NovelToon NovelToon
MANAGER LOVE STORY

MANAGER LOVE STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / BTS / Blackpink / Angst
Popularitas:362
Nilai: 5
Nama Author: timio

Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.

Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.

Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.

🍁🍁

Yuk, kepoin yeorobun 💜

Borahae 💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Anna

Sekembalinya Yogie ke kamar itu, Helena sudah lebih baik tampilannya. Ia sudah mengenakan piama dengan celana pendek yang memperlihatkan kedua lututnya yang baru diplester Clara. Sepertinya mereka berdua baru saja bicara, wajah Helena juga lebih tenang.

"Dia baik-baik aja, gua keluar dulu ya. Laper, mau pesen apa?", tanya Clara pada Yogie yang baru masuk.

"Nasi goreng seafood dua, es latte satu, es matcha satu. Itu aja."

"Ok." Lalu Clara pergi.

Helena berusaha tersenyum melihat kehadiran Yogie. Lalu pria itu duduk disampingnya.

"Kok bisa, ayang?".

Pertanyaan itu membuat Helena berkaca-kaca, Yogie mengusap bahunya, lalu menarik tubuh Helena agar ia peluk. Tidak ada penolakan. Seiring dengan hangat tubuh Yogie yang ditransfer kepadanya ia kembali sesegukan lirih. Yogie marah, ia geram sekali.

"Kenapa kamu ikutan ngasih duit ke tante aku itu? Hiks... ".

"Aku buat perjanjian, dia langgar kesepakatan itu, berarti dia ngibarin bendera perang duluan kan. Aku janji setelah ini orang itu ngga akan ganggu kamu lagi, ayang. Dia kira aku main-main, liat aja."

"Tapi aku takut banget tadi, semisal Theo dateng telat dikit aja, aku mau dibawa, aku udah di seret, mau dijual katanya, aohhh.. "

Yogie tidak menjawab lagi, jantungnya berdegup kencang sekarang. Di jual? Di jual katanya? Sungguh ia marah. Manusia tipe apa yang menjual keponakannya sendiri.

🌵

Setelah Yogie pergi dari hadapan semua orang, Theo juga. Ia tidak bisa pergi atau melarikan diri kemana pun, karena Juna sudah melarangnya. Alhasil, ia memasuki salah satu kamar di Villa super luas itu dan berdiam diri disana. Setelah ia pergi, Jay, Jimmy, dan Hose mulai menginterogasi Juna, berikut juga Clara dan Kris yang berkumpul bersama mereka.

Mau tidak mau Juna pun akhirnya buka suara, bagaimana pun mereka semua adalah keluarga Huge Ent, dan keluarga inti Nemesis. Ketiganya langsung menyumpah serapah Theo.

"Anak setan, ngga ada otak."

"Aohhh... Itu tytyd nya bisa di donasiin gak sih? ".

"Astaga Theodore, dajj4l... Aohhh... "

"Percuma lu nyumpahin sampe gimana juga, udah terjadi. Helena juga mati-matian ngehindarin Theo, tapi Theo maju terus, ngga ada jera nya itu anak. Tapi gua percaya dia beneran menyesal. Itu abang lu paling tua, si Yogie udah pasang badan duluan. Apalagi dia udah suka Helena jauh sebelum Theo."

"Perasaan kita lima tahun pertama bareng terus deh hampir 24 jam, kenapa ngga tahu plot twist nya ternyata kayak gini ya." bingung Jimmy. Jay dan Hose juga tak kalah terkejutnya.

🌵

Sejak insiden itu, keadaan semakin dingin antara Yogie dan Theo. Jika Yogie muncul Theo pergi, jika Theo yang muncul Yogie langsung pergi. Mereka betah berada di ruangan yang sama hanya jika ada latihan dance. Itupun karena terpaksa. Helena lebih sibuk untuk urusan lain sekarang, jika hanya latihan dance ia lebih memilih mengerjakan yang lain. Yogie juga tidak keberatan, ia tidak se clingy Theo pada masanya. Dan kejelasan status itu masih belum ada hingga sekarang.

.

.

.

Siang itu Helena benar-benar menemui sahabatnya itu, Anna. Seorang putri tunggal pemilik perusahaan farmasi di Orion, keduanya berteman dan dekat sejak kuliah. Meski berasal dari Perguruan tinggi yang sama, Anna sama sekali tidak se cekatan Helena, sama sekali tidak. Ia kuliah hanya karena bosan di rumah. Jadi karena the powerful money dan privilege yang ia bawa dari keluarganya, ia bisa masuk ke Perguruan tinggi yang mahal dan bergengsi itu dengan mudahnya, berbeda dengan Helena yang berjuang mati-matian dengan otaknya.

Awal mereka berteman adalah Helena membantunya saat ujian, Konsentrasi mereka sama di bidang ilmu komunikasi. Lalu sejak saat itu Anna menempel terus pada Helena layaknya kutu, meski agak mengganggu, Anna cukup baik, tidak sombong meski kaya, tidak pilih-pilih, tapi hanya jika bersama Helena. Akhirnya, Helena dekat dengannya dan bersahabat hingga sekarang.

Bugh... satu tepukan keras mendarat di punggung Helena yang duduk tenang di sebuah cafe.

"Aohhh", dengan kesal menoleh.

"Weekkk... ", wanita cantik berambut pirang menjulurkan lidahnya, mengejek Helena.

Deg

"Lu ngapain jadi blonde begitu sih anak setan, jelek amat... ", kesal Helena.

Entah kenapa rasanya ia ingin marah melihat Anna yang biasa berambut warna-warni itu mengubah rambutnya menjadi pirang.

"Apa sih, kan cakep. Jadi mirip Rose White Pink kan gua?"

Ps : White Pink, grup wanita paling terkenal setelah Nemesis.

"Dih, engga. Kayak janda pirang lu begitu, ayo ke salon cat ulang. Ga restu gua rambut lu begitu."

"Yaaahh Len baru juga sebentar gua blonde begini."

"Ngga, ayo gua temenin."

Dengan berat hati Anna mengikuti Helena yang menariknya ke sebuah salon yang tidak jauh dari cafe titik temu mereka itu. Dan kira-kira dua jam sudah berlalu, Helena yang biasa malas sekali berurusan dengan salon, malah anteng menunggui Anna hingga dua jam lamanya dan kembali dengan rambut warna baru.

.

.

"Nah... Gitu kan cakep lu, ngga usah blonde blondean. Yuk mau cari apaan lu?" Girang Helena sambil menggandeng Anna.

Anna pun bercerita apa yang ingin ia cari, tapi satu yang membuatnya berdebar. Aroma mawar kuning yang mirip sekali dengan aroma yang membuatnya menangis hebat itu, menyeruak dari tubuh Anna tapi jauh lebih lembut dan berbaur aroma stroberi.

"Ahhh... Ovt mulu gua." Batinnya, dan mengabaikan.

Dua sahabat yang lama tidak bertemu, meski sedekat itu Anna tidak pernah terlalu mencampuri banyak hal tentang Helena, ia pernah bertanya apa pekerjaan Helena sekarang, Helena menjawab manajer di sebuah perusahaan, dan sudah, begitu saja. Tidak akan ada pertanyaan lanjutan, paling dia akan bertanya "Gaji lu cukup ngga? Kalo ngga bilang, temen lu ini masih kaya, lu ngga usah sok bertahan menderita, gua mampu jagain lu." begitu katanya. Jadi tidak banyak hal yang ia tahu soal Helena, begitu pun sebaliknya.

Mereka lebih mementingkan kebersamaannya fokus hanya untuk mereka berdua, ketimbang membicarakan hal lain.

"Wahhh Yogie Nemesis mau comeback ya, cakep banget." gemes Anna melihat ke video wall di mall yang mereka datangi itu.

Helena hanya tersenyum tipis. "Iya, friendzone gua tuh. " Batinnya.

"Lu Villain juga?", tanya Helena.

"Iya dong. Gua ngga pernah cerita ya. Bias gua Theodore."

Deg

"Ahh Theo..."

"Kalo lu?".

"Gua, Jay." balas Helena sedikit ragu, entah kenapa sudut hatinya sedikit tersita dengan rangkaian random yang tidak sengaja ia susun di otaknya, dan tidak mungkin juga. Blonde, aroma mawar kuning, villain, bias nya Theo. Tidak mungkin orangnya Anna kan? Blondenya juga baru sebentar katanya.

"Len, tante lu masih suka minta duit lu ngga?".

"Ngga lagi, gua ada yang jagain sekarang."

"Cerita anjir, lu jangan diem-diem ya kalo punya cowo, ambeien lu nahan-nahan cerita." cecar Anna.

"Gimana ya Na, dibilang cowo gua rasanya juga engga, dia ngga ngajakin gua pacaran soalnya, tapi ngajak nikah."

"Anjir... Helena... ", pekik Anna.

"Iya, beneran. Terus dibilang ngga pacaran, kita ciuman, tinggal bareng, masak bareng tiap hari, malah kerja bareng."

Bugh bugh bugh bugh...

"Sakit anjir... Aduh... ", pekik Helena kesakitan karena digebuk Anna saking excitednya.

"Lu gua tinggal sebentar aja langsung pinter lu ye, good job nak, good job, mama bangga... Aohhh..."

"Ya gitu deh keadaannya, kapan-kapan kalau situasinya memungkinkan, gua bakal kenalin dia ke elu."

Drrrt ... Drrrrt.... Getar banyak di ponsel keduanya.

"Wat de pak... Ini apaan anjir?! ".

.

.

.

TBC... 🌵

1
Timio
Ok Amy 💜 ditunggu ya, borahae 💜💜
rey na' daniansyah
saya tunggu ampe tamat ya thor, awas jja klo ngegantung ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!