NovelToon NovelToon
Duda Dan Anak Pungutnya

Duda Dan Anak Pungutnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Duda
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

carol sebagai anak pungut yang di angkat oleh Anton memiliki perasaan yang aneh saat melihat papanya di kamar di malam hari Carol kaget dan tidak menyangka bila papanya melakukan hal itu apa yang Sheryl lakukan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Setelah selesai mandi, akhirnya Anton mencoba keluar dan melihat ke kiri dan kanan, memastikan apakah Carol ada di sekitar.

Seketika Anton merasa takut bila harus bertemu dengan anaknya sendiri, setelah sebelumnya berhasil menjauh darinya.

Anton lalu pergi ke dapur untuk mengambil beberapa makanan karena lapar—tadi ia belum sempat makan. Saat itu, Carol yang sedang makan nasi goreng langsung menegur papanya.

“Pa, papa sini. Ayo makan.”

Anton yang mendengar itu kaget. Ia tidak menyangka kalau anaknya akan berkata demikian.

Anton menatap Carol dan heran kenapa anaknya makan malam-malam begini.

“Kamu kenapa baru makan sekarang? Emang tadi nggak makan?” tanya Anton.

“Tidak. Menurut papa, aku sudah makan apa belum? Kalau aku sudah makan, nggak mungkin aku serakus ini, kan, Pa?”

“Hush, bukan rakus. Emang kamu lapar aja. Ya sudah, makan. Ini punya papa yang kamu beli, kan?”

Carol hanya mengangguk, menandakan bahwa makanan itu memang untuk Anton.

Anton tersenyum sambil mengusap kepala Carol.

“Pintar anak papa. Makasih, sayang. Kok kamu tahu papa belum makan?”

“Soalnya papa tadi minum terus sama Tante. Tante tadi siapa, Pa? Bukan calon mama Carol, kan?”

Anton yang mendengar itu langsung diam. Ia kaget mendengar kepekaan Carol, padahal ia belum mengatakan apa pun.

“Pa, Carol kasih tahu papa ya. Carol nggak butuh mama. Mama aja dulu berani ninggalin Carol. Hanya papa yang sayang sama Carol. Jadi buat apa punya mama baru? Walau bukan mama kandung, Carol nggak butuh mama lagi. Figur mama udah hilang di hati Carol, Pa.”

Anton yang mendengar ucapan itu merasa bersalah. Apakah karena dirinya, Carol tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu?

Ia sadar seharusnya sejak dulu ia menjelaskan siapa orang tua kandung Carol sebenarnya.

Masalahnya, Anton sendiri tidak tahu ke mana orang tua asli Carol berada. Ia merasa jahat karena selama ini telah membohongi Carol.

Anton takut kehilangan Carol jika berkata jujur, karena ia sendiri belum siap menerima kenyataan itu.

“Papa dengar, kan, apa yang Carol bilang? Papa jangan coba-coba lagi cariin mama buat Carol, karena Carol nggak butuh itu. Carol cuma nggak mau papa kenapa-kenapa. Papa paham, kan, maksud Carol?”

“Iya, sayang. Papa paham. Makasih ya, sudah mengerti papa. Papa harap kamu juga ikhlas, walau nggak punya kasih sayang seorang mama.”

“Aku nggak apa-apa kok, Pa. Tapi kalau boleh jujur... papa butuh sosok istri yang selalu ada buat papa, kan? Dengan alasan untuk nemenin Carol.”

Anton terdiam. Ia tidak menyangka Carol bisa berkata sebijak itu di usianya yang masih muda.

Dalam hati, Anton hanya berharap suatu saat nanti Carol bisa menemukan keluarganya yang sebenarnya dan mendapatkan pria baik—bukan seperti dirinya, yang pengecut.

Setelah selesai makan, Anton menonton TV di ruang tengah, sedangkan Carol masih makan di meja makan.

Carol memang tipe gadis yang lambat kalau makan. Walau makan duluan, tetap saja selalu paling terakhir selesai.

Begitulah Carol.

Setelah selesai, Carol ikut menonton TV bersama papanya. Tiba-tiba, ia teringat sesuatu.

“Pa, popcorn aku mana ya?”

“Mana papa tahu, sayang. Kan papa kerja. Kamu coba cari di dapur aja. Kalau nggak ketemu, tanya bibi. Tapi biasanya jam segini bibi udah tidur, jadi besok aja ya. Nggak enak ganggu orang yang udah istirahat.”

Carol hanya diam dan menurut. Melihat itu, Anton akhirnya ikut membantu mencari karena kasihan melihat Carol yang tampak kecewa.

Setelah beberapa saat, mereka menemukan popcorn-nya, tapi warnanya tidak menarik sama sekali.

“Sayang, ini emang warnanya begini?” tanya Anton.

Carol hanya cengengesan tanpa berkata apa-apa, bingung harus menjawab apa.

“Ya sudah, kamu duduk di sofa aja. Nanti biar papa yang bikinin popcorn, ya,” kata Anton.

“Maaf ya, Pa. Karena Carol nggak bisa masak, jadinya papa deh yang repot. Padahal Carol nggak mau nyusahin papa.”

“Nggak apa-apa, sayang. Kamu pintar, udah mau mencoba. Papa senang lihat kamu mau melakukan hal baru. Jadi papa tahu, anak papa punya bakat terpendam.”

Carol hanya tersenyum mendengar itu. Ia merasa diterima oleh papanya, walau Anton tidak mengatakannya secara langsung.

Tapi Carol paham, maksud papanya baik.

Sambil menunggu, Carol memperhatikan Anton yang sedang membuatkan popcorn untuknya. Ia tidak menyangka kalau papanya ternyata mahir dalam banyak hal.

Namun dalam hati, Carol sempat berpikir—kalau saja Anton bukan papanya, mungkin tipe pria idamannya adalah Anton sendiri.

Seketika Carol menggeleng cepat dan memarahi dirinya sendiri.

“Apa sih, kok mikirnya aneh-aneh begitu,” gumamnya pelan.

Ia berharap pikiran itu segera hilang sebelum papanya tahu. Kalau sampai Anton tahu, Carol tidak tahu bagaimana harus menjelaskan.

Tak lama, Anton selesai membuat popcorn dan menyuapkannya kepada Carol.

Carol hanya diam dan bingung, harus menerima atau menolak.

Namun, jika menolak, ia takut papanya sedih.

“Oh iya, papa lupa. Kamu udah dewasa, ya. Mana mau disuapin. Maafin papa ya, sayang. Papa kurang peka,” ucap Anton canggung.

Carol merasa menyesal. Ia menahan tangan papanya yang masih memegang popcorn, lalu makan dari tangan itu langsung.

Anton kaget. Ia tak menyangka Carol akan melakukan hal seperti itu.

Setelah selesai makan, mereka melanjutkan menonton. Tak lama, Carol ketiduran di sofa.

Anton yang melihatnya tersenyum, lalu menggendong Carol ke kamar. Ia membaringkan Carol di kasur dan menyelimuti tubuh anaknya agar tidak kedinginan.

Anton menatap Carol yang kini sudah dewasa. Ia hanya bisa tersenyum kecil, lalu keluar dari kamar pelan-pelan.

Tak lama, ponsel Anton berdering. Ternyata dari Mega. Ia menjawab dengan santai.

“Halo.”

“Anton! Kamu parah, ya. Jadi pria kok ninggalin aku sih di sana?”

“Lantas apa yang kamu harapkan? Kita baru kenal. Siapa suruh kamu minum banyak sampai mabuk? Kamu mau bikin skenario apa, sampai kayak gitu?”

“Anton, aku itu cinta sama kamu. Kamu nggak sadar ya?”

“Cinta uangku, kali. Bukan aku. Nggak apa-apa sih, jujur aja. Aku juga udah tahu kamu bohong. Untuk apa sih, cuma buat nipu diri sendiri. Kamu cantik, tapi main cantik nggak mempan di aku. Jangan ganggu aku lagi.”

Bip.

Telepon terputus.

Anton menghela napas panjang dan mengerutkan dahi, kesal. Ia lalu membuka kulkas pribadinya—yang tidak diketahui oleh Carol—dan mengambil minuman. Sambil minum, ia lanjut bekerja.

Tanpa sadar, Anton sudah bekerja berjam-jam dan bahkan menyelesaikan proyek untuk tujuh bulan ke depan.

Ia menatap hasil kerjanya lama, bingung harus melakukan apa lagi.

Mungkin ia butuh liburan dengan Carol. Tapi Carol masih sekolah.

Anton takut mengganggu kegiatan anaknya.

Ia hanya berharap bisa jadi papa terbaik untuk Carol—walau Carol bukan anak kandungnya.

Yang penting, ia bisa selalu mencukupi kebutuhannya, bukan malah merepotkannya.

Keesokan paginya, Anton sudah pergi kerja lebih dulu. Carol mencari papanya, tapi tidak menemukannya.

Tak lama, bibi datang membawa sepiring sarapan untuk Carol.

“Bibi, papa ke mana?” tanya Carol.

“Pak Anton sudah pergi, Nona, dari satu jam yang lalu.”

“Oh gitu... ada apa ya, kok papa buru-buru banget? Papa ada meeting, ya?”

“Soal itu, saya kurang tahu, Nona. Maaf, Pak Anton tidak meninggalkan pesan apa-apa untuk saya.”

Carol tersenyum kecil, tapi hatinya tidak tenang. Ia merasa ada yang aneh dengan papanya.

Kadang Anton begitu perhatian, tapi kadang juga dingin dan cuek.

Sebenarnya, apa yang sedang papa sembunyikan darinya?

Carol harus mencari tahu. Rasa penasarannya sudah sampai di ujung batas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!