Welcome to the sequel of You're Mine Brianna
Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Kembalinya Sang Mantan
"Apa aku mengganggu?"
Daniel mendesis mendengar suara yang datang dari sampingnya. Daniel kemudian menoleh dan menemukan seorang wanita yang berdiri tidak jauh dari mereka saat ini. Hana pun ikut menoleh ke arah yang sama, ia cukup terpesona melihat sosok wanita anggun dengan heelsnya yang runcing.
"Maaf Tuan." Hana segera bangkit dan segera meninggalkan Daniel begitu saja dengan berlari kecil.
Daniel pun membenarkan posisinya dan merapikan jasnya.
"Sejak kapan kau di sini, Irish?" tanya Daniel datar.
"Sejak kalian memperebutkan satu buku, padahal di sini ada ribuan buku dan kalian tak perlu memperebutkannya. Tapi sepertinya buku itu hanya alasan agar kau bisa menyentuhnya." jawab Irish.
Daniel terkekeh mendengar sindiran mantan istrinya itu.
"Sayangnya pikiranmu salah, kau terlalu berpikiran negatif tentang semua hal yang kau lihat." sahutnya dengan tawa merendahkan.
"Oh ayolah, apakah seperti ini ucapan selamat datang untukku? Aku langsung ke sini setelah sampai karena sangat merindukanmu." rengek Irish yang kini mulai berjalan mendekat dan bergelayut manja di lengan kokoh Daniel.
"Kau tidak seistimewa itu, Irish." Daniel melepaskan tangan Irish lalu berjalan menuju sofa.
"Apa kau tidak merindukanku, sayang?" Tanpa basa-basi wanita itu langsung duduk di atas pangkuan Daniel lalu mengecup bibirnya.
"Jaga sikapmu, Irish. Ada orang lain di sini." Ucap Daniel datar setelah ia melihat Nikolai yang tiba-tiba saja muncul.
"Kita pindah saja ke kamar atau kau bisa menutup matamu jika kau keberatan." sahut Irish tak peduli lalu melanjutkan lagi menghujami leher Daniel dengan kecupan.
"Oke aku mengalah.." Nikolai mengangkat kedua tangannya lalu kembali keluar dari perpustakaan pribadi Daniel.
"Ck.. Berhentilah brengsek. Aku akan terlambat." umpat Daniel mulai kesal.
"Oh come on, Honey. Aku merindukanmu dan menginginkanmu sekarang." rengek Irish dengan menjijikan.
"Jangan sampai aku bertindak kasar padamu, Irish."
"Kau tak akan melakukannya karena kau sangat mencintaiku, Daniel. Sikap defensifmu ini hanya sementara karena kau masih marah padaku atas perceraian kita yang terkesan tiba-tiba." jawab Irish dengan sangat percaya diri.
BUGH
"Akkhhh.."
Tanpa menjawab lagi, Daniel mendorong tubuh Irish hingga ia jatuh terduduk di lantai dingin. Daniel benar-benar muak dengan tingkah laku mantan istrinya yang sangat murahan itu.
"Aku tidak menginginkanmu lagi Irish Milana Donova."
Daniel berjalan meninggalkan Irish yang masih kesal dengan perlakuan Daniel. Nikolai yang ternyata menunggu Daniel dari balik tembok hanya terkekeh geli melihat wajah Daniel yang kusut karena kedatangan mantan istrinya itu.
"Kau bisa kembali dengannya, Daniel." ujar Nikolai dengan sengaja menggoda Daniel.
"Kau saja. Aku tidak berminat. Kalau pun di dunia ini wanita yang tersisa hanya dia, aku bahkan memilih untuk tidak menikah seumur hidupku." jawab Daniel sambil terus melangkah menuju halaman mansion diikuti oleh Nikolai di sampingnya.
"Bagaimana dengan Hana?" tanya Nikolai.
"Bisa aku pikirkan." jawab Daniel singkat.
"Wow, ternyata kau masih berpikiran untuk menikah dengan yang lain. Ku kira kau akan menduda seumur hidupmu." sindir Nikolai.
"Aku tak boleh menyia-nyiakan kehidupan, Nikol. Hidup hanya satu kali, sayang jika bibit premiumku tak ada yang menjadi Daniel junior satu pun." jawab Daniel sambil membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya diikuti oleh Nikolai duduk di bagian jok kemudi.
"Wah pikiranmu cepat sekali berubah. Lalu wanita mana yang kemungkinan akan kau jadikan istri, Tuan Daniel yang terhormat?" tanya Nikolai dengan tangan yang sudah berada di atas stir kemudi dan menjalankan mobilnya.
"Aku akan melakukan kencan buta dengan beberapa wanita yang di pilih oleh ayahku."
"Aku jamin Irish akan membuat wanita-wanita itu lari meninggalkanmu."
"Jika begitu, maka aku akan memikirkan untuk menikahi Hana."
"Apalagi itu. Irish akan melempar pelayan cantik itu ke rumah bordil."
"Kau belum mengetahui sifat asli dari Hana, Nikol." sahut Daniel tersenyum miring.
"Dia seperti anak anjing yang penurut." ujar Nikolai.
"Kau salah, dia seperti doberman."
"Uhm menar--"
"Diamlah Nikol, kau jangan membalas ucapanku terus menerus. Tutup mulutmu atau ku robek sekarang juga."
"Baiklah-baiklah. Kau boleh tidur, Tuan. Akan ku bangunkan jika kita sudah sampai."
***
Irish berjalan menuruni tangga dengan langkah anggunnya. Ia berpapasan dengan Semyon dan Hana yang akan naik ke atas untuk merapikan ruang kerja Daniel.
"Semyon, apakah Daniel sering membawa wanita datang kemari?" tanya Irish dengan nada yang sedikit meninggi.
"Nona, anda sudah kembali?" jawab Semyon dengan kembali bertanya.
"Jawab pertanyaanku, Semyon!"
"Semenjak perceraiannya dengan anda, Tuan tidak pernah membawa wanita manapun." jawab Semyon dengan jujur. "Kecuali ia. Tuan membawanya kemari." lanjut Semyon sembari memperkenalkan Hana secara tidak langsung.
Hal tersebut membuat Irish meradang. Hana yang tidak tahu menahu, hanya diam dengan ekspresi tak sukanya secara terang-terangan. Irish yang menyadari akan hal itu tentu saja geram. Ia merasa pelayan rendahan sepertinya tidak pantas untuk menatapnya seperti itu.
"Mengapa wanita jelek sepertimu dibawa kemari dan menjadi pelayan di sini? Bukankah aku sudah bilang padamu, Semyon. Jangan pernah memperkerjakan wanita muda sepertinya di mansion ini!"
"Anda benar, Nona. Tapi itu dulu, saat anda masih menjadi istri dari Tuan Daniel."
"Tunggu, Semyon. Apa dia mantan istri Daniel? Wah dari mana dia mendapatkan wanita seperti dia?" kali ini Hana ikut bersuara. Ia merasa terhina dengan ucapan Irish tadi.
"Berani-beraninya kau! Aku lebih segala-galanya dari pada kau, pelayan sialan!"
PLAAKK
Irish menampar Hana dengan cukup kencang. Hal itu di luar prediksi Hana. Hana kira wanita itu hanya pedas mulutnya saja, tapi ternyata pikirannya salah.
"Sialan, kau benar-benar menyebalkan!"
PLAAK
Hana membalas tamparan Irish dua kali lebih keras dari tamparan yang didapatkan olehnya.
"Aku sama sekali tidak mengenalmu. Jadi, jangan berani-beraninya kau merendahkanku bahkan menamparku!" ujar Hana dengan tegas. "Cih... dan satu lagi, jika memang kau lebih segalanya dariku, lantas mengapa Daniel menceraikanmu?" Hana berdecih.
Irish meringis kesakitan, bekas tamparan Hana terlihat memerah di pipinya. Irish kira wanita yang kini berhadapan dengannya adalah wanita yang bisa ditindas dan diperlakukan semena-mena.
"Lihat saja, aku akan melaporkanmu pada Daniel agar kau dipecat, bitch!" pekik Irish lalu mendorong tubuh Hana.
Seketika Hana terjatuh dan terguling hingga ke bawah. Beruntung Hana sedang berdiri di anak tangga ke lima dan tidak terlalu tinggi.
"Brengsek!!" Pekik Hana kemudian segera bangkit tapi kembali terduduk saat ia merasakan sakit yang luar biasa di pergelangan kakinya.
Irish berjalan mendekat ke arah Hana. Ia berdecih lalu menendang kaki Hana yang terluka.
"Itu adalah balasan untuk orang yang berani terhadap Nyonya Smirnov!" pekik Irish lalu kembali melangkahkan kakinya.
Tapi baru saja satu langkah, Hana mencengkram satu kaki Irish yang lainnya dan mengakibatkan Irish terjatuh dan bibir serta keningnya terantup lantai yang sangat keras.
"Aarrrkkhhh..."
"Kau sudah menyakitiku, maka aku akan membalasnya dua kali lipat, mantan Nyonya Smirnov!" ujar Hana membalasnya.
"Brengsek kau!" Umpat Irish.
Irish segera bangkit kemudian berlalu meninggalkan Hana. Semyon yang memperhatikan dua serigala sedang beradu hanya tersenyum kecil. Ia pun segera menghampiri Hana dan membantunya untuk berdiri.
***
"Kau sangat berani, Hana." Ujar Semyon saat mereka sedang merapikan ruang kerja Daniel.
"Aku tak bisa tinggal diam jika harga diriku diinjak-injak oleh orang lain, Semyon." jawab Hana sambil membantu sedikit pekerjaan Semyon meski kakinya masih terasa sakit.
"Sejujurnya aku pun tak suka pada Nona Irish." sahut Semyon.
"Ku kira kau akan tetap membelanya meski ia adalah mantan istri dari Tuanmu."
Semyon terkekeh lalu menghentikan kegiatannya sejenak. "Aku tak akan membela siapapun yang pernah menyakiti Tuanku."
Hana mengerutkan dahinya tapi sungkan untuk bertanya lebih lanjut lagi. Menurutnya Hana tidak seharusnya mengetahui bagaimana kehidupan masa lalu seseorang dari orang lain.
"Hana, lebih baik kau istirahat saja dan jangan banyak bergerak. Lihatlah kakimu mulai membengkak." ujar Semyon.
Hana menoleh ke arah kakinya dan benar saja, kakinya sudah membesar dan sedikit memerah.
"Tak apa, lagi pula sebentar lagi juga selesai."
"Kau sangat baik, Hana." ujar Semyon sambil tersenyum.
TBC