Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Lagi dan lagi
Panas matahari tidak terlalu menyengat,bahkan kalau seseorang berdiri di bawahnya, ia tidak akan merasakan suhu panas sang matahari.
Embun sudah mulai menggelap,seakan pertanda bahwa sebentar lagi hujan akan turun membasahi bumi.
Ceklek…
Kaira masuk ke dalam rumah,matanya langsung tertuju kepada jam yang menunjukkan pukul 13:55 WIB.
Ada sedikit yang beda dari dirinya hari ini,yaitu pulang tanpa menggunakan sebelah sepatu.
Setelah meletakkan sebelah sepatunya di atas rak yang ada di dekat pintu,Kaira langsung melangkah menuju kamarnya.
Hari ini ada sedikit keberuntungan datang padanya,pulang tanpa jalan kaki,ya dirinya memutuskan pulang naik bus hasil dari pemberian Bara kepadanya.
Sebenarnya jika kakinya lengkap dengan dua sepatu,mungkin dia akan tetap jalan kaki supaya uang 10 ribu itu utuh di genggaman nya.tapi apa boleh buat,bagaimana dia bisa pulang berjalan sekitar 2 km dari sekolah menuju rumahnya.
Kaira melihat seisi rumah nya sepi,biasanya ibunya duduk di ruang tamu bermain ponsel dan kadang membaca majalah jika ia pulang sekolah.
Kaira meletakkan tasnya,gadis itu tersenyum, hari ini dia bisa istirahat di kamar karena dirinya sampai di rumah lebih cepat.
Dia tidak mencari keberadaan ibunya,entah mengapa matanya sangat mengantuk setelah melihat kasur nya.
“Aku tidur sekitar 10 menit saja,setelah itu baru memasak.”
Sekolah mereka pulang biasanya 14:30 WIB,dan biasanya karena pulang jalan kaki,kaira akan sampai di rumah sekitar jam 15;30 WIB.
Tidak lama mata itu tertutup, gadis itu sudah terjun ke dunia mimpi.
.
Andini melangkah kan kaki masuk ke dalam rumah dengan wajah kesalnya.
“Selamat siang anak mama…udah pulang sayang? Tumben banget cepat,biasanya di rumah jam 4 sore,nggak jalan sama teman teman?”Mita tersenyum lembut ke arah puterinya.
Andini melangkah kasar mendekat ke arah ibunya.”mah tadi aku di sekolah kesal bangett…nggak ada mood buat nongkrong sama teman teman lagi.”Andini dengan kasar mendaratkan bokongnya di atas kursi di samping ibunya.
“Kenapa sayang?”
“Itu tuh anak tiri mama,dis malu maluin aku di depan teman teman..”
“Si Kaira?”
“Iyalah siapa lagi?”Andini menghela nafas kasar.”dia minta duit sama ku mah di depan teman teman, dia manggil papah,kan aku udah bilang ke teman teman kalau dia itu pembantu kita,bahkan teman teman aku jadi kayak curiga gitu sama aku..pokoknya aku nggak mau mah,mama harus hajar dia.”
Mita mengelus pundak puterinya.”iya nanti kalau dia udah sampai di rumah,mama beri pelajaran.”
Andini melihat ibunya,lalu dia melihat ke arah rak sepatu.”dia udah pulang mah,tuh sepatu busuk nya di sana.”
Mita melihat ke arah rak sepatu dan wanita itu segera berdiri dari duduknya.”tumben dia cepat pulang.”
“Pokoknya,kalau mama belum menghajar dia,aku nggak bakalan ada mood makan dan yang lain.”gadis itu menunjukkan rasa kesalnya sembari tangannya ia kalungkan di depan dada.
Mita langsung melangkahkan kaki nya menuju kamar yang ada di dekat dapur,Kaira tidur di sana,dan kamar yang ia tempati tidak terlalu luas.
Kamar itu dulu adalah kamar pembantu saat ibu kandungnya masih hidup,tapi setelah Ayahnya menikah dengan ibu keduanya,dia pun akhirnya di pindahkan ke kamar belakang.
Tok…
Tok….
“Kaira…kaira keluar kamu!”suara Mita menggema,bahkan Andini yang ada di ruang tamu mendengar jelas suara ibunya,suara yang ditemani dengan kemarahan.
Kaira terkejut bangun dari tidurnya,gadis itu segera berdiri dan melangkah mendekat ke arah pintu kamar.
Ceklek…
“Sini kamu..”
Tidak ada waktu lewat beberapa detik,rambut panjangnya sudah di tarik oleh ibunya dengan kasar,yang membuat Kaira mengikuti tarikan itu menuju ruang tamu.
“Mah..sakit..”
“Enak kamu ya,bisa bisanya kamu pulang diam diam,dan tidur di kamar,bukannya langsung beres beres.”Mita melemparkan tubuh yang di balut kaos oversize berwarna putih dan celana jeans pendek itu ke atas lantai dengan kasar.
“Maaf ma,tadi aku ngantuk banget,jadi aku tidur sebentar.”
Mita terkekeh mendengar jawaban Kaira.entah mengapa menatap anak itu seakan menimbulkan rasa benci yang sangat luar biasa.
Dia akan puas jika melihat Kaira tersiksa dan terus menangis menderita,itu adalah kebahagiaan yang mungkin menambah umur panjang baginya.
“Ngantuk?..”lalu mata Mita tertuju kepada Andini yang duduk menikmati kue nastar yang ada di atas meja tamu.”tadi dia minjam uang sama kamu?”
Andini mengangguk kan kepalanya.”bahkan dia mengancam aku mah,kalau aku nggak kasih dia pinjam,dia bakal ngeganggu aku tiap hari..”gadis itu menambah nambah cerita supaya ibunya semakin membenci Kaira.
Kaira dengan cepat menggelengkan kepalanya.”nggak mah,aku nggak ada ngancam andini.”
“Elleh, diam kamu! Kamu pikir aku percaya sama kamu? Bahkan kalau Andini bohong pun,aku akan tetap percaya kepada puteriku sendiri.”
“Mahh…sakit lepasin…”
Kaira menahan rambutnya yang di tarik kuat oleh Mita.
“Lepas mah..”
“Nggak akan,sebelum kamu mencium kaki Andini untuk minta maaf…”
“Aku..aku cuman pinjam uang dia mah,nanti kalau papah kasih uang aku pasti bayar kok..”
Mita tersenyum smirk,kekuatan tarikan tangannya ian tambahkan yang membuat Kaira semakin merasa kesakitan.”cepat minta maaf!”ucap wanita paruh baya itu dengan sorotan mata tajam di tambah tangan kirinya mencubit lengan Kaira.
“I-iya aku minta maaf..”
Mita dengan kasar melepaskan kedua tangannya.”Andini buka sepatumu,biarkan dia mencium kakimu supaya dia tidak macam macam lagi!”
Andini tersenyum bahagia.”nggak ah, dia nyium sepatu ku aja selama 2 menit,nggak boleh di lepas,baru aku maafin.”
Kaira terdiam, matanya bergantian melihat ke dua wanita itu.entahlah,ingin rasanya dia melawan,tapi dia tidak punya kekuatan.tidak ada yang memberikan dia dorongan dan semangat,hingga mental gadis itu semakin lama semakin menciut.
“Cepetan!”
Perlahan Kaira mendekat ke arah Andini.”aku…aku minta maaf ya tadi meminjam uang padamu di depan teman teman mu..”ucap nya tanpa melihat ke arah adik tirinya.
Andini tidak menjawab apa apa,gadis itu langsung meletakkan kakinya ke atas ke dua paha Kaira.”cepat cium!”
Kaira terdiam,tidak rela rasanya bibirnya harus menyentuh sepetu kotor itu.
“Cepat lama banget sih!”
Mita mendorong kepala Kaira supaya lebih dekat ke kaki puteri kandung nya.
Cupp….
Akhirnya bibir itu menempel di atas kaki dengan Kaira menutup matanya.
“Ingat 2 menit jangan sampai lepas..”peringat Andini sembari memvideokan dan mengambil beberapa foto Kaira mencium kakinya.
“Oke,jauhkan kepala busukmu.”gadis itu pun berdiri dari duduk nya,lalu ia melangkah mendekat ke arah ibunya.”makasih ya mah..”Mita membalas pelukan puterinya.
“Iya sayang sama sama..”
“Aku ke kamar dulu mah..”
Mita mengangguk kan kepalanya,lalu setelah puterinya sudah masuk kamar,pandangannya tertuju kepada Kaira yang masih duduk di lantai.
“20 menit,aku tunggu 20 menit, kalau kamu belum juga menyiapkan makanan di atas meja,kamu nggak dapat jatah makan.”wanita itu melangkah kan kaki menuju kamar nya.”ohh iya satu lagi,semua perlengkapan bahan makanan sudah ada di kulkas,masak ayam saja nanti.”setelah mengucapkan itu,wanita paruh baya itu kembali melanjutkan langkah nya menuju kamar.
Kaira membersihkan bibirnya menggunakan bajunya.gadis itu segera berdiri menuju dapur untuk memasak.