NovelToon NovelToon
Bintangku 2

Bintangku 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Cintapertama / Keluarga / Cintamanis
Popularitas:182
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

sambungan season 1,
Bintang kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya, tiba-tiba omanya berubah. ia menentang hubungannya dengan Bio

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa jadi pengecut?

Ruangan IGD dipenuhi suara dokter dan perawat yang bekerja cepat.

“Tekanan darahnya turun!”

“Pasien lemah, kemungkinan kelelahan dan stres berat!”

“Segera pasang infus!”

Rama berdiri di luar tirai, napasnya memburu.

Tangannya mengepal, wajahnya tegang dan cemas.

Saat tirai dibuka sebentar, ia melihat sekilas tubuh Bintang yang lemah, wajah pucat, dan infus yang baru terpasang.

Pemandangan itu membuat dadanya serasa diremas.

“Mas… keluarganya sudah dihubungi?”

“Tadi sudah, Pak. Oma-nya dalam perjalanan.”

Rama hanya mengangguk, rahangnya mengeras.

Tak butuh waktu lama, setelah Bintang dipindahkan ke kamar rawat, dokter memberi penjelasan singkat:

“Pasien mengalami kelelahan fisik dan tekanan emosional berlebihan. Dia perlu istirahat total.”

Rama menatap Bintang yang terbaring diam.

Matanya memerah.

Pelan-pelan ia duduk, menunduk di samping ranjang.

“Tan… kamu selalu bilang kuat. Tapi kelihatan banget kamu udah capek.”

Ia menarik napas panjang, lalu berdiri.

“Kalau Bio nggak datang… aku yang bakal cari.”

......................

Tanpa menunggu lebih lama, Rama langsung mengemudi menuju rumah Ibnu.

Ia tidak peduli meski belum yakin Bio ada di sana.

Intuisi dan kemarahan membuat langkahnya mantap.

Begitu sampai, ia mengetuk pintu keras.

TOK! TOK! TOK!

Ibnu muncul dengan wajah terkejut. “Rama? Ada apa—”

Rama langsung mendorong pintu dan masuk.

“Mana Bio?”

Ibnu menahan bahunya. “Rama, tenang dulu—”

“Jangan halangi gue!”

Dan benar.

Bio berdiri di ruang tamu, terlihat kaget sekaligus takut, seakan sudah menduga hal itu akan terjadi.

Rama mendengus tajam.

“Jadi lo disini”

Bio menunduk, bukan karena bersalah, tapi karena tak tahu harus berkata apa.

Ibnu mencoba menengahi. “Rama, dengar dulu—”

BRAK!

Rama mencengkeram kerah baju Bio dan meninju pipinya keras.

Ibnu terperanjat.

“RAMA! STOP! Stop! Jangan! ”

Tapi Rama sudah terbakar emosi.

Ia mengguncang tubuh Bio.

"Lo yang di cari-cari dia seharian"

“Dia pingsan! Dia dibawa ke rumah sakit! Lo tau itu, HAH?!”

Bio terhenyak.

Mata membelalak, tubuh gemetar.

“…a-ap—apa… apa yang lo bilang?”

Suaranya pecah.

Rama semakin marah melihat reaksi itu.

“Bintang pingsan! Dia collapse! Karena nyari lo! Karena mikirin lo! Karena lo ilang kayak pengecut!”

Rama memukul dada Bio, bukan untuk menyakiti, tapi karena tak bisa menahan amarahnya.

"Bintang adalah yang gue jaga selama ini sampai akhirnya dia memutuskan untuk bersama Lo"

"Lo buat Bintang seperti ini hanya karena kesalahpahaman" lanjut Rama.

"Bintang pergi kuliah ke luar negeri juga atas kesepakatan dengan oma untuk pekerjaan papa lo, kalau hal itu lo anggap menampar harga diri lo berarti lo emang gak pantas untuk Bintang. Bintang rela kehilangan apapun untuk lo" jelas Rama lagi.

Bio terhenyak, ia sadar ia sudah membuat kesalahan besar.

“Lo tau apa yang dia bilang sebelum jatuh?”

Rama menahan napas yang bergetar.

“‘Aku cuma takut kehilangan dia.’ Itu kata-kata dia…”

Bio memejamkan mata keras, bibirnya bergetar.

Setetes air mata jatuh.

Ibnu berdiri membeku melihat dua sahabatnya begitu kacau.

“Lo harusnya jadi orang pertama yang dia bisa cari, lo harusnya menjadi orang yang paling bisa di andalkan oleh Bintang”

Bio menggenggam rambutnya, tubuhnya goyah.

“Gue…” suaranya serak.

“Gue hanya merasa Bintang gak percaya sama gue—”

“Lo bodoh"

Rama menunjuk dada Bio tepat di depan wajahnya.

“Apa karena berpisah sekian lama dari Bintang lo jadi gak mencintai dia seperti dulu lagi"

Hening.

"Gue pikir Bintang yang bosan dan menemukan seseorang yang lain, sehingga pulanh tanpa memberi tahu"

"Pikir? Lo emang bodoh. Orang yang ia cari sekian tahun, orang yang ia cintai masih lo" Rama mundur. Ia berusaha mengatur nafasnya, amarah Rama yang mulai menurun, digantikan kepedihan.

“Bintang sekarang di rumah sakit”

Rama melepas kerah baju Bio.

“Sementara lo di sini, ngumpet kayak pengecut.”

Bio menatap lantai, bahunya turun.

“Dia… dia di rumah sakit mana…?”

Suaranya hancur.

Rama memalingkan wajah, menahan emosi yang belum reda.

“Rumah sakit premier, lantai 3"

Nada suaranya dingin.

Bio mengangguk pelan… lalu tanpa kata lain, ia langsung berlari keluar.

Ibnu menatap Rama dengan wajah lelah.

Rama hanya mengembuskan napas panjang, lalu duduk di sofa, wajah muram penuh frustasi.

“Semoga lo nggak ngelakuin kesalahan seperti ini lagi, Bio… semoga apapun yang akan kalian hadapi nanti, kalian gak akan berpisah lagi…”

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!