NovelToon NovelToon
JODOH WASIAT DEMANG

JODOH WASIAT DEMANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:671
Nilai: 5
Nama Author: DUOELFA

"Genduk Mara, putu nayune Simbah Demang. Tak perlulah engkau mengetahui jati diriku yang sebenarnya. Aku ingin anak turunku kelak tidak terlalu membanggakan para leluhurnya hingga ia lupa untuk selalu berusaha membangun kehidupannya sendiri. Tak ada yang perlu dibanggakan dari simbah Demangmu yang hanya seorang putra dari perempuan biasa yang secara kebetulan menjadi selir di kerajaan Majapahit. Kuharapkan di masa sekarang ini, engkau menjadi pribadi yang kuat karena engkau mengemban amanah dariku yaitu menerima perjodohan dari trah selir kerajaan Ngayogyakarta. Inilah mimpi untukmu, agar engkau mengetahui semua seluk beluk perjodohan ini dengan terperinci agar tidak terjadi kesalahpahaman. Satu hal yang harus kamu tahu Genduk Mara, putuku. Simbah Demang sudah berusaha menolak perjodohan karena trah mereka lebih unggul. Tapi ternyata ini berakibat fatal bagi seluruh keturunanku kelak. Maafkanlah mbah Demang ya Nduk," ucap Mbah Demang padaku seraya mengatupkan kedua tangannya padaku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DUOELFA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Raden Soemitro berjalan tergesa menuju rumah karena utusan Putra Selir I akan segera berangkat ke Japan malam ini. Ia segera ke kamar dan mengambil uang dalam kotak penyimpanan miliknya. Ia mengambil lima puluh uang gobog, uang Majapahit yang masih berlaku pada masa kolonial kala itu sebagai uang lelah utusan Putra Selir I yang telah berkenan mengantarnya hingga ke bumi Kadiri. 

Terlihat dua utusan itu telah bersiap di halaman. Di Kuda  telah siap dengan makanan ringan yang telah dimasak oleh Paijo tadi malam sebelum keliling kampung.

"Maaf saya hanya memberi uang tak seberapa pada kisanak berdua. Hanya sekedar uang lelah. Bila lelah saat diperjalanan, jangan terlalu memaksakan untuk tetap berkendara. Saya mohon kalian berhentilah sekedar untuk makan dan minum serta tak lupa istirahat sejenak agar tubuh kembali bugar. Semoga perjalanan panjenengan berdua lancar dan selamat hingga sampai di Japan. Salam takzim saya buat kanda Putra Selir I. Bila kalian berdua ada waktu senggang, silakan kalian mampir ke gubuk saya kisanak. Pintu rumah kami selalu terbuka untuk semua anggota kerajaan Majapahit," ucap Raden Soemitro pada mereka berdua sembari memberikan uang pada mereka.

"Matur nuwun. Inggih Raden Soemitro. Salam panjenengan nanti saya sampaikan pada Putra Selir I. Kula berangkat njeh raden Soemitro dan ibu Selir ke dua puluh enam," ucap mereka berdua bersamaan.

"Inggih. Hati-hati kisanak," ucap Raden Soemitro dan mbah Ibu secara bersamaan. 

Suara derap langkah kuda begitu menderu seakan memecah sepinya malam. Raden Soemitro melihat utusan Putra Selir I mulai dari halaman hingga hilang di tikungan jalan. 

"Kamu kemana saja tho Lee? Ibu nungguin kamu dari tadi," tanya mbah ibu pada putranya. 

"Anu, bu. Tadi ada percobaan perkosaan di dusun sebelah. Dalem mencoba menyelamatkan gadis itu. Ternyata ia hanya sendirian di rumah. Jadi, dalem ingin berjaga di rumahnya malam ini agar ia merasa tenang. Berhubung utusan Putra Selir I mau kembali pulang ke Japan, dalem pulang dulu ke rumah. Saya minta tolong Paijo untuk berjaga di rumah gadis itu," jelas Raden Soemitro pada mbah Ibu agar merasa tenang.

"Mengapa gadis itu tidak di bawa pulang saja daripada disana sendirian. Takutnya pelaku akan mendatanginya lagi. Gek kepiye kui mengko bocah kui? Lek gadis itu mau di rumah ini, lumayan buat teman mbah Ibu dirumah," ucap mbah Ibu. 

"Membawa seorang gadis ke rumah juga nggak semudah itu mbah Ibu. Semua ada tata cara dan pelaksanaannya," elak Soemitro.

"Maaf nanti mbah Ibu tidur biar ditemani Paijo rumiyen ya. Aku akan menunggu depan rumah gadis itu. Takut pelakunya datang lagi kesana ," pinta raden Soemitro pada ibunya.

"Iya lee. Kasihan gadis itu. Ini ada jagung rebus. Dibawa semua saja. Takutnya gadis itu juga belum makan. Jangan lupa bawa air minum biar kamu nggak kehausan," tawar mbah Ibu. 

"Inggih bu. Dalem bawa jagung dan air sekarang," jawab Raden Soemitro.

"Ini jagungnya. Segera ke sana, dan pinta Paijo segera pulang ya," pinta mbah Ibu. 

"Inggih bu."

Bergegas Raden Soemitro datang ke rumah gadis itu. Sesampainya disana, terlihat Paijo tengah duduk dengan kepala bolak balik tertunduk karena mengantuk. Tak lupa disertai bunyi nyaring ngorok yang menggema dalam kesunyian malam. 

"Raden lama sekali. Aku sudah sangat mengantuk," sungut Paijo. 

"Maaf lama. Tadi masih menunggu utusan Putra Selir I pulang ke Japan. Pulang sana segera. Mbah ibu menunggumu," jelas Raden Soemitro.

Paijo bergegas pulang karena mengantuk. Kini tinggal Raden Soemitro di teras rumah gadis itu sendirian. 

Malam sudah cukup larut. Raden Soemitro membawa jagung rebus lima buah dan sebotol air ditangan. Ingin rasanya ia mengetuk pintu kaca kupu tarung di ruang tamu untuk menawarkan jagung rebus pada gadis itu, tapi ia merasa sungkan. Takut menganggu tidur malam gadis itu.

Dibalik pintu, sebenarnya gadis itu belum tidur. Ia bingung dengan esok hari karena ia telah didaftarkan acara buka selambu oleh keluarga almarhum ayah dan ibunya. Keluarga ayah dan ibu yang seharusnya melindungi sesudah kepergian orang tua gadis itu, mereka malah semakin menjadi. Semua harta telah habis dibagi dua. Yang tertinggal hanya rumah peninggalan ini yang masih belum laku dijual serta tubuh gadis itu.

Ingin rasanya gadis yang memiliki nama soelastri itu meminta bantuan pada raden Soemitro untuk menggagalkan acara buka selambu milik Lastri. Tapi menggagalkan acara itu membutuhkan uang yang tak sedikit. Lima ratus keping uang gobog atau setara dengan lima ratus gram emas. Serta Lastri merasa sungkan. Bukankah Raden Soemitro memiliki hak penuh pada tubuh dan hidupnya karena ia telah menyelamatkannya dari perkosaan? Hatinya begitu gelisah hingga tangan tak sengaja menyenggol ublik dan minyak tanah tumpah di meja. Api membakar sebagian meja penyangga yang terkena minyak tanah. Melihat api berkobar dari dalam rumah, Raden Soemitro bergegas ke dalam menemui Lastri. 

"Kamu tak apa?" Ucap raden Soemitro sambil memadamkan kobaran api di meja.

Gadis itu menggelengkan kepala. Tapi raden Soemitro menatap sekilas pada area tangan gadis itu terlihat memerah karena terkena api. 

"Tanganmu merah? Itu pasti rasanya sangat sakit dan perih sekali. Dimana kamar mandinya? Tanganmu harus harus segera diseka dengan air hangat," ucap raden dengan penuh kegelisahan.

"Raden, saya tadi belum sempat untuk ngangsu. Air di tandan telah kosong. Kayu bakar juga sudah habis karena saya belum sempat mencari kayu bakar di hutan," jelas gadis itu dengan nada lantang, tapi tersirat kepasrahan di sana.

Raden Soemitro terlihat berjalan ke depan. Kain jarik bagian bawah yang dipakainya dirobek dan dibasahi dengan air yang dibawanya dari rumah. Ia membawa kain basah itu kembali ke dalam rumah. Ia mengambil tangan kiri gadis itu yang terlihat begitu memerah dan membalut tangan itu dengan kain jarik basah miliknya agar tangan itu tidak terasa panas.

Gadis itu menatap Raden Soemitro yang berada di dekatnya dengan begitu lekat. Lelaki itu tengah membalut tangan gadis yang kemerahan karena terkena tumpahan minyak tanah hingga terkena sulutan api. Raden melakukan perban dengan begitu pelan, halus dan cermat hingga kain jarik berhasil membalut seluruh telapak tangan gadis itu dengan sempurna.

Gadis itu tetap menatap raden Soemitro dengan tatapan yang yang begitu lekat. Lelaki dengan balutan pakaian sederhana, namun tetap tidak bisa menutupi aura kewibawaan khas putra seorang raja. Sangat penuh tanggungjawab dan penuh kehangatan yang mengayomi semua orang disekelilingnya. Raden Soemitro telah selesai melakukan perban tak sengaja menatap gadis itu. Mereka saling beradu pandang cukup lama hingga gadis itu sadar dan menundukkan wajahnya dengan dalam untuk mengurai semburat merah yang mulai memenuhi wajahnya. 

"Raden, ini kain jarik panjenengan buat untuk membalut tangan saya? Jarik panjenengan jadi robek bagian ujungnya," ucap gadis itu merasa tak enak hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!