"aku mohon..! jangan tinggalka aku sheila..!" pria itu menggenggam erat tangan wanita yg ada di hadapan nya,menatap penuh iba dan deraian air mata tampa suara.
"maaf mas... kita hanyalah mantan suami istri..!" wanita itu melepaskan tangan mantan suaminya dengan pelan melangkah pergi dari tempat itu dengan menggandeng tangan putri semata wayang nya dan dirangkul oleh seorang pria.
sheila..wanita yg menderita kelumpuhan akibat kecelakaan lima tahun lalu harus mengalami penghianatan oleh sang suami dan berujung sang suami berada dalam jeruji besi.
apa yg sebenarnya terjadi..? bagaimana suami nya bisa berada dalam jeruji besi..?
yuuuk...! ikuti kisah sheila yg menguras air mata dan penuh lika liku misteri di karya ketiga ku berjudul "BATAS RASA" ya..
selamat membaca dan semoga berkesan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon minie MIRROR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 mari kita berpisah
"apa kamu sudah baikan sayang..?" ardi sudah pulang dan langsung menuju ke kamar karena ketika membuka pintu rumah tak mendapati istrinya di mana mana.
Pastilah wanita itu masih berada dalam kamarnya,benar saja .
Sheila sedang duduk tenang di depan cermin di atas kursi roda nya.
ardi merangkul sheila dari belakang dan melihat pantulan istrinya dari depan cermin.
"hey..sayang..kenapa mata mu sembab apa sangat sakit..? Apa nya yg sakit..?" ardi memutar kursi roda sheila untuk menghadap ke arah dirinya ardi berjongkok di depan sheila.
Tiba tiba wanita itu melelehkan air mata nya.
"hey..sayang...!" ardi panik dan segera mengudap air mata istri nya.
"kenapa...?" ardi meraih pipi sheila dan menatap lembut ke manik istri nya.
"ini...sakit sekali...!" sheila berkata sambil menekan dada nya dia masih terus melelehkan air mata nya.
"apa..! kenapa dengan jantung mu..!? ayo kita pergi kerumah sakit segera dan periksa ke spesialis.." ardi bangkit dan akan menggendong istri nya itu.
Tapi tangan sheila menahan nya sheila menolak.
"kenapa sayang..? Nanti makin parah." ardi merentangkan kembali tangan nya tapi tangan sheila kembali menahan nya .
"mari kita berpisah mas...!" sheila berkata sangat datar tampa ekpresi mata nya terus meleleh kan air mata.
"kamu ngomong apa sih sayaaaaang...!" ardi lelah dengan semua perkataan sheila yg tak masuk akal belum lagi dia baru pulang kerja dan belum makan malam juga belum membersihkan diri nya.
Brak...sheila melemparkan sesuatu yg dari dalam laci nakas.
Ardi terbelalak dan segera meraih nya di atas kasur.
"aaa aaapaa ini shel..?!" ardi tergagap dengan gambar2 tersebut.
Pria itu bukan sama sekali tidak mengerti tentang gambar2 tersebut hanya saja dirinya tidak percaya dengan semua itu.
"ka kamu dapat gambar2 ini dari mana ..!? Dan mungkin ini hanya salah paham,mas bisa jelaskan semua ini sayang.." ardi meraih bahu sheila tapi wanita itu menepisnya kasar.
"aku sudah pertimbangkan ini matang matang mas,besok aku akan ke pengadilan agama untuk mengajukan perceraian.."
Jeger..ardi tak mampu berkata kata dan diam seribu bahasa ,dia terperanjat saat sheila sudah pergi dari kamar nya dan akan membuka pintu kamar.
"tunggu sayang..mas jelaskan...!" ardi memeluk wanita itu dari belakang dan sheila meronta.
"lepas mas..aku butuh waktu untuk menenangkan perasaan ku,aku akan tidur di kamar cantika..!" sheila pergi dengan deraian air mata.
Pria itu kembali meraih gambar2 yg tadi di lempar oleh sheila.
"dari mana sheila mendapatkan gambar2 ini..?!" pria itu meremas gambar itu kuat kuat.
Dia melemparkan nya sembarangan dan bergegas pergi untuk membersihkan diri .
beerapa lama kemudian suara mesin mobil berderu dari bagasi ,sheila melihat nya dari balik hordeng ruang tamu,suami nya itu pergi lagi.
Entah dia akan kemana,bukan nya menjelaskan apa yg sebenarnya terjadi ardi malah pergi menghindari istri nya itu.
"masih aroma yg sama...!" sheila mengambil kemeja kotor ardi di keranjang loundry kamar nya dia mengendus pakaian ardi.
Masih beraroma parfum yg sama seperti terahir kali.
"kamu..sudah tidak benar benar mencintai ku mas..!" sheila mengeluarkan air mata nya kembali dia meremas kuat kemeja sang suami,dada nya terasa sesak dan nyeri seperti di sayat sembilu.
"mamah kenapa nangis...?" cantika yg mendengar isakan mamah nya segera mendatangi kamar mamah nya karena terbuka lebar.
"mamah masih sakit ya...?" sheila meraih tubuh mungil anak nya dan mendekap erat kemudian sesenggukan ,,sakit teramat sakit,wanita itu sudah tidak bisa lagi membendung perasaan itu.
tring...nada pesan dari ponsel sheila berbunyi,wanita itu sudah sedikit lebih tenang dan sedang membelai rambut cantika yg sudah terlelap di samping nya.
"malam yg indah untuk menghindari pertikaian.." pesan dari nomer anonim yg sama.
Tring... Satu pesan masuk kembali,ada gambar suami nya yg sedang tidur tengkurap bertelanjang dada.
"hiks hiks hiks..!" sheila membekap mulut nya agar cantika tidak terbangun dengan isakan nya.
"mas..antarkan aku ke pengadilan besok.." dia menghubungi seseorang dengan suara parau nya.
Orang di seberang telpon menyetujui nya dan sheila mematikan panggilan tersebut.
Keesokan pagi nya...
"mas akan biarkan kamu tenangin diri dulu ,jadi mas tidak akan pulang untuk sementara waktu." pesan pagi2 buta dari sang suami membuat dada sheila bergemuruh .
Sheila mengusap kasar pipi nya,bukan nya menenangkan sheila pria itu benar benar menghindari istri nya.
"hari ini cantika pake ojek dulu ya sayang,papah lagi sibuk kerja keluar kota." cantika akan di antar oleh ojek langganan bi asmi yg sudah di hubungi oleh sheila terlebih dahulu.
Wanita itu pergi bersama seorang pria setelah pukul sembilan pagi dan pamit pada bi asmi untuk keperluan.
tekad sheila sudah bulat ,wanita itu tidak mau lagi sakit di hianati walaupun dia sadar entah apa yg akan di lakukan nya setelah bercerai nanti.
"apa semua berkas nya sudah siap shel..?" seorang berkata saat dirinya masuk dalam mobil ,sheila sudah pamit pada bi asmi akan keluar sebentar.
"sudah mas.." mobil melaju setelah kelengkapan di periksa oleh orang tersebut.
"apa kamu lelah.." pria itu bertanya pada sheila setelah mereka sampai di pelataran rumah nya.
"huuuuuh..lumayan.." sheila menghembuskan nafas nya pelan.
"kuat lah untuk kedepan nya ,katakan jika memerlukan sesuatu jangan sungkan ,hem..." orang itu membelai kepala sheila kemudian sheila turun dari mobil dengan bantuan orang tersebut.
Mobil tersebut membunyikan klakson dan bi asmi segera berlari menuju keluar.
"ibu ,,kok turun sendiri." bi asmi berkata karena biasanya sheila akan turun di bantu dirinya.
"mas sopirnya baik mau bantuin aku turun dari mobil bi.." bi asmi mengangguk dan kembali menyeret pintu gerbang rumah yg tadi di buka kemudian mereka masuk bersama.
Sudah sekitar lima harian suami nya itu tak pulang ke rumah ,dia mengatakan tinggal di sebuah penginapan.
Biarkan saja itu,padahal sheila tahu dimana keberadaan ardi karena nomer anonim itu selalu mengirimkan nya pesan bergambar tiap hari.
Dia sudah tidak peduli,tekad nya sudah bulat untuk berpisah dengan suami nya itu.
Hatinya sudah terlanjur sakit ,walaupun dia menyadari dirinya mungkin sudah tidak berguna lagi untuk itulah suami nya melakukan hal tercela seperti ini.
Gubrak...suara pintu di buka keras,sheila berjingkat karena terkejut.
Suami nya menatap tajam di ambang pintu rumah.
"apa apain ini sheila...!?" pria itu menahan amarah wajah nya merah padam gigi nya bergemerutuk dan tangan nya mengepal keras.
Bi asmi sampai keluar dari dapur untuk melihat apa yg terjadi pada sumber suara.
Wanita itu terperanjat,ada tuan nya sedang naik pitam mengguncang tubuh sang nyonya.
"pak..! Bapak...! Ada apa ini ,?!" wanita itu sudah berlari menuju majikan nya karena sang nyonya hanya diam dengan deraian air mata.
Pria itu melepaskan cengkraman tangan nya dari bahu sang istri ,bi asmi segera memeluk majikan nya itu yg gemetar dan berurai air mata.
Pria itu merosot ke sofa ruang keluarga dan tiba tiba menutup wajah nya dengan kedua tangan nya .
Dia meremas kepala nya frustasi,tiba2 ardi merosot kelantai dan bersimpuh di depan sheila.
"aku mohon sayang..ini hanya kesalah pahaman.." pria itu mendongak dan meraih jemari istrinya ,ardi menatap sheila dengan wajah memelas dan memohon.
Pria itu menerima surat gugatan cerai dari pengadilan agama saat di kantor nya siang tadi.
Sheila masih di peluk erat bi asmi,wanita itu masih tidak bisa menghentikan lelehan air matanya.
"maaf mas..keputusan ku sudah bulat." wanita itu menatap suami nya dengan tatapan nanar sejuta kekecewaan tergambar di wajah nya.
\=\=\= lebih baik melepaskan dengan lapang dada sesuatu yg kita cinta yg sudah terbungkus dengan rasa kecewa yg besar karena itu hanya akan menyakitkan \=\=
\=\= sheila \=\=