Lanjutan If You Meet Me First dan prolog Joy and Jessica Stories.
Jordan O'Grady harus pensiun dini dari Manchester United akibat cidera berat yang dialaminya saat pertandingan final Liga Champions. Sulung dari Shane O'Grady dan Apsarini Neville itu akhirnya mengurus bisnis bir dan baja milik keluarga O'Grady. Saat Jordan berada di Cork Irlandia untuk membuat resort, dia menemukan seorang gadis yang tidak ingat siapa dirinya. Hanya Addie yang dia ingat dan Jordan memanggilnya Addie.
Tanpa Jordan tahu jika Addie adalah Adelaide McCarthy, seorang dokter dan putri pengusaha kapal tangker yang dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Addie berhasil kabur namun dia mengalami amnesia. Demi melindungi Addie, Jordan pun menikahinya dan berusaha mengembalikan semua ingatannya hingga bisa memenjarakan pembunuh ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resmi Menikah
Sore ini semua orang bersiap dan Helen sudah menyiapkan makanan untuk mereka di jalan agar tidak usah turun untuk makan, cukup isi bensin saja. Perjalanan sekitar lima jam akan lebih nyaman karena ini bukan weekend.
"Ini ada sandwich, ada roti, ada camilan macam-macam. Aman kalian di jalan. Oh, ada kopi, air mineral dan jus buah." Helen memperlihatkan tas piknik yang dia berikan pada Addie.
"Terima kasih Helen," senyum Addie.
"Semoga kalian sampai di Manchester dengan selamat." Helen memeluk Addie. "Kamu akan aman bersama Jordan. Percaya padaku!"
"Aku tahu."
"Oke, sudah siap semua?" tanya Jordan sambil memakai jaketnya.
"Siap," jawab Neil yang juga memakai jaket hitam-hitam, sama dengan Jordan.
"Kita pergi dulu, Helen. Nanti kami akan kembali kemari untuk penyelidikan."
Helen memegang wajah Jordan. "Boy, kamu itu bukan detektif."
"Tapi aku bertanggung jawab kepada Addie apalagi kalau kami sudah resmi menikah."
Helen tersenyum. "Iya deh."
Ketiganya pun naik mobil dan segera berangkat menuju kota Manchester.
***
Rumah Keluarga Neville
"Jordan mau menikah?" tanya Tristan Neville, ayah dari Apasarini.
"Iya Dad. Jordan mau menikah," jawab Apasarini sembari memilih baju yang pantas untuk Addie besok di kantor catatan sipil.
"Sari, dia tidak menghamili anak orang kan?" Bayangan Tristan, Jordan akan mengikuti jejaknya, membuatnya benar-benar takut.
"Tidak Daddy, Alhamdulillah. Jordan menikah dengan gadis baik-baik kok. Dia tidak menghamili anak orang," jawab Apasarini.
"Alhamdulillah ... Bisa-bisa nanti mas Hoshi ngamuk lagi ke Daddy. Sudah cukup Daddy yang bikin masalah, jangan cucu Daddy!" ucap Tristan yang sempat membuat keluarga Pratomo geger karena tunangannya meninggal saat melahirkan Apasarini dan mereka belum menikah resmi. Namun Tristan bertanggung jawab atas putrinya dan membesarkan sendiri tanpa bantuan orang lain.
"Dad, insyaallah cucu-cucu Daddy menikah baik-baik semua. Daddy jangan khawatir. Oke?" Apasarini memeluk Tristan. "Daddy pikirkan kesehatan Daddy saja."
Tristan mengangguk. Dua tahun terakhir ini Tristan berjuang untuk terapi setelah mengalami stroke ringan akibat melihat Jordan tidak bisa melanjutkan karier sepakbolanya. Tristan sangat tahu bagaimana cucu kesayangannya sangat mencintai sepak bola.
"Iya sayang," jawab Tristan yang selalu ditemani perawat jika Shane dan Apasarini berada di Amerika.
Shane pun masuk dan melihat ayah mertua serta istrinya tampak melow.
"Ada apa?" tanya Shane.
"Biasa, Daddy melow karena Jordan besok mau menikah. Apa semua surat-suratnya sudah siap, Shane?"
Shane mengangguk. "Memang harus menjual nama O'Grady dan Neville untuk bisa mendapatkan hakim yang mau menikahkan mereka dan tutup mulut. Mau tidak mau aku harus pakai namaku bukan?"
Apasarini tersenyum. "Tidak apa-apa. Yang penting Jordan dan Addie menikah sah secara negara. Aku tidak memaksa Addie harus pindah sekarang."
"Tidak usah kamu paksa. Biarkan Addie mendapatkan hidayahnya sendiri. Lagipula tidak apa-apa kan jika pria muslim menikahi wanita non muslim bukan?" tanya Shane.
"Shane, ada aturannya. Dalam Islam, laki-laki Muslim dilarang menikahi wanita non-Muslim, kecuali wanita Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Wanita Ahli Kitab yang masih berpegang pada ajaran agama mereka diperbolehkan untuk dinikahi oleh laki-laki Muslim. Namun, pernikahan dengan wanita non-Muslim lainnya (yang bukan Ahli Kitab) adalah haram dan tidak sah menurut Islam. Dihalal:
Al-Qur'an membolehkan pria Muslim menikahi wanita ahlul kitab, dengan syarat mereka menjaga kehormatan mereka," sahut Tristan.
"Benarkah itu Daddy?" tanya Shane.
"Benar. Addie Nasrani kan? Boleh. Tapi ada yang tidak bisa dinikahi oleh pria muslim. Pernikahan dengan wanita yang tidak beragama (non-Muslim dan bukan Ahli Kitab) adalah haram. Ini karena pernikahan tersebut dianggap sebagai perbuatan syirik (mempersekutukan Allah) dan akan menimbulkan mudharat (kerugian) bagi pihak yang menikahi," lanjut Tristan.
( Semua ini dirangkum dari NU Online )
"Daddy tahu ya?" tanya Shane.
"Daddy gabut jadi baca buku-buku lah," jawab Tristan. "Itu juga obat refreshing dan memanjakan otak, Shane."
"Nice Dad."
"Ini Jordan kemana nginapnya?" tanya Tristan.
"Di apartemennya. Besok pagi baru kita ke kantor catatan sipil," jawab Shane. "Kamu sibuk apa Sari?"
"Menyiapkan baju untuk Addie. Biar besok kelihatan pas deh pas nikah."
***
Sepanjang perjalanan menuju Manchester, Jordan tampak waspada karena bukan tidak mungkin mereka secara kebetulan bertemu dengan orang yang mengenali Addie bukan.
"Kamu tenang saja J, kan kaca film mobil kita gelap dan lagipula, kita sebentar lagi masuk ke IE Dublin Ferry ke Holyhead." Neil mempersiapkan semua administrasi yang sudah dia siapkan sebelumnya.
"Kita tidak usah turun ya Addie. Di mobil saja," ucap Jordan sambil menoleh ke belakang dimana Addie duduk.
"Iya ... Aku juga tidak mau ada yang lihat. Aku tidak tahu kan bagaimana orang-orang itu melakukan berbagai macam cara ?"
Jordan mengangguk apalagi dia sudah mendapatkan kabar dari Caroline, ada orang yang mencari Addie di rumah sakit.
Suara telepon Jordan berbunyi dan dia menerimanya. "Assalamualaikum mommy ... Kita? Sudah mau masuk Ferry dan tiga jam lagi sampai Manchester ... Besok sudah siap? Oke mommy ... Terima kasih." Jordan memasukkan ponselnya ke dalam jaketnya. "Besok kita akan menikah di kantor catatan sipil jam tujuh pagi. Daddy sudah menyelesaikan semuanya."
Addie mengangguk. "Terima kasih."
"Jam tujuh pagi? Apa tidak kepagian?" tanya Neil.
"Justru semakin pagi, semakin kita tidak bertemu dengan banyak orang kan?" senyum Jordan.
Neil mengangguk. Setelah mobil mereka mendapatkan tempat di dalam Ferry, ketiganya tetap berada di dalam mobil sambil menikmati makanan yang dibuatkan oleh Helen.
Menjelang pukul delapan malam, mobil Range Rover itu pun tiba di gedung apartemen Jordan. Ketiganya pun langsung masuk dan beristirahat. Addie bersyukur apartemen Jordan ( atau penthouse ) memiliki tiga kamar hingga mereka bisa memiliki privasi.
***
Kantor Catatan Sipil Manchester
Pagi ini Jordan dan Addie resmi menikah secara hukum kota Manchester dan negara Inggris. Meskipun hakim yang menikahkan mereka sedikit curiga siapa istri Jordan O'Grady tapi dia lebih memilih diam karena nama O'Grady masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Blair, McCloud, Neville dan keluarga kerajaan Inggris.
Jordan memeluk ayahnya dan Addie memeluk Apasarini. Entah mengapa, Shane dan Apasarini berharap, keduanya menikah selamanya, bukan karena demi melindungi Addie.
Jordan dan Addie
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
kangen sama boneka labubu pingin ngarungin