NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Percobaan Kabur Pertama

Ivy perlahan sadar. Dia mulai membuka matanya. Dia sudah pingsan selama beberapa jam dan mungkin keterusan tertidur. Kepalanya terasa berat. Dia mencoba duduk dan bersandar di kepala tempat tidurnya.

Kepalanya mengingat kembali percakapannya dengan Sofia tadi.

Jadi selama lima tahun ini aku menikahi seorang mafia. Dalam darah anakku mengalir darah mafia. Tidak. Tidak akan aku biarkan Aiden dibesarkan di keluarga ini. Tidak baik untuk Aiden. Aku tidak ingin Aiden menjadi mafia, batin Ivy.

Dengan sekuat tenaga, dia mencoba berdiri. Rasa pusing yang masih mendera diabaikannya. Dia mendekati lemari dan mulai mengemas pakaiannya dan Aiden.

Aku harus segera meninggalkan tempat ini. Aku dan Aiden telah salah datang ke tempat ini.

Selesai mengemas pakaian, Ivy mulai keluar kamar dan perlahan mencari keberadaan Aiden. Rumah ini cukup luas untuk dijelajahi dan memiliki begitu banyak ruangan.

Dimana Aiden saat ini.

Ivy terus mencari keberadaan Aiden. Sampai di ujung koridor lantai 2, dia melihat ada dua jalan terpisah, ke kiri dan ke kanan. Dia bingung dan dengan asal memilih untuk belok kiri menuju arah balkon yang menghadap ke taman belakang.

Mendekati balkon ada sebuah ruangan yang pintunya agak terbuka.

Jangan-jangan Aiden ada di dalam situ.

Perlahan Ivy mengintip ke dalam dan betapa terkejutnya ketika melihat Lukas yang baru saja selesai mandi dan hanya menggunakan handuk putih melilit pinggangnya. Ivy bisa melihat dengan jelas dadanya yang bidang dan berotot. Ketika dia menatap cermin dan membelakangi Ivy, Ivy bisa melihat dengan jelas tato yang mirip dengan tato Rafael. Mungkin ini logo geng mafia keluarganya.

Lukas merasa dirinya seperti sedang diawasi. Dengan cepat dia berbalik dan menuju pintu dengan siaga, tak lupa dia menyambar pistol yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya.

"Siapa itu?," tanya Lukas dengan tegas.

"Ini aku. Maaf, maaf. Aku tidak bermaksud apa-apa aku hanya ingin mencari Aiden," Ivy menjawab sambil mengangkat tangan dan membuang wajahnya agar tidak melihat Lukas yang masih belum berpakaian.

Lukas membuka pintu lebar.

"Maaf, sekali lagi maaf, aku tidak bermaksud mengintipmu," Ivy masih membuang wajahnya.

"Dia tidak di sini. Dia sedang dengan Maya dan Ibu di lantai satu dekat perpustakaan," jawab Lukas.

"Oh, iya, Ehm.. Baiklah, aku akan ke sana. Terima ka....," braakk pintu kamar ditutup Lukas dengan kasar. Ivy terundur.

Astaga. Dingin dan kasar. Gak usah tutup pintu begitu kali, aku juga akan pergi kok.

Ivy menuju ruangan lantai satu dan mencari keberadaan Aiden di sana.

Aiden pun ketemu. Dia sedang bermain dengan Grand ma nya. Nyonya Christina terlihat begitu bahagia. Dia tersenyum. Ada Maya yang ikut membantu di sana.

"Ibu...," sapa Ivy.

"Kamu sudah siuman? Bagaimana keadaanmu?," tanya Nyonya Christina tanpa beranjak tetap bermain dengan Aiden.

"Sudah agak mendingan, Ibu" jawab Ivy

"Jangan lupa minum obat yang sudah diresepkan Ethan. Ada di nakas samping tempat tidurmu.

"Iya, Ibu," dia menatap Aiden, "Aiden, ganti baju dulu ya. Bajunya Aiden sudah dari tadi belum diganti," bujuk Ivy

"Aiden masih main dengan Glandma, Ma,"

"Setelah ganti baju Aiden boleh main dengan Grand ma lagi,"

Akhirnya Aiden bersedia ikut Ivy.

Setiba di kamar, Ivy segera mengganti pakaian Aiden dan bersiap untuk pergi.

"Ma, katanya boleh main dengan Glandma lagi," protes Aiden ketika tahu mereka tidak mengarah ke ruangan tadi

"Aiden dan mama harus pulang ke Indonesia sekarang," ujar Ivy sambil terus berjalan perlahan mencari pintu keluar selain pintu utama.

"Pulang? Holeeee," seru Aiden

"Hussh, Aiden jangan ribut. Kalau Grandma tahu dia gak akan kasih kita pulang,"

"Oopss," Aiden menutup mulutnya

Ivy mendapati pintu samping yang terhubung ke halaman. Dia mengikuti pintu itu. Tiba di halaman dia berjalan mengikuti arah setapak. Tanpa dia sadari gerakannya sedang diawasi seseorang dari lantai dua. Ivy sudah melihat gerbang utama.

"Madame ingin kemana?," suara itu menghentikan langkah Ivy. Damon datang dari arah belakang. Tanpa sungkan dia menarik koper yang Ivy bawa.

"Kami ingin pulang Pak Damon. Kami tidak mungkin hidup di sini. Ini bukan lingkungan kami," Ivy memelas

"Anda dalam masalah kalau Nyonya besar sampai tahu apa yang Anda lakukan. sebaiknya cepat kembali ke dalam mansion,"

"Tidak mau. Aku hanya ingin pulang. Ini bukan rumah kami. Aiden dan aku punya kehidupan lain di Indonesia," Ivy mencoba merebut kopernya dari tangan Damon. Percuma saja. Kekuatan Damon berkali lipat dibanding Ivy. Matahari begitu terik menyengat sehingga pandangan Ivy agak terganggu.

"Saya mohon Pak Damon, kembalikan koper ku," Ivy kembali memelas sambil menyipitkan matanya.

"Tidak Madame. Kami semua akan kena pecat kalau Anda dan Tuan Kecil sampai berhasil pergi," bantah Damon.

"Tidak akan," Ivy mencoba menarik koper. Tarik menarik pun terjadi.

"Hentikan!," suara itu membuat gerakan keduanya terhenti.

"Maya, ambil Aiden," perintah si pemilik suara, Lukas.

"Tidak mau. Jangan ambil Aiden," Ivy mencoba mempertahankan Aiden. Namun matanya yang sudah telanjur sakit kena panas matahari dan kondisinya yang memang belum pulih membuat dia kalah kekuatan dari Maya. Maya berhasil merebut Aiden dan segera membawa Aiden ke dalam rumah.

"Mamaaa.. Aiden mau mama," Isak Aiden

"Nanti mama nyusul. Aiden main dulu dengan Grandama ya," bujuk Maya.

"Kembalikan Aiden," tangis Ivy mulai pecah, "Kami tidak mau hidup di dunia mafia," Ivy terisak sesenggukan

"Masuk lagi ke rumah," ujar Lukas sambil membalikan badan hendak pergi

"Biarkan kami pergi," Ivy mencoba menggapai lengan Lukas berusaha untuk membujuknya.

Lukas menepis tangan Ivy dan membuat Ivy terhempas.

"Madame," Damon mendekati Ivy yang sedang tersungkur.

"Tuan, Madame sepertinya pingsan," ujar Damon ketika memeriksa keadaan Ivy dan hendak menggendong nya.

"Hentikan. Biar aku saja," Lukas segera mengangkat tubuh Ivy dan membawanya ke dalam rumah.

"Kak Ivy kenapa kak?," tanya Sofia begitu Lukas masuk sambil menggotong Ivy.

"Pingsan lagi,"

"Astaga," Sofia mengikuti langkah Lukas menuju kamar Ivy.

Lukas meletakan tubuh Ivy dengan perlahan. Dan menarik selimut untuk menutupi bagian bawahnya. Ivy menggunakan dress selutut yang membuat bagian bawahnya mudah tersingkap.

"Kakak pukul kak Ivy?," tanya Sofia

"Aku? Apa kamu sudah gila? Sejak kapan aku memukul wanita," Lukas ketus

"Pelayan wanita kakak pukuli," bantah Sofia

"Mereka beda. Mereka orang kerja yang harus didisiplinkan. Urus dia sampai siuman. Kunci semua jendela. Aku akan perintahkan penjaga untuk lebih ketat menjaga agar tidak kecolongan," Lukas berlalu dari kamar itu.

**

"Berani-beraninya kamu!," Nyonya Christina sudah mengangkat tangan kanannya hendak menampar Ivy.

"Ibu!," seru Lukas membuat gerakan tangan Nyonya Christina terhenti.

"Ethan bilang dia menderita jantung lemah dan hipotensi. Pukulan ibu akan membuat dia semakin drop. Jika terjadi maka dia harus dibawa ke rumah sakit," ujar Lukas sambil mendekati ibunya.

Nyonya Christina menurunkan tangannya.

"Cukup sekali ini terjadi, Ivy. Jangan coba-coba lagi kabur dari tempat ini. Apalagi membawa Aiden. Aku tidak akan sungkan memerintahkan pengawal untuk tembak di tempat kalau sampai hal itu terjadi," ancam Nyonya Christina. Lalu pergi dengan perasaan sangat kesal.

Ivy hanya tertunduk. Setelah kepergian Nyonya Christina, dia mengangkat wajahnya,

"Terima kasih sudah menolongku barusan," dia berkata pada Lukas.

"Menolong? Siapa yang menolong dan siapa yang ditolong? Aku hanya mencegah ibu terlibat masalah yang lebih besar. Yang terjadi sekarang sudah cukup membuatnya repot. Tolong jaga sikap Ivy," Lukas berkata dengan nada rendah tapi penuh penekanan.

Ivy melongos. Bagaimana ini, Tuhan. Apa aku dan Aiden akan terkurung di sini selamanya...keluh Ivy dalam batin.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!