NovelToon NovelToon
Jangan Pernah Bersama

Jangan Pernah Bersama

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romansa / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Clara Moestopo menikah dengan cinta pertamanya semasa SMA, Arman Ferdinand, dengan keyakinan bahwa kisah mereka akan berakhir bahagia. Namun, pernikahan itu justru dipenuhi duri mama mertua yang selalu merendahkannya, adik ipar yang licik, dan perselingkuhan Arman dengan teman SMA mereka dulu. Hingga suatu malam, pertengkaran hebat di dalam mobil berakhir tragis dalam kecelakaan yang merenggut nyawa keduanya. Tapi takdir berkata lain.Clara dan Arman terbangun kembali di masa SMA mereka, diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya… atau mengulang kesalahan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7.Bisa berubah.

Di lantai tiga rumah sakit, sebuah kamar VIP dengan aroma antiseptik kini menjadi tempat istirahat Nyonya Luna. Tubuhnya masih terbaring lemah di ranjang, selang infus menempel di tangannya, namun napasnya sudah jauh lebih teratur. Clara duduk di tepi ranjang, menggenggam lembut tangan ibunya yang hangat kembali.

“Syukurlah, Ma… mama sudah melewati masa kritis,” bisik Clara sambil menunduk, air matanya kembali menetes.

Nyonya Luna membuka mata perlahan, menatap putrinya dengan senyum samar. Suaranya parau, namun penuh kasih.

“Clara… sayang terima kasih,jika tidak ada kamu mungkin mama sudah tidak bersama kalian.”

Clara buru-buru menggeleng, menggenggam tangan itu lebih erat. “Tidak ma, Ma. mulai sekarang aku akan selalu bersamamu.”

Air mata kebahagiaan mengalir di sudut mata Luna. Ia mengangkat tangan lemah untuk mengusap pipi Clara. “Kau selalu jadi anak kesayangan Mama…tapi seharusnya kamu masih disekolah,kenapa kamu sudah pulang?.”

“Karena.. ”Clara mulai kebingungan menjawab pertanyaan mamanya, “.. karena tadi perasaan Clara tidak enak, tiba-tiba saja Clara kepikiran dengan mama di rumah. ”jawab Clara sambil tersenyum tipis.

Dari sisi lain ruangan, Lukman berdiri diam dengan tangan bersedekap. Wajahnya tetap dingin meski ada kilatan lega di matanya. “Yang penting kau sudah selamat, Luna. Fokuslah untuk sembuh.” Ucapannya terdengar datar, tapi bagi Clara, masih lebih baik daripada ketidakpedulian.

Namun ketenangan itu tidak berlangsung lama. Pintu kamar diketuk, lalu terbuka. Masuklah seorang wanita dengan gaun elegan berwarna krem, rambutnya tersanggul rapi, bibirnya tersenyum lembut namun tatapan matanya menusuk.

“Luna… aku langsung datang begitu mendengar kabar dari Lukman. Syukurlah kau selamat,” suara itu terdengar manis, tapi membuat Clara langsung merinding.

Clara menoleh cepat.Rosi pelakor, apa ayah mulai menjalin hubungan dengan janda genit ini?.

Wanita itu melangkah masuk dengan percaya diri, membawa setangkai bunga lily putih di tangannya. Di belakangnya, seorang gadis muda berpenampilan modis ikut masuk yaitu Desi.

“Maaf kalau kami lancang masuk, Lukman.” Rosi tersenyum hangat ke arah pria itu, lalu tatapannya beralih ke ranjang. “Aku hanya ingin memastikan sahabat baik ku ini baik-baik saja.”

Clara menggertakkan giginya. Hatinya langsung panas. Kenapa mereka harus muncul sekarang?

Lukman hanya mengangguk singkat dan dingin. “Baiklah. Tapi jangan lama-lama, Luna perlu istirahat.”

Clara berdiri, posisinya seakan hendak melindungi ibunya. “Kami tidak butuh kalian di sini,” ucapnya dingin, suaranya bergetar menahan amarah.

Desi melirik Clara dengan senyum sinis. “Kak Clara…tambah cantik saja, sudah berapa lama kita tidak bertemu?.bagaimana kabar kakak?.”

“Baik.”jawabnya singkat dan sinis.

Rosi mendekat, meletakkan bunga di meja samping ranjang. Ia menatap Luna, lalu Clara, dengan ekspresi yang sulit ditebak. “Aku khawatir sekali dengan mu, setelah mendapatkan telepon dari Lukman.”

“Oh.. ternyata hubungan ayahku dan tante cukup dekat ya? memangnya siapa sahabat tante itu? mama atau ayah?. ”pertanyaan Clara membuat suasana ruangan menjadi dingin dan canggung.

“Ha.., Clara ini suka sekali bercanda. tentu saja aku dan mamamu”

“Tapi sepertinya, tante sedikit-dikit telepon ayah. orang bisa salah paham jika tahu hal ini te, mereka mengira tante berusaha mendekati suami sahabatnya sendiri. ”

Wajah Rosi dan Desi berubah menjadi tegang, keheningan itu membuat Lukman tidak menyukai tuduhan putrinya.

“Hentikan Clara, apa kami pernah mendidikmu menjadi gadis tidak sopan seperti itu. ”

“Tidak,kalian selalu mendidikku dengan baik. tapi apa salahnya jika aku mengatakan apa yang aku lihat dan rasakan sekarang?. ”

Luna melihat ketegangan antara Lukman dan Clara tidak seperti biasanya, perubahan sikap Clara terasa oleh Luna.

Sejak kapan Clara menjadi tegas dan berani debat dengan ayahnya, pikir Luna.

“Sudahlah hentikan!, tidak enak dilihat oleh Rosi dan Desi. mereka kemari untuk menjenguk mama, tapi melihat kalian berdua ribut seperti ini. Ayah.. Clara.. cukup!. ”

Lukman lalu berjalan mendekati Luna, dan memegang tangan istrinya itu dengan lembut.

“Kamu tidak boleh meragukan perasaan ayah pada mama mu, aku dan Rosi tidak memiliki hubungan yang istimewa. dia teman mamamu itu berarti juga teman ayah, jadi buang pikiran mu itu!. ”

Ucapan tegas Lukman membuat perasaan Luna menjadi tenang, mereka berdua menunjukkan tatapan cinta yang dalam untuk pertama kali didepan Clara.

Tapi dalam hati Clara, banyak pertanyaan.

Lalu jika cinta mereka nyata, tapi mengapa ayah menikah lagi setelah mama meninggal. ini pasti ulah janda genit itu, aku sudah disini maka hal yang bisa mendekatkan kalian. tidak akan aku biarkan terjadi lagi.

Rosi dan Desi yang merasa mulai tidak nyaman dengan kedekatan Lukman dan Luna, mereka berdua meminta izin untuk pergi dari kamar Luna.

Clara menatap lega. “Akhirnya dua iblis itu pergi juga! ”bisiknya.

Tanpa Clara sadari, ia Luna mendengarkan ucapan pelan Clara.

“Siapa nak?. ”

“Ha.., tidak ada ma.., Clara mau keluar sebentar. ayah dan mama tidak membutuhkan sesuatu di minimarket lantai bawah?. ”jawabnya yang gugup.

“Belikan makanan ringan untuk ayah dan buah segar untuk mamamu. ”

“Boleh!, tapi.. mana uangnya?. ”ucap Clara sambil mengulurkan tangan kearah Lukman.

Mereka berdua tersenyum, dan mengeluarkan kartu kredit platinum ke tangan putrinya.

“Sana pergi!. ”

Clara senang mendapatkan kartu kredit ayahnya, sambil tersenyum dan bersenandung keluar dari kamar Luna.

Clara melangkah ringan sambil bersenandung kecil, kartu kredit platinum ayahnya tergenggam erat. Ia menekan tombol lift menuju lantai bawah. Ketika pintu terbuka, ia masuk begitu saja tanpa memperhatikan siapa yang ada di dalam.

Seorang pria tinggi dengan kemeja hitam berdiri di pojok lift, tangan satu di saku, wajahnya muram seakan awan gelap menggantung di atas kepalanya. Clara sempat melirik sekilas, lalu kembali menunduk sambil memainkan kartu kreditnya.

Lift mulai bergerak turun. Hening. Hanya suara mesin lift yang terdengar.

Tiba-tiba, pria itu Finn merogoh sakunya, mengeluarkan sebungkus rokok, dan hendak menyalakan dengan korek peraknya.

Clara langsung menoleh cepat, matanya melebar. “Hei!!” serunya. “Kamu gila ya? Ini lift rumah sakit, bukan warung kopi! Mau bikin orang di dalam kehabisan oksigen?!?”

Finn menghentikan gerakannya, menoleh malas. Tatapannya tajam namun lesu, seolah tak peduli. “Santai aja, cuma satu batang. Nggak bakal bikin kamu mati.”

Clara mendengus keras, melangkah maju dan meraih rokok dari tangannya dengan cepat. “Dasar nggak punya otak! Ada tulisan dilarang merokok di mana-mana, apa kamu tidak bisa baca?” Ia menunjuk papan kecil di dinding lift.

Finn terkekeh pelan, nada suaranya dingin. “Galak banget, kayak nenek-nenek cerewet.”

“Kalau aku nenek-nenek, kamu bocah nakal nggak tahu aturan!” Clara menatapnya tajam, wajahnya serius. “Ini rumah sakit, ada pasien yang butuh udara bersih, ngerti? Kalau mau merokok sana keluar, jangan di sini!”

Finn memandanginya, sedikit terkejut. Jarang sekali ada gadis berani membentaknya begitu. Semua orang biasanya memilih diam atau menjauh darinya.

Ia menghela napas, memasukkan kembali rokok dan koreknya ke saku. “Baiklah, nek!,aku masukan. Puas?” katanya malas sambil menyandarkan kepala ke dinding lift.

Clara mendengus, melipat tangannya di dada. “Puas cu!,jangan diulangi lagi ya!.”

Lift berbunyi ting! lalu pintu terbuka di lantai bawah. Clara langsung melangkah keluar dengan langkah cepat, tanpa menoleh lagi.

Finn menatap punggungnya, bibirnya sedikit terangkat membentuk senyum tipis yang samar,walau wajahnya tetap muram. Ternyata dia bisa segalak itu… batinnya.

Clara, di sisi lain, sama sekali tidak sadar bahwa pria yang baru saja ia marahi adalah Finn morgan tunangan yang tidak pernah ia lihat wajahnya di masa lalu, sekaligus senior sekolah yang punya reputasi buruk.

Dan lebih ironisnya lagi, dialah orang yang beberapa hari lalu menolongnya pulang tepat waktu… tanpa Clara sadari.

1
Putri Ana
thorrr lanjuttttt dong.🤭
Putri Ana
lanjutttt thorrr 😭😭😭😭😭😭😭
penasaran bangetttttttt🤭
Putri Ana
bagussss bangettttt
Putri Ana
lanjutttttttttytttttttttt thorrrrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!