Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 7
Pukul 13.00
Niat hati hanya ingin beristirahat sebentar, tapi karena Yunda minum obat yang mengandung obat tidur, alhasil Yunda jadi ketiduran sampai jam satu siang.
Tok... Tok... Tok...
Pintu rumah terketuk.
"Yunda.... Yunda!!!!" Teriak Bu Marni sembari mengetuk pintu rumah Rio-Yunda.
Yunda yang ada di dalam kamar pun terbangun mendengar suara ketukan pintu dan teriakan Bu Marni. Tapi untungnya bayinya tidak ikut bangun.
Yunda berusaha keras untuk bangun, padahal badannya semakin panas. Lalu keluar dari dalam kamar dan membukakan pintu untuk Ibu mertuanya itu.
Ceklek. Pintu terbuka.
"Ngapain aja sih kamu!!" bentak Bu Marni karena Yunda lama membuka pintu.
"Maaf Bu." hanya itu yang bisa jawab.
Bu Marni memperhatikan Yunda dari ujung kepala sampai ujung kaki, dari penampilan Yunda, Bu Marni bisa melihat kalau Yunda baru bangun tidur.
"Baru bangun kamu, hah?" tanya Bu Marni dengan nada yang kasar.
Yunda hanya menganggukkan kepalanya.
"Dasar istri pemalas!! Jam segini malah tidur! Udah ngerjain apa kamu makanya bisa enak-enak tidur! Anak saya mati-matian banting tulang buat ngasih makan kamu, eh... ini malah istrinya enak-enak tidur!" bentak Bu Marni.
"Bu, tolong suaranya pelanin, anak saya lagi tidur." balas Yunda.
"Berani kamu nyuruh-nyuruh saya, hah! Dasar menantu gak berguna, cuma tau ngabisin uang anak saya aja! Melahirkan gak tau ngeden, gak bisa ngasih ASI sampe-sampe beli susu formula, nyuci baju anaknya juga gak sampe-sampe harus beli popok, kamu pikir semua itu gak pake duit hah! Terus kamu kira duit yang kamu pake beli susu, beli popok, beli makan, dan bayar uang rumah sakit kamu itu jatuh dari langit, hah! Itu semua hasil keringat anak saya! Bukannya bales budi dengan jadi istri yang rajin, lah ini malah enak tidur-tiduran padahal kerjaan belum di kerjain! Kurang sabar apa sih anak saya ngadepin istri pemalas kayak kamu!" suara Bu Marni malah semakin keras.
"Sini kamu, sini kamu! Sekarang kamu ambil sapu, sapu ini rumah terus pel terus lap-lap itu semua kaca-kaca!" kemudian Bu Marni menarik tangan Yunda dan membawa Yunda ke dapur.
"Akh... Bu lepas Bu, Yunda lagi gak enak badan Bu, tolong jangan seret Yunda kayak gini Bu." mohon Yunda.
"Banyak alasan kamu!" bentak Bu Marni.
Yunda tidak bisa melawan, tenaganya sangat lemah karena badannya yang semakin panas ditambah lagi belum sarapan dari pagi. Pandangan Yunda menjadi gelap dan akhirnya Yunda pun pingsan.
Mata Bu Marni membulat melihat Yunda jatuh ke lantai.
"Heh... bangun, jangan akting kamu! Bangun!" Bu Marni membangunkan Yunda dengan kakinya.
Tapi Yunda tidak merespon.
"Heh... Bangun!" sekali lagi Bu Marni membangunkan Yunda dengan kaki tapi kali ini lebih kencang.
Yunda masih tidak merespon.
Karena Yunda tak merespon, Bu Marni pun berjongkok dan memeriksa nafas Yunda. Merasakan Yunda masih bernafas Bu Marni menghela nafasnya lega.
"Huh... Aku pikir mati nih orang! Kalau mau mati nanti aja kalau aku udah pulang!" gumam Bu Marni.
Kemudian Bu Marni memeriksa suhu badan Yunda.
"Astaga panas banget badannya." pekik Bu Marni.
"Haduh, gimana ini?" cemas Bu Marni.
Tak lama bayi Yunda menangis.
"Haduh bayinya nangis lagi! Aku telepon Rio aja deh, suruh dia pulang." Bu Marni pun menghubungi Rio dan memberitahu keadaan Yunda dan meminta Rio untuk segera pulang.
💋💋💋
Setengah jam kemudian.
Rio pun sampai di rumah. Dalam kurun waktu setengah jam dari Yunda pingsan sampai Rio datang, Bu Marni sama sekali tidak memindahkan Yunda, Bu Marni hanya menenangkan bayi Yunda sambil memberikan susu formula.
"Lama banget sih Yo kamu datengnya!" protes Bu Marni sambil menggendong cucunya.
"Di toko lagi rame Bu!" jawab Rio.
"Yunda mana?" tanya Rio sambil melirik anaknya yang sedang di gendong Bu Marni.
"Di deket dapur, Ibu gak kuat mindahin jadi Ibu biarin dia disana." jawab Rio.
Rio pun berlari menuju dapur lalu menggendong Yunda dan membawa Yunda ke kamar utama dan diikuti Bu Marni dari belakang.
💋💋💋
Bersambung...
jadi oon terus...