JODOH WASIAT DEMANG

JODOH WASIAT DEMANG

BAB 1

Selamat membaca tulisan sederhana saya yang berjudul Jodoh wasiat Ki Demang

Jangan lupa follow, subscribe, komen dan vote ya

dikasih give juga boleh kok

Makasih

Happy Reading para pembaca setia

***

Sudah tujuh hari ini, Mas Arga pergi dari rumah tanpa pamit atau disini biasa disebut Purik. Mara yang hanya sendirian di rumah sangat kelimpungan mengurusi ketiga buah hatinya

"Aku sudah nggak kuat dengan keadaan ini Tuhan Bapak sudah tiada. Kini orang tua telah tiada. Mas kandung mulai terlihat sisi aslinya. Sikapnya padaku seakan aku ini adalah orang lain. Bukan saudara perempuannya. Saat ini mas Arga, suamiku, yang harusnya menjadi pelindung keluarga malah pergi dari rumah dan sekarang dia entah dimana, meninggalkanku bersama tiga orang anak yang masih membutuhkan sosok ayah. Apa lebih baik aku melepaskan pernikahan ini ya Tuhan. Aku lelah," batin Mara dalam hati seraya melihat jalan dari dari isi jendela di kamar depan dengan tatapan kosong. 

Tapi Mara masih teringat nasihat itu almarhumah Emaknya sebelum meninggal lima tahun yang lalu. 

"Nduk kalau bisa menikah itu hanya sekali untuk seumur hidup. Kalau bisa, diusahakan jangan sampai bercerai karena kamu tahu cerai itu sifat yang bisa menurun. Bila orang tuanya bercerai kelak anaknya juga akan ada yang bercerai. Itu nasihat orang dulu. Terserah itu akan kamu pakai atau tidak. Tapi orang dulu menamai itu ilmu Titen. Tetaplah bersabar dalam rumah tangga. Yang penting suamimu baik, menafkahi, tidak ringan tangan, tidak main perempuan, itu sudah lebih dari cukup. Dia juga menunggumu cukup lama. Tujuh tahun itu bukan waktu yang sebentar hanya untuk menunggu perempuan biasa sepertimu. Seharusnya Arga bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dari kamu. Toh ia juga keturunan priyayi. Penduduk sini siapa yang tidak kenal dengan Kakeknya Arga," jelas Emak dengan lembut. 

"Aku tahu Mak siapa mas Arga dan siapa keluarganya makanya aku rela pergi jauh agar  bisa lupa dan dia mendapat pasangan yang lain. Tapi apa? Dia malah mencariku entah gimana caranya. Karena mungkin sudah jodoh. Sejauh apa pun kita pergi. Sejauh apapun kita menghindar. Sejauh apapun kita tidak menginginkan kita akan tetap bersama. Bukankah kita tinggal menjalani garis nasib yang diberikan oleh Tuhan? Bukankah seperti itu Mak?" Jawab mara pada sang Emak. 

"Tetaplah menjadi wanita shalihah. Aamiin,"kata Emak. 

Mara tak terasa meneteskan air mata di pipi saat ia teringat almarhumah Emaknya.Ia kerapkali teringat padanya, terutama saat seperti ini. Saat ia mendapatkan banyak masalah. Meskipun mengingat Emak sekejap saja, membuat hati Mara sedikit tenang. 

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, tanda sudah waktunya anak-anak melakukan persiapan tidur malam

"Mbak Cantik, tolong adiknya diantar dan ditemani dikamar mandi ya. Ibu menyiapkan tempat tidurnya," ucap Mara pada Putri sulungnya, Anisa. 

"Iya Bu."

"Terima kasih."

Tak lama kemudian mereka sudah tidur di kamar mereka masing-masing. Mara masih mau bersama kedua anaknya yang masih kecil-kecil hingga mereka terlalu terlelap. Mara berusaha menghalau perasaan gelisah dalam hati dengan menarik nafas panjang dan menghembuskannya kembali dengan pelan hingga tak terasa ia telah tidur dan terbawa ke alam mimpi. 

Mara bermimpi seolah waktu kembali ke Tahun 1700 an

Ki Demang. Itulah masyarakat dan khalayak umum memanggil namanya. Panggilan yang menyebutkan jabatan seseorang. Dalam mimpiku, Ki Demang tak menyebutkan siapa nama lengkapnya. Ia hanya berbisik lirih padaku, cucunya yang saat ini tengah memimpikannya.

"Genduk Mara, putu nayune Simbah Demang. Tak perlulah engkau mengetahui jati diriku yang sebenarnya. Aku ingin anak turunku kelak tidak terlalu membanggakan para leluhurnya hingga ia lupa untuk selalu berusaha membangun kehidupannya sendiri. Tak ada yang perlu dibanggakan dari simbah Demangmu yang hanya seorang putra dari perempuan biasa yang secara kebetulan menjadi selir di kerajaan Majapahit. Kuharapkan di masa sekarang ini, engkau menjadi pribadi yang kuat karena engkau mengemban amanah dariku yaitu menerima perjodohan dari trah keturunan selir kerajaan Mataram Ngayogyakarta. Inilah mimpi untukmu, agar engkau mengetahui semua seluk beluk perjodohan ini dengan terperinci agar tidak terjadi kesalahpahaman. Satu hal yang harus kamu tahu Genduk Mara, putuku. Simbah Demang sudah berusaha menolak perjodohan ini yang berakibat fatal bagi seluruh keturunanku kelak," ucap Mbah Demang padaku.

Mbah Demang (karena belum menjadi demang, beliau bernama asli Raden Soemitro) hanya seorang Putra dari seorang selir Kerajaan Majapahit yang tidak berniat menjadi seorang Demang atau menjadi pejabat pemerintahan apapun dalam masa kolonial Belanda karena ia sudah merasa jengah dengan kondisi yang berkaitan dengan pemerintah. Ia hanya bercita menjadi manusia biasa tanpa kekuasaan apapun. Ia ingin menjadi orang biasa dan merasakan kehidupan orang dewasa biasa. Kadang ia begitu tidak tega melihat ibunya yang bergelar selir seorang raja secara materi memang berkelimpahan. Tapi secara batin, hanya seorang wanita yang tahu bagaimana rasanya bila suaminya bisa berbagi dengan perempuan yang jumlahnya lebih dari tiga. Kadang bisa ratusan atau bahkan hingga ribuan selir.

Melihat itu, Raden Soemitro rasanya hancur melihat kenyataan bahwa ternyata ibunya adalah seorang yang dijual oleh rentenir pada kerajaan karena orang tuanya yang memiliki hutang yang berakhir dengan bunga yang sangat tinggi. Belum lagi persaingan antar para selir raja dan anak selir yang begitu sangat keji yang kerapkali berakhir dengan pembunuhan atau pembuangan ke pulau lain. Bila termasuk selir yang dicintai oleh raja, masalah itu bisa diusut tuntas. Tapi, bila tidak. Masalah seorang selir  hanya akan dianggap sebagai angin lalu.

"Biyung, Dalem namung pengen dados tiyang biasa. Dalem pengen pindah ke Ngrowo punapa Balitar utawi Kadiri," matur Raden Soemitro. 

"Oalah Ngger. Gak po po. Inilah resiko menjadi selir Raja. Raja juga telah tiada. Sekarang kerajaan Majapahit juga telah runtuh. Selir juga pontang panting mau kemana. Kalau selir itu anak bangsawan mungkin tidak akan menjadi soal karena ia akan kembali ke rumah. Kalau biyung, tak tahu akan kemana. Kedua orang tua juga sudah tidak tahu rimbanya. Biyung akan disini. Jikalau thole mau pergi, pergilah. Jangan terlalu jauh dari Japan. Pilih ke Kediri saja. Bila sudah mapan, biyung tolong dijemput yo nggerrr. Maaf Biyung merepotkanmu," ucap Mbah Selir dengan meneteskan air mata di depan putra semata wayangnya. 

"Welinge Biyung, mulailah belajar ilmu agama Islam karena saat ini mulai peralihan dari zaman Majapahit ke zaman kerajaan Demak. Usahakan memiliki identitas seorang pribumi dan beragama Islam agar tidak ada hal yang berbau unsur kerajaan. Kita simpan jati diri asli agar kita tetap aman di dalam kondisi yang belum metentu seperti ini," tambah simbah selir. 

"Inggih Biyung. Sendiko dawuh," jawab Raden Soemitro dengan penuh hikmat. 

Seorang jongos tampak datang sambil bersimpuh di hadapan Raden Soemitro. 

"Jangan seperti itu kalau di depanku. Aku tidak suka. Ada apa?" Tanya Raden Soemitro pada jongos yang bernama Paijo tersebut.

"Dalem ingkang mboten saged. Punika wonten pepiling  bilih Raden Soemitro diutus menghadap Putra selir 1 wonten Puri Kedaton sak meniko," ucap jongos dengan tegas.

"Ada sesuatu?"selidik pemuda itu.

"Dalem mboten mangertos Raden Sumitro."

"Inggih. Mohon sampaikan ke Kang Mas Raden Putra selir I, aku akan segera bersiap dan akan datang ke Puri Kedaton," terang Raden Soemitro pada Mas Jongos. 

Bila ada surat panggilan dari putra selir I, itu biasanya ada sesuatu hal yang sangat penting. Entah itu menyangkut sisa kerajaan Majapahit atau perpindahan kekuasaan yang akan tergabung dengan pemerintah kolonial Belanda atau akan berkolaborasi dengan kerajaan Demak yang juga merupakan keturunan wangsa Majapahit. Ada apa gerangan dengan Raden Soemitro sehingga beliau dipanggil oleh Putra Selir I? 

Ngrowo: Tulungagung

Balitar: Blitar

Kadiri : Kediri

Japan : Mojokerto

Puri kedaton: pusat pemerintahan

Jongos: pelayan, abdi dalem kerajaan

Biyung : Ibu

Dalem : saya, aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!