seorang budak menemukan keberuntungan yang mengubah hidupnya membuatnya menapaki jalan kultivasi yang diidam-idamkan semua orang. Jiwa misterius yang membimbingnya dan sosok kegelapan yang bersemayam di lautan kesadarannya menemani nya dalam perjalanannya menjadi seorang kuktivator.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melihat Dengan Mata
Li Chen muncul kembali di sudut jalanan gelap tersenyum tipis.
"Hei Qing!"panggilnya.
"Menghadap Yang Mulia"
"Pergilah ke kota Qianxu untuk membawakan ku hawa kematian dari jiwa dendam,"balas Li Chen mengeluarkan sebuah lentera menyerahkannya kepada Hei Qing.
"Lentera Pemakan Jiwa akan membantumu mengumpulkannya"
Hei Qing menerima lentera tersebut menganggukkan kepalanya kemudian pergi menuju kota Qianxu. Li Chen membuka tudung yang menutupinya begitupun topeng miliknya sebelum berjalan menuju ke jalanan utama berbaur dengan para warga. Kota Tianqi sebagai pusat negara sangatlah ramai dan ketat akan penjagaan terlebih rumah bagi para bangsawan. Li Chen berdiri di depan sebuah bangunan megah bertingkat salah satu bangunan yang menonjol di ibukota kekaisaran bertuliskan "Paviliun Kemakmuran" tertera pada papan namanya.
Langkah kakinya masuk ke dalam pintu terdiam untuk beberapa saat ketika kain berwarna-warni indah terjuntai dari dan beberapa gadis cantik terlilit dengan kain tersebut mengerakkan badannya penuh godaa. Laki-laki yang melihatnya terpesona ketika alunan musik mulai berlaun ketika salah satu dari gadis cantik yang berada di atas panggung memulai memetik senar guqin.
Alunan nada lembut menggema mengalun indah mendayu-dayu seakan-akan seseorang yang mendengarnya terhipnotis masuk ke dalam suasana musik yang dibawakan. Laki-laki bersukacita membawa sekendi sejenis arak menikmatinya ditemani wanita cantik yang selalu siap melayani nya. Li Chen melangkah lebih jauh melihat lebih dekat gadis yang begitu lihai memainkan guqin. Tangannya ramping begitupun jemarinya lihat memetik setiap senar hingga mengeluarkan nada begitu indah.
Gaun putih nya begitu serasi dengan warna kulitnya dan sesekali suara tawa nya menggema memabukkan. Wajahnya ditutupi cadar putih membuat kecantikannya begitu misterius. Setiap petikan senar guqin mengandung energi qi yang bagi siapapun mendengarnya akan ikut terhanyut masuk ke dalam ilusi yang diciptakannya. Li Chen tersenyum tipis melompat masuk ke dalam panggung menarik kain memegang tubuh salah satu penari membawanya turun yang kemudian sebuah guqin melesat ke arah dirinya.
Tapp!!!
Li Chen duduk bersila melayang di udara dengan guqin berada di depannya. Tangannya menarik satu senar yang kemudian bunyinya bagaikan gelombang musik kuat dipenuhi tekanan dan juga emosi begitu kontras akan gaya musim gadis misterius tersebut. Merasa dirinya ditantang sang gadis tak kalah memainkan guqin miliknya dan keduanya saling beradu disetiap petikan dialiri oleh qi masing-masing yang begitu khas.
Penonton bersorak gembira melihatnya ketika kelembutan bergabung dengan ketegasan seperti sebuah lagu perang ketika sang jendral memimpin pasukannya menari-nari di medan perang membasuh pedangnya dengan darah musuh-musuhnya.
"Ini lagu legendaris...."ucap salah satu pengunjung begitu menyadarinya.
"Maksudmu?"ujar diantaranya bingung.
"Lagu Pahlawan Dunia!"jawabannya yang membuat keterkejutan diwajah masing-masing yang mendengar nya.
"Lagu yang konon tercipta digunakan untuk menyemangati sang pahlawan kebenaran Kaisar Cahaya Abadi melawan musuhnya Kaisar Iblis Kegelapan. Seseorang misterius melihat keduanya bertarung menggunakan guqin sebagai media alat musik dalam memacu semangat kepahlawanan. Suaranya terdengar jauh ribuan mil mengandung jejak qi dan menurut rumor sang pencipta musik tewas setelah menyelesaikan lagu nya. Kaisar Cahaya Abadi mendengar seluruh instrumen lantas memainkannya kemudian terdengar ke seluruh dunia dan kemudian bangsawan Kuno dan keturunan ilahi yang mendengarkannya memainkannya meneruskan semangat kepahlawanan tersebut karena tak sembarang orang bisa memainkannya"
Li Chen memainkan guqin begitu cepat menyebarkannya gelombang energi yang kemudian membuat senar guqin gadis tersebut putus dan musik hanya dari petikan senar miliknya yang tak lama kemudian dihentikan olehnya sendiri.
"Tuan bukan orang biasa. Mari ikut bersamaku,"ucap gadis tersebut perlahan-lahan menghilang dibalik tirai kain putih.
Li Chen melompat terbang melewati beberapa lantai hingga mencapai lantai teratas bangunan tersebut. Ia berdiri di depan pintu yang tak lama kemudian terbuka. Seorang gadis tengah duduk di balik selambu yang mengelilingi ranjang memperlihatkan lekukan tubuhnya yang menggoda. Dupa perangsang tercium begitu pekat memenuhi ruangan.
"Tuann...."panggil gadis tersebut dengan nada menggoda.
Li Chen tersenyum tipis berjalan masuk ke dalam kamar kemudian duduk menuangkan arak ke dalam gelas memandang gadis misterius dengan senyuman menggoda.
"Bai Lianhua. Apakah kau sekarang telah mengabdikan dirimu kepada keturunan Long Lei Xuan hingga kau rela dia mengeringkan danau Jingxiu milikmu menjadikannya ibukota kekaisarannya?"ucap Li Chen yang seketika mengejutkan gadis tersebut.
Selambu terbuka oleh hembusan angin menunjukkan seorang gadis cantik setengah telanjang dengan wajah keterkejutannya menatap Li Chen.
"Tubuhmu tak pernah berubah bahkan 1.000 tahun lebih kecantikan mu tak pernah pudar"
"Siapa kau!"ucap Bai Lianhua dengan nada terkejut dan amarah membuat angin berhembus dipenuhi energi kekacauan.
Li Chen dengan santai melambaikan tangannya memecah energi yang kacau membuat perlindungan untuk dirinya.
"Dahulu kau pernah menggunakan guqin sakti milikmu untuk menyemangati seseorang. Tidak! Bukan guqin melainkan seruling giok putih milikmu dimana ketika danau Jingxiu masih utuh dan rembulan bersinar terang di langit malam ditengah pertempuran hebat. Janji seorang gadis kepada laki-laki yang telah menyelamatkannya dari perburuan para dewa dalam memusnahkan kaum siluman,"ucapnya seketika membuat Bai Lianhua bangkit meneteskan air matanya memeluk Li Chen erat.
"Yang Mulia Tuan Kaisar...."gumam Bai Lianhua lirih disela-sela isak tangisnya.
Li Chen tak memberi respon apapun selain menyentuh dagu Bai Lianhua menatap dalam matanya yang mengalir air mata kesedihan.
"Sekarang kau begitu nakal hingga telanjang di depanku,"ucapnya tertawa tipis.
Bai Lianhua yang menyadari situasi kedua pipinya merah merona. Li Chen membopongnya menaruhnya lembut di atas ranjang kasur menindihnya untuk sesaat nafas keduanya beradu saling menghirup oksigen dalam satu waktu. Jantung berdegup kencang di tengah suara riuh gemuruh lantai bawah yang begitu ramai. Perlahan-lahan tangan Li Chen menyusuri setiap jengkal tubuh indah Bai Lianhua yang membuat nya mengeluarkan suara surgawinya begitu merdu dan mempesona.
Jari jemari Li Chen begitu halus dan lembut membelai paha Bai Lianhua kemudian diangkat diletakkannya dipundaknya. Ia mencium lembut membuat sensasi geli hingga Bai Lianhua tak bisa menahan suaranya ketika lidah Li Chen memberikan sensasi luar biasa merangsang tubuhnya.
"Apakah kau telah siap?"tanya Li Chen dengan suara serak-serak basah miliknya terdengar menggoda.
"Aku telah siap,"jawab Bai Lianhua pasrah.
Li Chen melepas seluruh pakaiannya membuangnya secara sembarangan kemudian menindih tubuh Bai Lianhua yang tak lama kemudian terdengar suara parau beradu yang saling melontarkan kalimat romantis. Ranjang berderit kencang hingga sprei tak lagi rapi seperti sebelumnya. Keringat membasahi keduanya tampak seperti olahraga yang begitu menguras tenaga. Hembusan angin lembut menggoyangkan selambu tirai yang menampilkan kegiatan mereka. Ditengah cahaya redup dan dupa perangsang, pria dan wanita saling bercinta menikmati kenikmatan yang tak pernah bisa dijelaskan tanpa dilakukannya sendiri.
