Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33
"Ya ampun.... Antonio,.mana lenganmu yang terluka itu?" Bu Clara mencoba memegang lengan kiri Antonio.
"Gak apa-apa ma, lukaku sudah sembuh sekarang," ujar Antonio.
"Ya syukurlah kalau begitu, mama gak mau kamu kenapa-kenapa," Bu Clara menatap Antonio sendu.
"Iya ma," ucap Antonio.
"Ya syukurlah kalau kamu tidak apa-apa, lantas masalah apa yang terjadi di perusahaan?" lanjut pak Sebastian lagi.
"Waktu itu kan aku tidak bisa ke kantor karena masih masa pemulihan pa, dan meeting dengan klien-klien yang sudah terjadwal akhirnya aku cancel dulu untuk di jadwal ulang setelah aku masuk kantor kembali, tapi ternyata tanpa sepengatahuan aku si Roy menghandle semua meeting dengan klien-klien aku dan tiba-tiba setelah itu ada salah satu klien aku yang bilang pada aku kalau dia tidak mau lagi melanjutkan kerja sama dengan perusahaan," ucap Antonio.
Pak Sebastian mengernyitkan alisnya sambil bertanya lagi "memangnya apa yang sudah di katakan Roy pada klien-klien mu?"
"Aku juga gak tahu pa, yang jelas dia pasti menjelek-jelekkan aku atau perusahaan pada klien-klien aku makanya akhirnya mereka mengundurkan diri dari kerja sama yang sebelumnya sudah akan terjalin," kata Antonio .
Pak Sebastian mengangguk-anggukkan kepalanya.
...----------------...
Pagi ini seperti biasa Antonio sudah bersiap-siap untuk ke kantor dan dia berencana untuk menjemput Laras untuk berangkat bareng dirinya.
"Sayang, aku jemput kamu ya kita sekalian sarapan di luar,"Antonio menelpon Laras.
Kemudian Antonio bergegas keluar dari apartemennya dan berjalan menuju ke mobilnya.
Sejurus kemudian mobil Mercedes Benz hitam itupun meluncur pergi meninggalkan apartemen Antonio.
Antonio mengarahkan mobilnya ke jalanan rumah Laras.
Tak berapa lama kemudian Antonio sudah tiba di rumah Laras dan dia pun langsung memarkir mobilnya di halaman rumah Laras.
Antonio turun dari mobil dan berjalan menuju ke pintu depan rumah setelah di depan pintu dia pun mulai mengetuk pintu itu.
"Tok tok tok,"
Bu Weni yang mendengar suara pintu depan di ketuk buru-buru berjalan menuju ke depan dan segera membukakan pintu itu.
"Bu," sapa Antonio pada Bu Weni ketika pintu sudah di buka.
"Nak Antonio, kok pagi sekali," ucap Bu Weni kaget karena sepagi ini Antonio menjemput Laras.
"Iya Bu sekalian nanti mau sarapan bareng di luar," ucap Antonio.
"Oh begitu, ya sudah ayo masuk dulu," ajak Bu Weni pada Antonio.
Antonio pun masuk dan duduk di kursi sofa ruang tamu menunggu Laras.
"Ibu panggilkan Laras dulu ya," ucap Bu Weni yang kemudian melangkah masuk ke dalam.
Bu Weni berjalan menuju ke kamar Laras dan segera masuk ke dalam karena pintu kamar Laras sedikit terbuka.
Terlihat Laras sedang merapikan dandanannya di depan kaca rias.
"Laras, Antonio sudah menunggu kamu itu di luar," ucap Bu Weni pada putrinya itu.
"Iya Bu," Laras meraih tas pinggang nya dan berjalan keluar kamar di ikuti Bu Weni yang berjalan di belakangnya.
"Mas," sapa Laras pada Antonio dengan menyunggingkan senyumnya yang manis.
Antonio pun tersenyum pada pujaan hatinya itu, kemudian Laras duduk di dekat Antonio.
"Berangkat sekarang ya," ucap Antonio pada Laras.
"Ada apa sih kok sepagi ini sudah mau berangkat," ujar Laras sambil menatap Antonio.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama kamu," ucap Antonio tersenyum menatap Laras.
Laras kemudian masuk ke dalam mencari ibunya untuk berpamitan, terlihat Bu Weni sedang di dapur membereskan alat-alat dapur yang tadi selesai di pakai memasak.
"Bu," panggil Laras pada ibunya.
"Ada apa Laras," Bu Weni menghentikan tangannya yang mau menaruh wajan ke cantelan di dinding dapur.
"Aku mau berangkat, mas Antonio mau mengajak aku untuk sarapan di luar Bu."
"Iya," kemudian Laras mencium tangan ibunya dan Bu Weni pun mengikuti langkah Laras berjalan ke depan menemui Antonio.
Antonio bangkit dari duduknya dan berpamitan pada ibunya Laras.
"Bu, saya berangkat dulu saya mau ngajak Laras sarapan di luar Bu," ucap Antonio.
"Iya, silahkan nak Antonio .
"Terimakasih Bu," Antonio menganggukkan kepalanya dengan ramah.
"Kalian hati-hati ya," pesan Bu Weni lagi.
"Iya Bu," jawab Laras dan Antonio hampir berbarengan.
Kemudian Laras dan Antonio pun berjalan keluar dari rumah menuju mobil Antonio yang terparkir di halaman rumah Laras.
Antonio membukakan pintu mobil untuk Laras dan Laras pun masuk ke dalam di susul Antonio yang juga masuk ke mobil.
Dan perlahan mobil itupun bergerak pergi meninggalkan rumah Laras.
Bu Weni yang masih berdiri di ambang pintu memperhatikan kepergian Laras dan Antonio dengan tersenyum bahagia.
Tak lama kemudian dia pun masuk kembali ke dalam rumah dan menutup pintu rumahnya.
"Sayang," panggil Antonio pada Laras.
"Ya mas," Laras menoleh pada Antonio yang masih memegang kemudi mobilnya.
"Kita sarapan di cafe Bernady saja ya," pinta Antonio.
"Terserah mas saja, aku ngikut mas," ucap Laras.
Antonio tersenyum lalu ia mengemudikan mobilnya menuju ke arah cafe Bernady.
Tak berapa lama mereka pun akhirnya tiba di cafe Bernady, Antonio menghentikan mobilnya di pelataran cafe dan memarkir mobilnya di sana.
Antonio turun dari mobil terlebih dahulu dan kemudian membukakan pintu mobil untuk Laras .
"Makasih mas," ucap Laras yang kemudian turun dari mobil.
Mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam cafe.
"Kita duduk di sebelah sana ya," Antonio menunjuk ke suatu tempat duduk yang terletak di luar cafe di sebuah taman kecil yang ada di belakang cafe itu juga.
"Iya mas," ucap Laras.
Antonio dan Laras berjalan menuju ke bagian belakang cafe itu dan di situ terdapat sebuah meja kursi yang estetik dengan suguhan taman kecil dengan bunga yang berwarna warni dan semua konsep itu memang sudah di rancang Antonio dengan menyuruh karyawan cafe yang mengerjakan itu semua untuk acara sarapan paginya bersama Laras.
"Tamannya bagus banget mas," ujar Laras kagum melihat taman dengan bunga-bunga indah itu.
"Kamu suka?" tanya Antonio.
"Suka banget," Laras tersenyum girang.
Antonio pun tersenyum senang melihat Laras senang dengan pemandangan ini.
"Duduk sayang," Antonio menarik salah satu kursi untuk Laras.
"Iya mas," Laras pun duduk di kursi kayu panjang itu yang kemudian disusul Antonio yang duduk di samping nya.
"Sayang," panggil Antonio sambil menatap Laras.
"Ya," Laras balik menatap Antonio.
"Sebenarnya ada yang ingin sekali aku katakan padamu," ucap Antonio.
"Mas mau mengatakan apa?" tanya Laras heran.
Lalu Antonio merogoh ke dalam saku jas nya dan dia mengeluarkan kotak kecil berwarna merah.
Laras memperhatikan Antonio dan melihat ke arah kotak kecil yang di pegang Antonio.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode