"Mulai sekarang kamu harus jadi Istriku dan juga Ibu sambung dari Ratu!"
"Siapa kamu? apa hak kamu memaksa aku menikah?"
"Aku Ayahnya Ratu! anakku menyukaimu dan aku harus memenuhi keinginan putriku yang ingin kamu menjadi ibunya!"
"Tapi ingat jangan berharap lebih pada ku! karena statusmu hanya Istri Rahasia dan juga Ibu Sambung Ratu!"
Deg!
"Aku belum bilang setuju!"
"Kamu tidak punya pilihan selain setuju!"
****
Nayyara dipaksa menjadi istri rahasia dari CEO Kejam bernama Ravindra dan juga Ibu sambung anak kecil lucu bernama Ratu.
Nayyara tidak bisa menolak karena Ravindra mengancamnya.
Apakah Cinta akan hadir diantara Ravindra dan Nayyara? Atau justru Nayyara pergi setelah memberikan kasih sayang yang tulus pada Ratu?
Simak cerita nya hanya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NAYYARA-7.
Nayya baru saja mengaji, gadis itu sengaja mengaji di samping Ayahnya yang masih koma.
Bukan tanpa alasan Nayya melakukan itu, dulu Ayahnya suka sekali mendengar murrotal Al-Qur'an, Ayahnya suka mengaji juga.
Makanya Nayya sengaja mengaji, dia yakin Ayahnya pasti mendengar lantunan Ayat Suci tersebut.
Nayya menggenggam erat tangan Ayahnya yang masih setia memejamkan mata, luka yang di derita oleh Ayahnya cukup parah.
"Ayah..." suara Nayya bergetar menahan tangis, meskipun Nayya sudah mencoba kuat tapi seberapa keras Nayya berusaha tetap saja hatinya rapuh.
Apalagi belum lama Ibunya berpulang, Nayya sungguh takut harus merasakan kehilangan lagi, meskipun begitu Nayya tetap tidak bisa merubah takdir yang sudah di tentukan.
"Ayah, Nayya tau pasti Ayah denger suara Nayya kan?" gumam Nayya mencium tangan Ayahnya.
"Ibu sudah tenang di sana Ayah, Nayya sedih Ibu pergi tapi bukankah semua yang pergi akan kembali Ayah?"
"Nayya berusaha untuk ikhlas Ayah, Nayya juga selalu berdoa untuk Ibu."
"Tapi Ayah, apa Ayah akan menyusul Ibu? atau Ayah bisa bertahan buat nemenin Nayya?" gadis cantik itu berusaha untuk menahan airmatanya.
"Nayya gatau apa yang akan terjadi kedepannya Ayah, apapun itu Nayya yakin sudah takdirnya dan Allah lebih tau takdir itu."
"Ayah jangan khawatir ya, Nayya pasti akan terus melanjutkan usaha yang Ayah sama Ibu bangun, Nayya di sini masih punya Vira sama orang tuanya."
Nayya terus bercerita tentang hal baik, perlahan Nayya tersenyum karena asik bercerita, meskipun Ayahnya tidak merespon tapi Nayya yakin Ayahnya bisa mendengar semua yang dia ceritakan.
"Ayah, Nayya makan siang dulu ya soalnya Nayya laper banget, 5 hari lagi Nayya bisa nemenin Ayah di sini habis itu Nayya mau lanjut cari rezeki buat kita Ayah, Nayya pokoknya mau bikin Ayah bangga." Nayyara mencium tangan Ayahnya.
"Nayya keluar sebentar Ayah, Assalamualaikum." Nayya berdoa kembali sebelum pergi sebentar untuk membeli makanan.
Di rumah sakit nantinya Ayah Nayya akan diawasi oleh perawat saat Nayya sedang bekerja, baru setelah pulang bekerja Nayya akan ke rumah sakit kembali untuk menemani Ayahnya, bahkan Nayya akan tidur di rumah sakit sampai kondisi Ayahnya membaik.
****
Nayya baru saja makan di kantin rumah sakit, gadis itu sengaja tidak makan di luar karena tidak mau terlalu lama meninggalkan Ayahnya.
Saat melewati resepsionis, tiba-tiba suara gadis kecil yang kemarin menemaninya terdengar.
"KAKAK NAYYA!" suara cempreng Ratu terdengar.
Nayya berbalik badan kemudian melihat kearah pintu masuk, ternyata Ratu ada disana bersama Oma-nya.
"Loh Ratu." Nayya terkejut bukan main, Ratu berlari kemudian memeluk erat Nayya.
"Kakak Nayya kemana caja? Latu nyaliin tadi, padahal Latu cudah cemangat mau di cuapin lagi cama Kakak Nayya, Latu juga mau main cama Kakak Nayya." celoteh Ratu menatap polos Nayya, kini Nayya sudah berjongkok untuk memeluk Ratu.
"Maafin Kakak ya sayang, kemarin kan Ratu pasti gak nyaman kalo bobo di klinik makanya Papa Ratu bawa Ratu pulang biar Ratu bisa bobo nyenyak.."
"Kakak gak bisa datang soalnya Kakak harus temenin Ayah Kakak yang sakit, maaf ya Ratu cantik." Nayya mencium gemas pipi Ratu.
Tadinya anak berusia 4 tahun itu ingin merajuk, tapi setelah di cium pipinya Ratu tidak jadi marah.
"Tadinya Latu mau malah, tapi ndak jadi lah coalnya Kakak Nayya cudah ada di cini hihi." Ratu tertawa sambil menutup mulutnya sendiri.
"Ratu emang baik." Nayya sangat gemas melihat Ratu yang begitu cerewet, ditambah Ratu masih cadel.
"Makacih Kakak Nayya cantik."
"Sama-sama Ratu cantik."
Keduanya pun tertawa, saking fokusnya Nayya sampai tidak sadar jika Dea ada disana.
Wanita paruh baya itu nampak tersenyum melihat kedekatan Nayya dan juga Ratu, cucu semata wayangnya itu nampak lebih ceria dan nyaman sekali bersama Nayya, padahal mereka baru saja bertemu.
"EKHEM!"
Dea sengaja berdehem, lihatlah kedua perempuan beda usia itu langsung menatap kearah Dea, Nayya cukup terkejut kemudian merasa canggung.
Sementara Ratu menepuk keningnya sendiri, gaya gadis kecil itu sudah seperti orang dewasa saja.
"Ya ampun Latu campai lupa kalo Oma juga ada di cini." cerocos Ratu menggelengkan kepalanya pelan, Dea tertawa sementara Nayya tersenyum kikuk.
"Maaf Bu." Nayya mencium tangan Dea penuh kesopanan, Dea tersenyum melihat Nayya yang begitu ramah dan sopan.
"Tidak apa-apa Nayya, justru Ibu yang harus minta maaf."
"Perkenalkan nama Ibu Dea, saya Ibu nya Ravin dan juga Oma nya Ratu." Dea mengulurkan tangannya.
"Nama saya Nayyara Bu." Nayya akhirnya berkenalan dengan Dea.
"Maaf ya Nayya, cucu saya pasti merepotkan kamu." ucap Dea tak enak hati.
"Tidak masalah Bu, mari mengobrol di sana Bu kebetulan saya sedang menunggu Ayah saya." Nayya mengajak Dea dan Ratu untuk berbincang di tempat dia menunggu Ayahnya.
"Saya turut berduka cita atas kecelakaan yang orang tua Nayya alami, semoga Ayah Nayya cepat sembuh ya."
"Aamiin, terimakasih banyak Bu." Nayya tentu saja terharu mendengar doa baik untuk Ayahnya.
"Terimakasih kembali, ayo Ratu sayang kita doain Ayahnya Kakak Nayya."
"CIAP OMA!" Nayya tersenyum melihat Ratu yang begitu menggemaskan.
Akhirnya Nayya, Dea dan Ratu segera pergi ke ruangan dimana Nayya sering disana untuk menunggu Ayahnya.
****
Ravin baru saja keluar dari ruangan kerja Raka, pria arogan itu segera menuju ke kamar Ratu untuk menemui putrinya namun nihil, Ravin tidak menemukan siapapun disana.
Masalahnya setelah mendengar ancaman dari Raka, Ravin jadi takut Ratu langsung dibawa pergi oleh Ibunya Dea, kan tadi Ratu sedang bersama Dea.
"Ratu! dimana kamu sayang?" Ravin berteriak mencari Ratu di kamarnya.
"Kamu pasti lagi main kan sayang?" Ravin terus berteriak sambil mencari di sekeliling rumah, namun hasilnya tetaplah tidak ada.
Para maid yang bekerja pun tidak ada yang berani muncul dihadapan Ravin, menurut mereka Ravin sangat menyeramkan.
"Ratu!" suara Ravin terus menggema, sampai akhirnya Raka datang menghampiri putra semata wayangnya itu.
"Bisa kamu berhenti teriak Ravindra?!" Raka menggosok telinganya yang terasa panas.
"Pi dimana Ratu! kenapa Ratu gak ada di sini Pi!" suara Ravin naik satu oktaf di depan Raka.
"Berani kamu menaikkan suaramu di depan Ayahmu Ravindra?! dimana sopan santunmu hah?! Apa Papi dan Mami pernah mendidikmu seperti ini?!" Raka berbalik marah, Ravin mengacak rambutnya frustasi.
"Maaf Pi, tapi aku panik sekarang jangan bawa Ratu..."
"Lebih baik sekarang kamu intropeksi diri! kalo kamu sudah bisa menurunkan egomu, segera temui Papi!"
"Pi! tunggu! ARGH! SIALAN!"
Bersambung.......
.
.
rasain noh kenak senggak sama papi raka kn,, makanya jngn ego mulu yg diutamakan ravindra....