangan mendekat ....," gumam Anika sambil menggelengkan kepalanya.
Sementara Aslan, pria itu masih mematung, dan tidak berhenti menatap satu persatu wajah anak itu yang memang begitu mirip dengannya, bahkan tanpa tes DNA pun semua orang akan tahu kalau mereka bertiga benar-benar mirip dengannya.
"Marvin ... Nivea, ternyata kedatangan kalian berdua ada hubungannya dengan ketiga anak ini ... Dan wanita itu .....," Aslan pun tidak sanggup untuk melanjutkan perkataannya.
Saat ini keduanya masih benar-benar mematung tidak ada pergerakan sama sekali, bibirnya seakan terkunci rapat hanya air mata yang mewakili perasaannya meskipun tatapan mereka saling bertaut.
Sejenak ketiga anak kembar itu mulai penasaran dan bertanya kepada ibunya. "Bunda, kenapa semuanya mendadak diam ... Apa bunda kenal dengan Om itu?" tanya Arjun sambil menunjuk ke arah Aslan.
Hati Anika merasa tercubit mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut anak tengahnya itu, yang selalu penasaran mengenai sosok ayahnya.
"Sayang ... Sebaiknya kalian bertiga pulang dulu ya, Bunda sudah menyiapkan makanan untuk kalian," ucap Anika yang mengalihkan pertanyaannya.
"Tapi Bunda .....," protes si tengah yang belum lega jika tidak menemukan jawaban atas pertanyaannya itu.
"Shuuuut ... Kamu tidak boleh berpikiran yang aneh-aneh, ayo ajak Kakak dan Adikmu pulang, Bunda pasti nyusul kalian berdua," ucap Anika, kali ini ibunya itu terlihat sedikit tegas.
"Baiklah," sahut Arjun singkat namun jelas.
*******
Ketiga anaknya mulai pergi, sementara kedua orang dewasa ini masih mematung dan termenung meskipun wajah mereka saling berhadapan, Anika tidak mundur sedikit pun dia memang menantikan pertanyaan apa yang akan keluar dari mulut pria yang sudah merubah statusnya menjadi seorang Ibu itu.
Sementara tubuh Aslan masih membantu, otaknya benar-benar sulit untuk mencerna kejadian ini, akan tetapi dia tidak boleh diam keadaan sudah menuntutnya untuk berbicara dan bertanya.
"Anika ....," panggil Aslan dengan nada yang tercekat.
Sedangkan Anika hanya terdiam menatap wajah pria itu dengan tatapan nanar.
"Anika ... Mereka bertiga ....," ucapan Aslan menggantung seolah tidak sanggup dan tidak pantas bertanya, karena tanpa dia sadari dialah orang pertama yang menyuruh Anika menggugurkan kandungannya.
"Iya, mereka ... Benih yang tidak kau harapkan dulu. Mereka tumbuh dari tangan seorang gadis yang egois, yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa peduli ada wanita yang tersakiti, jika ketiga bayi itu mendapatkan identitas dari seorang ayahnya," ucap Anika dengan nada yang bergetar.
"Nik ... Stop jangan di teruskan aku tahu letak kesalahanku di mana," cegah Aslan.
"Kalau anda memang tahu letak kesalahannya, kenapa harus bertanya, mereka bertiga memang jelas milik anda, dan mereka bertiga hidup dan tumbuh dengan keegoisan anda sebagai seorang ayah yang tidak pernah mengakuinya sama sekali, aku bukan wanita penggoda, bahkan aku adalah gadis yang anda lecehkan pada waktu itu, di sini letak kesalahanku di mana, aku hanya seorang ibu yang memperjuangkan hak asuh anak-anakku!" teriak Anika yang kali ini benar-benar meluapkan kekesalannya.
Aslan hanya terdiam membisu, menatap sejenak wajah seorang gadis yang dipenuhi amarah kekesalannya itu.
"Anika ... Kau boleh memaki dan memukulku karena itu memang kesalahanku, pada waktu itu aku memang bingung Nik, aku adalah pria beristri yang harus terjebak malam panas dengan seorang gadis, bahkan aku tidak menyangka kalau kejadian itu akan menghasilkan tiga orang anak sekaligus, di sini aku benar-benar berdosa Anika ... Berdosa dengan istriku, berdosa padamu dan berdosa dengan mereka ...," ucap Aslan yang menggantung.
"Kau sungguh ayah yang tega dan jahat, sejak lahir mereka sudah di paksa untuk memeluk lukanya sendiri-sendiri, iya kalau mereka hanya satu saja, mereka itu bertiga, kau pernah berpikir dan bertanya bagaimana aku membesarkan mereka, memberi Asi kepada mereka, menidurkan mereka, membeli Pampers untuk mereka, kau tahu itu," jelas Anika
"Sejak lahir mereka memakai baju bekas dari tetangga, padahal dunia tahu bapaknya mereka orang yang berduit jangankan membeli baju atau pampers membeli desa ini saja Bapak mereka sanggup, tapi apa mereka kehilangan haknya. Itu semua gara-gara keegoisan anda!" teriak Anika dengan nada yang menggebu-gebu.
"Nika ... Aku tahu aku salah, aku ayah yang bejat dan aku juga ayah yang berdosa terhadap ketiga anakmu untuk itu tolong ijinkan aku untuk membasuh luka mereka," ucap Aslan memohon.
"Tidak ... Kau hadir di saat mereka sudah terbiasa hidup susah dan menerima hinaan dan cacian dari teman-teman sebayanya, kata-kata anak haram selalu menjadi nada andalan mereka untuk menghina anakku, kau pernah bertanya bagaimana sakitnya hatiku sebagai seorang ibu ketika anak-anakku diperlakukan tidak adil oleh mereka, tidak kan?"
Anika pun menolak, dia bukanlah wanita yang gampang di luluhkan dengan kata-kata maaf apalagi perjuangannya bersama si kembar yang cukup menguras tenaga dan pikiran serta luka.
Sementara Aslan benar-benar terluka mendengarkan semua pernyataan dari wanita di hadapannya itu, sungguh sebagai seorang pria dia tidak mempunyai ketegasan sama sekali, padahal dia bisa berbicara jujur terhadap istrinya pada waktu itu, akan tetapi karena ketakutan dihatinya membuatnya menjadi seorang yang pecundang bagi ketiga anaknya.
Sebagai seorang ayah dia benar-benar kehilangan perannya sama sekali.
"Anika ... Aku tahu maafku tidak akan pernah bisa menyembuhkan lukamu dan luka anak-anakku ... Tapi kau harus tahu aku tidak akan menyerah untuk memperbaiki semuanya, aku akan berjuang sampai kau dan ketiga anakku benar-benar luluh ...," tekad Aslan.
Sementara Anika hanya terdiam bahkan ia memilih untuk pergi meninggalkan pria itu, karena ia ingat anak-anaknya yang saat ini sudah pulang ke rumahnya.
******
Aslan mengejar langkah Anika yang ingin pulang menuju rumahnya, pria itu terus berjalan meskipun tatapan Anika begitu sinis terhadapnya, sebagai seorang pendosa ia sudah siap menerima resiko apapun termasuk ketiga anaknya yang akan membencinya di kemudian hari.
"Nik, tunggu jangan cepat-cepat," kejar Aslan dengan nada yang begitu ngos-ngosan.
Sedangkan Anika tidak bersuara gadis itu tetap melanjutkan langkahnya hingga berhenti di depan rumah sederhana yang membuat hati Aslan benar-benar tersayat.
"Astaga! Anika dan ketiga anakku tinggal di gubuk seperti ini," ucap Aslan dengan segala penyesalannya.
Anika pun mulai masuk lalu menutup pintunya, sebagai pertanda kalau pria yang diluar sana tidak boleh masuk ke dalamnya.
"Bruuuk ...," pintu di tutup dengan suara yang begitu kencang.
Aslan hanya menatap sekilas, pria itu mulai memahami perasaan Anika. "Kau pantas melakukan itu Nik," ucap Aslan pasrah.
Bersambung ....
ashlan meskipun itu bibi mu,,jika dia tidak bisa menerima Anak anak mu,,maka lempar saja ke kutub,,,kau dulu beraning menolak anak kandung mu,,,maka kau harus beraning menyingkirkan orang orang yg ingin menyakiti anak anak mu dan calon istri mu,,meski pun itu bibi mu sendiri atau siapa pun itu...
hehhh nenek sihir mikir donk kau lebih menjunjung anak angkat dan mendiang istri ashlan yg tidak memiliki keturunan keponakan mu ketimbang memilih yg kandung dan nyaris sempurna...Dunia terbalik memang😄😄😄😄
pantes Anika berat perasaannya, akan ada hambatan dari keluarga si Aslan.
semangat pagi thour,,,semangat up,ini lg nunggu sambil ngopi🤣🥰😘❤❤❤💪💪💪💪