Alexa Hazelyn Smith adalah siswi cantik, jenius dan humble, cuek bagi orang asing. Dia bahkan banyak menciptakan obat-obatan dan tekhnologi baru, meskipun anak orang terkaya nomer dua di negaranya dia tidak pernah berperilaku sombong ataupun membully teman-temannya.
Semuanya bisa dicapai olehnya namun tidak dengan hati seseorang yang merupakan anak dari yang mempunyai yayasan, terkaya nomor Satu di Negaranya, Samuel Walton, Selain Tampan dan dingin dia menjadi Mafia yang berkedok ketua OSIS.
"Aku mencintaimu, sangat. Mulai dari dulu sampai sekarang rasa itu sama. Sama-sama membuatku senang, rindu dan luka dalam waktu bersamaan, sampai kapan? Kau bahkan tak melirik ku sama sekali. Apakah rasa ini akan ku pendam selamanya?" Lirih Alexa.
Yukk jangan lupa mampir di ceritaku ya! jangan lupa Tinggalkan komen....!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
As
Alexa menangis menatap papa mama nya "Bagaimana pa ma siapa yang punya golongan darah tersebut"
Dokter yang lama menunggu "Nona jika tidak segara pasien akan___"
"Ambil darah saya, golongan darah saya Rh-null" potong seseorang di seberang kemudian menghampiri sang dokter, sejak tadi dia mendengar ucapan sang dokter.
Semua orang yang menoleh terkejut, sang dokter selaku bekerja di rumah sakit ini juga terkejut, siapa yang tidak kenal dengan orang yang ada di depannya, dia adalah pemilik rumah sakit ini Samuel Giorgino Walton, sang dokter yang sudah pulih dari keterkejutan nya "Ba, baiklah, mari ikut saya tuan"
Dokter dan Samuel segera masuk ke dalam ruang operasi, setelah pintu di tutup, Alexa menghela nafas lega dan menghapus air matanya "Syukurlah"
Leon, Raka, Stev, Becca, Ares dan Cassy memandang ke arah Alexa dengan perasaan curiga namun mereka berpikir tidak mungkin?!!?
Becca segera menepis pikiran omong kosong itu kemudian menghampiri Alexa "Lex, yang sabar ya, gue gak tahu siapa di dalam tapi gue berdoa semoga operasinya lancar dan lekas sembuh"
Alexa menoleh ke arah Becca dengan tatapan yang sulit di artikan, dia masih belum cerita tentang anaknya pada sahabat yang satu ini, dulu sahabatnya ini demi melindungi nya dari omongan orang-orang dia rela keluar negeri bersama dirinya meninggalkan sekolahnya yang saat itu masih tinggal satu tahun untuk lulus, bukankah dia berhutang besar jika tidak bercerita pada sahabat satu-satunya ini kalau ponakan yah di nanti-nanti nya masih hidup "Di dalam anak gue bec"
Becca terkejut, "Benarkah, dia masih hidup?!!" Becca menunjuk ke ruang operasi "Yang di dalam adalah keponakan gue" Becca memastikan, yang hanya di balas anggukan kepala oleh Alexa.
Becca memeluk Alexa, "Ya ampun kenapa Lo gak cerita Lex, gue kira keponakan gue udah gak ada"
Alexa membalas pelukan sang sahabat "Maaf" ,
Sahabat-sahabat Samuel terkejut, mereka berpikir Alexa kembali sudah menikah dan mempunyai anak. Tapi sebenarnya mereka tidak tahu kenyataan nya.
"Dimana suami Lo Lex" Tanya Steven, Alexa bungkam, namun terlalu takut menjawab pertanyaan Stev.
Becca berdiri siap cekcok, karena masalah ini terlalu sensitif untuk di umbar. "Apaan sih kak, kenapa kakak nanya orang yang gak ada disini"
"Maafin Steven ya Lex, ni anak masih mabuk" ucap Leon mendorong Steven ke belakang.
Setelah lewat lima belah menit Samuel keluar dengan keadaan pucat, sambil duduk di kursi roda yang di dorong oleh suster menuju ruang VVIP, Leon, Stev dan Arka segera mengikuti di belakangnya, termasuk Ares untuk mengucapkan terimakasih.
Sampai di ruangan VVIP Ares segaera mengucapkan terimakasih pada Samuel yang sudah da di brankar pasien"Terimakasih nak"
Samuel tersenyum tipis "Sama-sama Paman"
Ares yang melihat Samuel yang masih belum berbicara "Apakah kamu tidak ingin meminta sesuatu sebagai imbalan"
Samuel tersenyum "Untuk saat ini tidak"
Ares mengangguk tanda mengerti karena bagaimanapun dia dan Samuel adalah seorang pebisnis dimana tidak ingin ada yang rugi dalam kedua belah pihak.
Kemudian menoleh ke arah semua sahabat Samuel "Ya sudah kalau ada apa-apa kalian tolong panggil saya ya"
"Iya paman" ucap jawab mereka serempak.
Perkiraan lima belas menit Operasi telah selesai Axelo sudah di pindahkan ke ruangan Samuel, Saat di dalam ruang operasi tadi Samuel meminta dokter agar Axelo se ruangan dengan dirinya nanti, dan Samuel diam-diam meminta mereka melakukan tes DNA, dan disinilah mereka berkumpul bersama di ruangan VVIP dengan pasien Samuel dan Axelo,
Samuel dijaga oleh para sahabatnya dan Axelo tentunya ada Ares, Cassy, Alexa dan Becca, mereka menginap karena kebetulan ruangannya besar seperti apartemen, disana sudah tersedia semua fasilitas, sedangkan bagian Samuel semua sahabatnya yang menjaganya.
Keesokan harinya, akhirnya Axelo sadar dia mendengar suara ibunya memanggil dirinya sambil memegang tangannya.
"Ibu" ucapnya lemah
Alexa mencium kening Axelo "Iya nak ini ibu"
Axelo memandang ibunya yang sangat kacau "Maafin Axelo ya Bu, karena tidak mendengarkan perkataan ibu"
Alexa tersenyum "Tidak usah banyak gerak sayang,, Axelo hanya perlu cepat sembuh agar ibu maafin Axel "
Axelo tak sengaja menoleh ke arah samping ranjangnya disana ada pasien yang iya kenal.
Dengan mata yang berbinar-binar khas anak kecil dia memandang Alexa sambil menunjuk pasien di sampingnya "Ibu, paman itu yang tadi malam nolongin Axelo, saat Axelo di bentak-bentak sama nenek tua"
Axelo melirik ke arah Samuel yang pura-pura tidur
Alexa mengernyitkan dahinya "Nenek Tua?"
Axelo mengangguk senang "Iya, tadi malam itu Axelo gak sengaja nabrak nenek tua dia membentak Axelo untung di bantu paman itu"
Akhirnya Axelo bertemu dengan Samuel kedua kalinya dengan rasa bahagia yang sulit di utarakan,
"Hmm ya, nanti ibu ucapkan terimakasih dan memberikan hadiah, kamu istirahat dulu ya sayang" tegur Alexa halus pasalnya dia tidak mungkin berbicara pada Samuel, terlalu gemetar, kecewa sekaligus takut oke!
Namun seketika mereka di kejutkan dengan kedatangan para orang tua teman dari mamanya, mereka datang untuk menjenguk Axelo, geng The Queen geng mamanya,mereka datang dengan heboh sambil membawa buah tangan.
"Gimana keadaan cucu kita Cas" ucap Kate, karena memang mereka menganggap cucu sahabatnya ini juga cucu mereka, benar-benar kompak kan!
"Sudah mendingan, pelurunya tertembak ke bahunya, sempat kehilangan banyak darah apalagi darahnya sangat langka namun untung ada nak Samuel yang bersedia mendonorkan darahnya, btw aku juga sangat terimakasih loh ke kamu" jawab Cassy sambil tersenyum dan menunjuk Samuel
Kate terbelalak, dia sangat Terkejut. Mendonorkan darah? Anaknya ini tidak pernah secara cuma memberikan sesuatu tanpa imbalan, dan Kate benar-benar mengerti apa yang di incar oleh anaknya, namun yang dia tahu anaknya berada di apartemen apalagi kemaren ogah ogahan saat dirinya mengatakan semua keluarga di undang ke pesta ulang tahun anak sahabatnya. Dan ini benar-benar di luar nalar oke.
Kate bergegas menghampiri Samuel yang sudah bangun dari pura-pura tidur nya "Loh anak mama kok ada disini"
Samuel yang tak menduga ibunya akan kesini dia mulai mencari-cari alasan agar tidak mengandung kecurigaan.
"Sam" panggil Kate mode serius, dan mereka para sahabatnya mengerti agar tak terlibat percakapan ibu dan anak itu.
Samuel memandang ibunya ragu "Ada apa ma"
"Siapa kali ini" ucapnya yang nyaris tidak di dengar
Samuel mengedikkan bahunya "Mereka lagi"
Katherine hanya menghela nafas, kapan berhentinya balas dendam ini, pikirnya.
Setelah itu terdengar ketokan pintu yang menjadi pusat perhatian seorang laki-laki yang sudah tua namun aura wibawanya masih terlihat, dia George dengan Asistennya.
George menghampiri dan memeluk cucu kesayangannya "Alexa" gumamnya.