Setelah Aku Tahu Suamiku Selingkuh

Sementara itu, di rumah Andre. Pria itu semalam sungguh tidak pulang. Tentu saja, wanita genit bernama Sandra itu yang sudah menahannya. Membuatnya terlena, hingga dia lupa pada anak dan istrinya untuk sesaat.

Namun pagi ini, Andre kembali. Berharap bisa melihat wajah istri yang sangat dia cintai. Ya, Andre memang sangat mencintai Rosa. Di hatinya, memang hanya ada Rosa. Andre berpikir, kalau Sandra itu hanya seseorang yang bisa dia ajak main-main ketika dia sedang jenuh pada Rosa.

Jenuh pada kelembutan istrinya, dia sungguh hanya ingin mencoba bermain saja dengan wanita yang selama enam bulan ini sudah terus menggodanya.

Dia pikir, Rosa sangat mencintainya. Rosa sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Bahkan ketika mereka menikah. Hanya Nesia saja yang datang ke pernikahan mereka dari pihak Rosa.

Andre berpikir begitu, dan mengira. Rasa cinta itu, akan membuat Rosa tidak pernah meninggalkannya. Dia juga sudah memperingatkan Sandra. Jika hubungan mereka ini hanya sebatas bersenang-senang. Sandra juga selalu mengatakan pada Andre, dia tidak butuh status, dia tidak butuh apapun selain Andre. Katanya seperti itu.

Tapi, melihat pria yang sudah jatuh di pelukannya, adalah seseorang yang memiliki segalanya. Naluri serakah Sandra muncul. Makanya setelah enam bulan dia diam-diam saja tentang hubungannya dengan Andre.

Belakangan ini tangannya mulai gatal, hingga dia mengirimkan banyak pesan yang dia berharap itu bisa mengikuti emosi Rosa. Membuat Andre dan Rosa bertengkar. Tujuannya tentu saja, membuat keduanya berpisah. Dan dia yang akan selanjutnya menggantikan posisi Rosa sebagai nyonya Andre.

Sungguh impian yang terlalu tinggi. Sungguh punguk yang benar-benar merindukan bulan yang ada di atas sana.

Melihat istrinya tidak ada di kamarnya. Andre mulai panik. Andre mencoba menghubungi istrinya. Tersambung, tapi tidak di angkat. Dan memang, di tempatnya berada. Di mobil Nesia, karena dia juga akan pulang ke rumah itu bersama Nesia. Rosa sengaja tidak mengangkat panggilan telepon dari suaminya itu.

Rosa bahkan berusaha untuk tidak menangis lagi. Nesia dan dia sudah banyak bicara semalam. Dan Rosa sudah membuat keputusannya.

Sementara Nesia yang melihat temannya itu tidak menerima panggilan dari suaminya. Yang selama ini benar-benar belum pernah terjadi, merasa kalau apa yang dilakukan oleh Rosa itu sudah benar.

Nesia, mutlak menyalahkan Andre. Jika istrinya cacat, jika tidak melayani suaminya dengan baik, atau istrinya memiliki kekurangan, atau sikapnya buruk pada mertuanya. Mungkin kesalahan perselingkuhan itu tidak bisa sepenuhnya disalahkan kepada pihak Andre.

Namun sejauh Rosa menjalani kehidupan rumah tangganya. Dia adalah istri, ibu dan menantu yang baik. Menjalankan semua kewajibannya dengan baik. Dan jika sang suami bahkan selingkuh, dengan wanita yang jauh level pendidikan, tutur kata dan adabnya di banding Rosa. Maka Nesia sudah bisa memastikan, Andre adalah seorang pria pengkhianat yang sangat bodohh.

Rosa meninggalkan semua kekayaan dan kemewahan dari orang tuanya. Menemani Andre merintis segala sesuatunya dari nol. Bahkan saat hamil besar, Rosa tidak pernah mengeluh ketika dia harus lembur sampai tengah malam demi membantu karir suaminya.

Sekarang, dia dikhianati. Nesia merasa, kesalahan dalam peristiwa ini semuanya ada pada otak bodohh Andre. Dan nafsunya yang salah tempat itu.

Di rumahnya, Andre bahkan menuruni anak tangga dengan sangat tergesa-gesa.

"Ibu, ibu... Rosa dimana?" tanya Andre pada ibunya yang sedang berada di ruang tengah.

"Apa dia tidak memberimu kabar? kemarin, dia belanja dengan ibu. Tapi dia mendapat pesan, katanya Nesia ada di rumah sakit dan tidak bawa kartu kredit. Jadi, Rosa kesana. Semalam, Nesia telepon ibu. Katanya Rosa masih menemaninya. Dia akan mengantar Rosa pagi ini!" jelas Aliyah.

Andre yang mendengar ucapan ibunya itu segera menghela nafas lega.

"Aku kira dia kemana, kenapa dia tidak menghubungiku?" gumam Andre.

"Seharusnya kamu yang hubungi dia. Kenapa harus dia terus yang menghubungi kamu?" tanya Aliyah.

"Ibu benar juga" kata Andre.

Pria itu segera pergi ke luar rumah. Percaya atau tidak, saat ini Andre bahkan bolak-balik di teras rumahnya menunggu istrinya pulang.

Ya, dia memang mencintai Rosa. Sayangnya, rasa cinta saja tidak cukup untuk membuat seorang pria menjadi setia. Dan menjaga dirinya hanya untuk istrinya. Sungguh ironis. Dia mencintai istrinya, tapi dia juga berselingkuh. Benar-benar ironis.

Begitu melihat mobil Nesia masuk pekarangan, Andre bahkan berlari ke arah mobil yang bahkan belum menepi itu.

Istri mana, sebenarnya yang tidak akan merasa terharu dan tersanjung kalau suaminya bersikap seperti itu.

Dia belum turun dari dalam mobil saja, sudah di hampiri seperti itu. Dan wajahnya, terlihat begitu menanti melihat wajah istrinya di depannya.

Nesia menoleh ke arah Rosa, dan menepuk pelan lengan Rosa.

"Ros..."

Rosa menghela nafas panjang. Dia mengangguk lalu tersenyum.

"30 hari kan? aku yakin bisa bertahan" kata Rosa.

Nesia sebenarnya sangat kasihan pada Rosa. Tapi memang seperti itu aturannya. Perceraian ini, akan langsung di ketuk palu, jika setelah tanda tangan dan penyerahan berkas. 30 hari masa tenang, tidak ada yang menuntut untuk rujuk atau mediasi di pengadilan.

Rosa membuka sabuk pengamannya. Pintu mobil itu bahkan sudah di buka oleh Andre dari luar.

"Sayang" panggil Andre yang langsung memeluk Rosa ketika wanita itu baru saja turun dari dalam mobil.

"Aku sangat merindukanmu, kamu tidak memberiku kabar. Aku sangat khawatir" ucap pria itu sambil memeluk erat Rosa.

Tangan Rosa bergetar, hatinya semakin sakit. Pria yang kemarin bahkan dia mendengar sendiri telah mengkhianatinya, berhubungan badan dengan selingkuhannya yang juga teman Rosa. Sekarang bicara seolah pria itu tidak pernah melakukan sedikit saja kesalahan pada Rosa.

Dia masih bersikap seolah dia yang paling mencintai Rosa.

Nesia mengepalkan tangannya. Melihat Andre memeluk Rosa. Dan bicara manis seperti itu. Nesia sungguh ingin sekali saja melayangkan tinju yang begitu keras di wajah pria munafik itu.

Tapi dia menahannya. Dia sangat menghormati rencana Rosa, dan keinginan sahabatnya itu.

"Aku akan pergi, Rosa! kamu...."

Rosa segera menarik dirinya dari Andre. Dia tidak mau membuat Nesia terbawa suasana dan emosi.

"Iya Nesia, kamu hati-hati" kata Rosa melambaikan tangannya dan tersenyum, seolah tidak ada yang terjadi kemarin dan semalam.

Mobil Nesia menjauh, dan keluar dari kediaman Andre.

"Sayang..."

Andre ingin mencium bibir Rosa. Tapi, karena rasa sakit di dalam hatinya. Rosa sedikit menghindar.

"Mas, aku belum bersih-bersih. Mas sudah sangat rapi, rasanya tidak..."

Namun Andre meraih pinggang Rosa dan menariknya semakin dekat ke pelukannya.

"Tidak bersih-bersih saja sudah sangat cantik dan harum begini. Istriku memang yang terbaik" kata Andre tetap mencium bibir Rosa.

Rosa sungguh ingin mendorong suaminya itu menjauh. Tapi dia berusaha menahannya. Dia membiarkan suaminya menciumnya. Padahal dia tahu, bibir itu kemarin dan semalam juga mencium bibir wanita lain. Bahkan mungkin bukan hanya bibir wanita lain. Tapi entah anggota tubuhnya yang mana lagi.

Tangan Rosa mengepal. Dia tidak membalas sedikitpun. Bahkan ketika suaminya menciumi lehernya.

"Ibu"

Rosa segera mendorong Andre.

"Mas, aku ke Violet dulu ya!" katanya sambil tersenyum.

Rosa berjalan dengan cepat menjauh dari Andre.

'Tahan Rosa, tahan. Hanya tiga puluh hari, setelah itu dia tidak akan pernah bisa menyentuhmu lagi dengan tangan yang sudah dia gunakan untuk menyentuh Sandra itu!' batin Rosa yang berusaha keras menahan emosinya sampai urat lehernya terlihat.

***

Bersambung...