NovelToon NovelToon
DiJadikan Budak Mafia Tampan

DiJadikan Budak Mafia Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Balas Dendam / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta Terlarang / Roman-Angst Mafia
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: SelsaAulia

Milea, Gadis yang tak tahu apa-apa menjadi sasaran empuk gio untuk membalas dendam pada Alessandro , kakak kandung Milea.
Alessandro dianggap menjadi penyebab kecacatan otak pada adik Gio. Maka dari itu, Gio akan melakukan hal yang sama pada Milea agar Alessandro merasakan apa yang di rasakan nya selama ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SelsaAulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Waktu berlalu begitu cepat, menghitung detik menuju malam. Kegelapan mulai menyelimuti mansion megah itu, membawa serta rasa takut yang semakin mencekam hati Milea. Ia tak mampu lagi menyembunyikan ketakutannya. Langkah kakinya mondar-mandir di dalam kamar, membuat suasana semakin tegang. Bayangan Gio terus menghantuinya, membuatnya merasa sesak dan ketakutan. Ia membayangkan apa yang akan terjadi malam ini, membayangkan aksi-aksi kejam Gio yang akan menimpa nya.

"Kak Ales… tolong aku…" Gumamnya lirih, suara itu nyaris tak terdengar, hanya sebuah bisikan yang tertelan oleh kesunyian malam. Ia berharap Alessandro, kakaknya, akan datang menyelamatkannya.

Hari demi hari berlalu, namun tak ada tanda-tanda kedatangan Alessandro. Apakah Alessandro memang tidak mencarinya? Atau, mungkin ia tak mampu menemukan jejak Milea? Pikiran Milea berputar-putar, dipenuhi oleh keraguan dan kecemasan. Namun, mustahil jika Alessandro tidak mencarinya. Milea adalah satu-satunya keluarga yang dimilikinya, adik perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi. Bagaimana mungkin Alessandro tega membiarkan adiknya menderita sendirian? Kegelapan malam semakin pekat, mencerminkan kegelapan yang tengah menyelimuti hati Milea.

Suara kenop pintu yang berputar membuat Milea tersentak. Tubuhnya menegang, napasnya tercekat di tenggorokan. Gio muncul di balik pintu, wajahnya datar, tatapannya dingin menusuk. Ia melangkah mendekat, di tangannya terdapat sebuah paperbag, isinya tak terlihat. Suasana mencekam menyelimuti ruangan.

"Mandi. Pakailah ini," ucap Gio, suaranya berat, tanpa sedikit pun menunjukkan rasa simpati. Ia menyodorkan paperbag itu kepada Milea.

Milea masih menatap Gio, tatapannya kosong, tak berdaya. Ia membiarkan tangan Gio terulur di udara, tak ada niat untuk mengambil paperbag itu. Ketakutan yang amat sangat menguasai dirinya.

"Milea!" Gio membentak, suaranya menggema di ruangan, membuyarkan lamunan Milea.

Milea ingin menolak, ingin melawan, namun rasa takut mengalahkan segalanya. Ketakutan akan kematian, ketakutan akan siksaan, menghantui pikirannya. Ia merasa hina, merasa terhina, rela menjadi budak daripada mati di tangan Gio.

Dengan gerakan pelan, Milea mengambil paperbag itu. Langkahnya gontai menuju kamar mandi, seakan membawa beban yang amat berat. Air hangat membasahi tubuhnya, mencoba meredakan ketegangan yang menyelimuti dirinya. Ia sengaja berlama-lama di kamar mandi, mencoba menunda saat-saat yang tak ingin ia hadapi. Namun, ketukan pintu yang semakin keras, membuyarkan lamunannya.

"Milea! Jangan membuatku marah!" Teriakan Gio terdengar semakin tak sabar, menambah rasa takut Milea.

Milea segera mengenakan handuk, lalu buru-buru mengganti pakaian yang ada di dalam paperbag—sebuah gaun malam berwarna merah maroon, menunjukkan kesangaran dan kemewahan. Gaun itu terasa asing, menambah rasa hina yang tengah ia rasakan.

"Aku memang menjijikan," gumamnya lirih, suara itu nyaris tak terdengar, tertelan oleh kesunyian kamar mandi. Ia merasa hina, sangat hina, namun apa boleh buat? Ia takut mati. Ketakutan akan kematian telah merenggut harga dirinya, membuatnya rela menjadi budak demi menyelamatkan nyawanya.

Milea membuka pintu kamar mandi, kecantikannya memancar alami, tak perlu polesan rias. Gaun malam merah maroon, dengan potongan di atas lutut, mengungkapkan lekuk tubuhnya yang masih muda, menciptakan aura sensual yang tak terbantahkan. Ia bagai bunga teratai yang baru mekar, menampilkan keindahan yang memikat.

Gio terpaku. Tatapannya tak mampu berpaling dari Milea. Ia terpesona, terpukau oleh kecantikan yang tiba-tiba mekar di hadapannya. Milea bukanlah sekadar mangsa, melainkan sebuah karya seni yang sempurna, yang membangkitkan hasrat terdalamnya.

Ia mendekat, langkahnya perlahan, menghormati keindahan yang ada di hadapannya. Tatapannya penuh hasrat, namun di dalamnya tersimpan kelembutan yang tersembunyi. Ia ingin merasakan sentuhan lembut kulit Milea, merasakan kehangatan tubuhnya.

Gio menarik lengan Milea, bukan dengan paksaan, melainkan dengan kelembutan yang terselubung. Ia membawanya ke ranjang, dengan perlahan, menciptakan suasana romantis yang penuh gairah. Dari belakang, ia mengecupi leher Milea, sentuhannya lembut, menjelajahi kulit halus Milea. Sentuhan itu bukan sekadar sentuhan fisik, melainkan sebuah bahasa cinta yang penuh gairah, yang mampu membangkitkan hasrat terdalam mereka. Tubuh Milea menegang, bukan karena ketakutan, melainkan karena gelombang sensasi yang mengalir di seluruh tubuhnya. Ia merasakan getaran gairah yang tak tertahankan, mencampur adukkan rasa takut dan hasrat.

Otak dan hatinya berseteru. Otaknya berteriak menolak, mengingatkannya pada bahaya dan penghinaan. Namun, hatinya, yang selama ini terkurung dalam ketakutan, kini merasakan sesuatu yang baru, sesuatu yang asing namun menggetarkan. Ia menginginkan lebih, lebih dari sekadar pelarian dari ketakutan. Ia menginginkan sentuhan, kehangatan, dan mungkin… cinta?

Gio meraih dagu Milea, jari-jarinya yang lembut menyentuh kulit halus Milea, membuatnya merinding. Kemudian, bibir Gio menyentuh bibir mungil Milea, lembut dan penuh gairah. Ini adalah ciuman pertama Milea, ciuman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia terpaku, tak tahu harus berbuat apa. Tubuhnya menegang, namun ada getaran aneh yang mengalir di seluruh tubuhnya.

Dengan sabar, Gio membimbingnya, mengajarkannya bagaimana menggerakkan bibirnya, bagaimana merespon sentuhannya. Gerakannya lembut, penuh pengertian, menghilangkan rasa takut Milea sedikit demi sedikit. Perlahan, Milea mulai terbuai, terhanyut dalam permainan bibir Gio. Ia merespon sentuhan Gio, mengeksplorasi sensasi baru yang begitu menggetarkan.

Gio menuntun Milea naik ke atas ranjang, gerakannya lembut, penuh perhatian. Tubuh Milea terasa ringan, seakan melayang di udara. Dengan perlahan, Gio mengurungnya dalam dekapannya, membentuk lingkaran hangat yang penuh gairah.

Tatapan mereka bertemu, sejenak tercipta kesunyian yang dipenuhi oleh aliran listrik yang tak kasat mata. Gio tersenyum, senyum lembut yang tak pernah Milea lihat sebelumnya. Senyum yang menyingkirkan bayangan kejam Gio, menggantikannya dengan kelembutan yang menenangkan. Di hati Milea, terasa sebuah kenyamanan yang tak terduga, sebuah kedamaian yang selama ini ia rindukan.

"Kau sudah siap?" Gio bertanya lirih, napasnya memburu, menunjukkan gairah yang membara. Suaranya lembut, namun penuh dengan daya pikat.

Milea hanya menatapnya, di matanya terpancar pergulatan batin. Ada keinginan yang membuncah, namun rasa takut masih membayangi. Ia terombang-ambing antara hasrat dan ketakutan, antara kenikmatan dan bahaya.

Gio mulai mengecupi setiap inci tubuh Milea, sentuhannya lembut, penuh gairah. Ia menjelajahi kulit halus Milea, membangkitkan sensasi yang tak tertahankan. Jari-jarinya meremas kedua gunung kembar Milea, memainkannya dengan lihai, membuat Milea mengejang karena kegelian. Sentuhannya semakin berani, semakin dalam, membuat Milea merasakan gelombang gairah yang membuncah. Kegelapan malam seakan menjadi saksi bisu atas pertemuan dua jiwa yang tengah terjerat dalam pusaran gairah.

Tubuh Milea, yang sebelumnya terbalut kain, kini terbentang polos di bawah Gio. Kulitnya yang halus, bergetar di bawah sentuhan Gio yang semakin berani. Gio menjelajahi tubuh Milea dengan leluasa, menciptakan jejak-jejak kepemilikan di setiap inci kulitnya. Ciuman-ciuman panas, gigitan lembut, dan sentuhan-sentuhan yang membakar, menciptakan sensasi yang tak tertahankan.

Serangan bertubi-tubi dari Gio membuat tubuh dan akal sehat Milea berseteru. Bibirnya ingin menolak, menyatakan penolakan yang keras, namun matanya berlinang air mata, menunjukkan rasa sakit yang teramat dalam. Tubuhnya, yang semula menegang, kini seakan menerima setiap sentuhan Gio, mengalir mengikuti irama yang diciptakan Gio.

Hentakan-hentakan kasar Gio merobek kehormatan Milea, menghancurkan benteng pertahanan yang selama ini ia jaga. Rasa sakit yang menusuk membuat Milea menggigit bahu Gio dengan kuat, menyalurkan rasa sakit dan amarah yang membuncah. Gigitan itu, walaupun kuat, tak mampu menghentikan Gio.

Harapan Milea sirna, lenyap ditelan oleh gairah Gio yang tak terbendung. Air mata tak mampu mewakili rasa sesal dan penyesalan yang mendalam. Gio telah merenggut segalanya: kehormatan, harga diri, dan kepercayaan Milea. Semuanya musnah, lenyap ditelan oleh setiap hentakan yang mengoyak harga dirinya. Gio, yang berada di atas tubuh Milea, tak peduli dengan tangisan Milea, ia hanya terhanyut dalam hasratnya sendiri.

"Sakit…" Satu kata itu lolos dari bibir Milea, suara lirih yang nyaris tak terdengar di antara desahan dan erangan. Rasa sakit yang menusuk, menghancurkan setiap harapan akan kenikmatan. Tubuhnya meronta, namun kekuatannya tak mampu melawan kekuatan Gio. Setiap gerakan Gio semakin liar, semakin dalam, semakin menyayat. Tak ada kenikmatan, hanya rasa sakit yang tak tertahankan.

"Kau akan terbiasa, Milea," Gio berkata, suaranya datar, tanpa sedikit pun menunjukkan rasa simpati. Kalimat itu bagai sebilah pisau yang kembali menusuk hati Milea, menambah rasa sakit yang sudah begitu mendalam.

Beberapa saat kemudian, Gio mencapai puncaknya. Ia melepaskan cairannya, menandai berakhirnya siksaan yang tak tertahankan bagi Milea. Tubuh Milea lemas, terkulai tak berdaya di atas ranjang. Rasa sakit masih membayangi, menciptakan luka yang tak mudah disembuhkan.

1
it's me NF
lanjut... 💪💪
Siti Hadijah
awalnya cukup bagus,, semoga terus bagus ke ujungnya ❤️
SelsaAulia: terimakasih kaka, support terus ya ☺️❤️
total 1 replies
Elaro Veyrin
aku mampir kak,karya pertama bagus banget dan rapi penulisannya
SelsaAulia: terimakasih kaka
total 1 replies
Surga Dunia
lanjuttt
Theodora
Lanjut thor!!
Surga Dunia
keren
Theodora
Haii author, aku mampir nih. Novelnya rapi enak dibaca.. aku udah subs dan like tiap chapternya. Ditunggu ya update2nya. Kalau berkenan mampir juga yuk di novelku.
Semangat terus kak 💪
SelsaAulia: makasih kakak udh mampir 🥰
total 1 replies
✧༺▓oadaingg ▓ ༻✧
karya pertama tapi penulis rapi bget
di tunggu back nya 🥰
SelsaAulia: aaaa.. terimakasih udah mampir☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!