Bagi Zain, Zara adalah tambang emasnya namun bagi Zara, Zain adalah malaikat pelindungnya. Hubungan mereka yang saling menguntungkan namun tersimpan banyak misteri berupa kebohongan dan pengkhianatan.
Permainan Zain akhirnya berakhir setelah Zara mengetahui bahwa pria yang mencintainya selama ini ternyata hanya seorang penipu yang mengincar hartanya saja namun tidak dengan Zain yang harus berjuang keras untuk meyakinkan Zara kalau dirinya telah berubah dan mencintai Zara dengan tulus.
"Apakah Zara akan menerima begitu saja ketulusan cinta Zain padanya? rahasia apakah yang membuat Zara menggugat cerai Zain? ikuti kisah cinta mereka berdua...!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Sekeping Kenangan
Tuan Aryo menatap tajam wajah Zara yang tetap terlihat tenang. Tapi ada satu bagian wajah Zara yang diperhatikan olehnya yang sangat mirip dengan seseorang yang ingin sekali ia lupakan.
"Jelaskan apa yang masak ini nona?" tanya tuan Aryo.
"Itu adalah puding yang dikombinasikan dengan bahan lainnya yang terasa renyah didalam karena ada gigitan biskuit nya yang langsung meleleh karena lapisan coklat di dalamnya. Itulah bagian dari analogi wanita yang terlihat lembut namun cukup kuat untuk menahan cobaan dari luar dan coklat adalah cinta tulusnya yang menutupi semua kepahitan itu sebagai bagian dari imannya," jelas Zara seperti halnya bundanya menjelaskan filosofi kue yang pernah mereka buat bersama.
Mendengar penjelasan Zara, air mata tuan Aryo jatuh tanpa sadar. Itu adalah kata-kata terakhirnya Sarah wanita yang sangat ia cintai harus berpisah dengannya karena derajat mereka yang berbeda. Tuan Aryo adalah keturunan ningrat sementara Sarah yang merupakan ibu kandungnya Zara adalah orang biasa walaupun berasal dari putri konglomerat.
"Sarah. Apakah dia adalah putrinya Sarah," batin tuan Aryo lalu melanjutkan lagi menyicipi makanan penutup nya sambil menahan tangisnya. Rindunya pada Sarah setelah sekian lama mereka berpisah. Sejak mengetahui Sarah menikah dengan pria asing, tuan Aryo memutuskan untuk tidak lagi memantau Sarah.
"Apakah masih ada masalah tuan?" tanya chef Juno pada tuan Aryo.
"Terimakasih nona untuk makanan penutup nya. Setelah 25 tahun waktu berlalu, akhirnya aku menikmati lagi makanan ini. Hanya satu wanita yang pernah membuatkan makanan ini untukku. Akhirnya kenangan cinta kami kembali terulang setelah menikmati... -" tuan Aryo menahan tangisnya membuat tamu yang lain bisa merasakan kerinduan tuan Aryo pada cinta pertamanya.
"Bunda, akhirnya aku bertemu dengan cinta pertamanya bunda. Begitu dalam kah cinta kalian sehingga tuan itu mengenang mu melalui kuenya bunda yang aku buat lagi untuknya," batin Zara.
Zain tersenyum bangga menatap wajah cantik istrinya. Jika tidak ada orang ditempat itu, ingin rasanya ia memeluk istrinya.
"Tuan, apakah kami boleh kembali ke dapur?" tanya chef Juno yang ingin rehat setelah melewati semua proses memasak untuk hidangan tamu mereka malam ini.
"Nona Zara, apakah aku bisa bicara denganmu sebentar setelah makan malam ini?" pinta tuan Aryo.
"Dengan senang hati tuan," Zara sudah menduga apa yang akan dibahas oleh pria yang ada di hadapannya ini. Zain mengedipkan sebelah matanya kepada Zara yang langsung menarik nafasnya dalam.
"Ih dasar suami mesum," umpat Zara tersenyum samar melirik suaminya sebentar sebelum meninggalkan ruang restoran tersebut.
"Awas kamu baby, aku tidak akan melepaskanmu setelah pertemuan ini berakhir," sumpah Zain begitu gemas dengan tingkah istrinya kecilnya itu. Namun hatinya tidak tenang dengan sikap chef Juno pada istrinya yang terlihat berbeda pada Zara.
"Apakah dia menyukai istriku? Akan ku potong tangannya kalau berani menyentuh milikku lagi," batin Zain termenung sesat sebelum ditegur oleh tuan Aryo.
"Apakah kamu kenal dengan gadis cantik itu?" tanya tuan Aryo yang sejak tadi memperhatikan arah tatapan Zain pada Zara.
Zain terlihat gugup dengan bingung untuk menjawabnya." Ah, tidak tuan...! Saya hanya kagum saja pada chef kecil itu," Zain berusaha tenang walaupun jantungnya hampir mau copot.
"Dia mengingatkan aku pada seseorang," tuan Aryo mulai mengisahkan kisah cintanya dengan Sarah.
Zain terlihat menyimak setiap uraian kisah masa lalu tuan Aryo. Namun hatinya mulai bertanya-tanya apakah tuan Aryo dan ibu mertuanya pernah memiliki ikatan cinta sebelum keduanya memiliki pasangan masing-masing.
"Maaf tuan, apakah tuan mengenal nyonya Sarah?" tembak Zain dan tuan Aryo langsung melotot.
"Bagaimana kamu bisa menebak siapa mantan kekasihku?" tanya tuan Aryo yang mulai curiga pada Zain.
"Aaahh itu aku adalah CEO di perusahaannya sekalipun aku memiliki perusahaan sendiri. Sejak beliau meninggal dua tahun lalu, aku lah yang telah menggantikan posisi almarhumah," tutur Zain yang lupa kalau dia juga suami dari Zara.
"Meninggal...?" tuan Aryo terlihat terkejut dan sangat syok karena ia tidak tahu kabar kematian mantan kekasihnya itu.
"Iya tuan. Beliau meninggal karena kecelakaan lalulintas. Ia hanya bertahan beberapa jam." Zain mengamati wajah tuan Aryo yang sangat sendu.
"Sarah sayang," batin tuan Aryo. Ia merasa kalau asisten pribadinya dan keluarganya menutupi berita kematian mantan kekasihnya itu. Sementara di dapur sana, chef Juno berbicara berdua dengan Zara.
"Apakah kamu masih punya banyak resep rahasia keluargamu yang memiliki filosofi sendiri tentang setiap makanan buatanmu?" tanya Juno.
Zara mengangguk sambil tersenyum malu. Juno memperhatikan wajah Zara yang terlihat sangat cantik ditengah kelelahan asistennya itu.
"Apakah kamu mau bekerja di sini setelah lulus nanti Zara? Aku bisa merekomendasikan mu pada manajer hotel ini," pinta Juno.
"Maaf chef, sepertinya aku tidak bisa karena aku ingin melanjutkan kuliah ku," ucap Zara menolak secara halus permintaan Juno.
"Tidak apa kamu bisa kuliah dan sambil bekerja di sini," saran Juno yang tidak tahu siapa sebenarnya Zara.
"Maaf chef, aku kuliahnya di luar negeri. Aku ingin mengambil manejemen bisnis," ucap Zara lagi.
"Di luar negeri? Apakah kamu mendapatkan beasiswa penuh untuk kuliah di luar negri?" tanya Juno.
"Maaf chef, keluargaku cukup mampu untuk membiayai pendidikanku mungkin sampai aku mendapatkan gelar doktor," jelas Zara.
"Oh begitu. Kalau begitu apakah aku boleh bertandang ke rumahmu untuk berkenalan dengan keluargamu," pinta Juno.
"Aku tidak punya keluarga. Kedua orangtuaku sudah meninggal chef. Aku tinggal dengan....-" Zara tidak bisa melanjutkan ucapannya saat mendengar panggilan telepon dari suaminya.
"Maaf chef apakah aku bisa pulang duluan?" tanya Zara. Ia tidak ingin membuat suaminya menunggu lama.
"Baiklah. Besok bisa datang lebih pagi? Kita harus menyiapkan menu spesial berikutnya untuk tamu kita. Besok kamu boleh memasak makanan utama untuk tamu kita. Oh iya aku ingin menyicipi makanan penutup buatanmu. Aku penasaran dengan rasanya," pinta Juno dan Zara segera mengambilnya dan menyiapkan untuk Juno yang langsung menyendok ke mulutnya.
Zara segera keluar dari dapur menuju taman hotel di mana suaminya sedang menunggunya. Begitu tiba di taman, Zain langsung memeluk tubuh istrinya itu dan tuan Aryo yang sedang membuka jendela tampak terkejut melihat sepasang suami istri itu.
"Lho, katanya tidak kenal. Kenapa mereka bisa pelukan?" geram tuan Aryo.
Sementara itu Juno yang melintas di taman itu juga ikut terkejut melihat Zain memagut bibir istrinya.
"Zara....? Bukankah itu salah satu tamu hotel ini? Ya ampun jadi gadis itu tidak selugu yang saya kira," gumam Juno terlihat cemburu.
Ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan hotel itu. Zara yang kehilangan oksigennya mendorong tubuh suaminya.
"Honey. Cukup...! Kenapa harus mencium ku di sini?" kesal Zara.
"Aku kangen banget sama kamu baby," Zain merasa bersalah dan juga sangat merindukan istrinya.
aq pembaca setia author
duh zara seharusnya berfikir jernih kl zain g suka n g sayang sama kamu. nggak mgkin dya mau berusaha mengobati operasi kamu
penasaran dg kehidupan zara selanjutnya