BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. spot jantung di pagi hari
0o0__0o0
Kosan jam 08.00 pagi..!
Di dalam kamarnya Cia mulai menggeliat dalam tidur-nya, dia mengerjap-kan mata'nya sampai akhirnya terbuka. Dia mengucek mata'nya yang terasa sangat lengket.
Hoooamm...!
Cia menguap lebar sambil duduk bersandar di atas ranjang, dengan ke-dua tangan'nya terentang ke atas, untuk merenggangkan ototnya. Dia menggerakkan tubuh'nya ke kanan dan ke kiri.
Cia menunduk lesu dengan muka bantal-nya "Lapar banget" guman-nya sambil mengelus perut'nya. Biasa-nya saat di desa, jam segini dia sudah tinggal makan saja. Namun kali ini Dia harus cari makan sendiri.
Cia turun dari atas ranjang, dia melangkah ke arah kamar mandi dengan langkah kaki gontai. Tangan-nya mencepol asal rambut'nya.
Cia cuci muka dan juga gosok gigi. Setelah selesai dia dia keluar dari kamar kos dengan baju tidur bergambar Doraemon, tanpa ada niatan untuk ganti baju. Karena perut mungil'nya sudah sangat kelaparan.
Di sinilah Cia saat ini, di pinggir jalan penjual nasi dengan berbagai macam-macam varian.
"Bang bungkus 2 nasi pecel lele ya" Katanya memesan makanan yang dia inginkan hari ini. Dia pesan 2, karena satu-nya akan dia kasih buat Ery.
"Siap neng, tunggu sebentar ya" Saut si Abang penjual dengan Ramah. Cia hanya mengangguk sambil tersenyum singkat.
Beberapa menit kemudian, pesanan Cia sudah selesai. "Ini neng, pesanan-nya. Totalnya 40 ribu" Katanya sambil mengulurkan satu plastik isi dua bungkus pecel lele.
Cia mengambil-nya, kalau mengulurkan uang pas ke si Abang penjual. "Pas ya bang, Cia pergi dulu" katanya berpamitan dengan ramah.
"Ok, neng" Jawab'nya.
0o0__0o0
Cia berjalan ke arah kamar kos Ery, dengan wajah sumringah sambil menenteng 2 bungkus makanan yang tadi dia beli. Dia ingin makan dengan sahabat-nya itu.
Ery dan Cia sudah jadi sahabat, mereka sangat akrab dan berteman baik. Bahkan mereka berdua sering berbagi makanan dan hal-hal lain'nya.
Kini Cia sudah berada di depan pintu kamar Ery, tanpa mengetuk pintu. Cia langsung masuk begitu saja, karena itu sudah jadi kebiasaan mereka berdua.
Dengan santai-nya Cia berjalan ke arah jendela dan langsung menyibak tirai gorden. Hingga kini kamar Ery Yang tadinya gelap jadi terang benderang.
Cia balik badan dan berjalan ke arah ranjang'nya Ery, namun dia di buat spot jantung pagi-pagi. Di sana terdapat dua anak manusia berbeda gender lagi tidur berpelukan di bawah selimut yang sama.
Cia melirik ke sekitar kamar Ery, dan ternyata di bawah sana terdapat pakaian ber-ceceran di lantai. Bahakan Cia melihat boxer laki-laki yang tepat berada di bawah kaki'nya.
Cia langsung melotot terkejut "Astaga...ERY...'' Pekik-Nya heboh. Suara menggelar Cia meng-gema keras di dalam kamar, hingga membuat Ery dan Bastian terbangun kaget.
Ery bangun dengan santai, lalu menyandarkan punggung-nya di ranjang. "Oh...Elo. Masih pagi ini Cia, ngapain Lo teriak-teriak gitu" Kata'nya dengan santai.
Ery bahkan biasa saja, tidak ada raut wajah terkejut. padahal dia ke gep tidur dengan pacar'nya. Seolah itu hanyalah hal biasa untuk diri-nya.
Cia semakin melongo melihat tanggapan santai dari Ery, bahkan itu terlalu santai untuk ukuran orang yang kepergok habis nina-ninu.
Ery hanya terkekeh kecil melihat wajah Cia yang mirip orang dongo. "Biasa aja kali, gak perlu segitu-nya Lo ngelihatin Gue". Katanya dengan santai.
Gimana tidak melongo coba...? Cia bisa melihat jelas gunung kembar Ery yang bergantung polos penuh dengan jejak merah. Dia bahkan tidak ada niatan untuk menutupi gunung kembar'nya yang terekspos. Seolah itu hal yang biasa untuk-nya.
"Sayang, bangun. Di sini ada Cia tuh". Ery meng-guncang tubuh kekasihnya agar cepat bangun, namun Bastian malah semakin memeluk erat perut Ery.
Dan Cia menjadi saksi bisu di sana, masih dengan posisi yang sama. Berdiri kaku dengan mulut kecil terbuka dan mata melotot, mengerjap-ngerjap lucu.
Ery nyengir garing tanpa dosa "Hehe.. Cia sayang, tolong ambilkan baju aku tuh" Ucapan'nya sambil menunjuk ke rah baju-baju yang berserakan di lantai.
"Ogah...Ambil sendiri sana" Tolak-nya langsung dengan sebal. Cia melangkah ke arah sofa yang ada di depan ranjang. Dia duduk di sana sambil menggerutu sendiri.
"Iya deh, gue lupa kalau temen gue kembang desa yang belum mekar dan masih sangat kuncup". Katanya menggoda. Sambil memakai pakaian yang dia pungut.
Bastian langsung terbahak-bahak mendengar ucapan sang kekasih. Dia tadi terbangun saat Ery memberikan cubitan maut pada otong-nya yang ada di bawah.
Ery melempar pakaian Bastian sambil mendelik garang "Sana ke kamar mandi" Usirnya galak. Namun tak ayal sang kekasih langsung lari ngibrit ke dalam kamar mandi, setelah memakai Boxer'nya.
Cia memakan sarapan'nya dengan lahap "Kamu beneran tidur sama Bastian, Er ?" Tanya Cia memastikan. Saat Ery duduk di samping'nya.
Ery membuka sarapan'nya yang Cia beli ''Ya iya lah Cia, masak gue tidur bohongan. Lo pikir gue lagi syuting film FTV" Saut'nya sebal.
Ery memakan sarapan'nya tak kalah lahap dari Cia "Lo harus membiasakan diri. Hal seperti ini sudah biasa terjadi di sini. Malahan banyak yang kumpul kebo." Sambung'nya menjelaskan dengan santai.
Cia langsung menoleh syok ke arah Ery "Kumpul Kebo ? Ulang-nya tidak Percaya. Pagi ini Cia cukup banyak dapat syok Terapi.
"Iya udah biasa kalik, gak perlu kaget gitu." Jawab-nya santai sambil memakan sarapan'nya.
Gleg..!
Cia langsung menelan ludahnya kasar, jawaban dari Ery Membuat-nya tidak habis pikir. "Ternyata separah itu, pergaulan orang-orang kota" Guman'nya membatin.
"Btw, Lo gimana ? Udah punya pacar belom ?" Tanya-nya penasaran. Sambil menyenggol pelan lengan Cia dengan lengan-nya.
"Punya lah di kampung, kamu pikir orang kota aja yang bisa pacaran." Jawab-nya cepat. Cia jadi senyum-senyum sendiri mengingat pujaan hati-nya.
Ery memajukan wajah'nya, dia terkekeh geli melihat Cia yang mirip orang gila. "Udah pernah Ciuman belum ?" Tanya'nya menggoda.
Senyum Cia langsung luntur seketika "Ihh..apaan sih Ery, kok jadi tanya hal begituan" Ucapan'nya sebal.
"Gue serius nanyak tau, Lo beneran belum pernah Ciuman ya..?" Tebak-nya sok tau. Namun Ia sangat yakin 100 % benar.
"Belum pernah. Puas..?" Jawab-nya sebal. Karena sedari tadi Ery selalu Menggoda-nya.
"Ha..ha..ha..ha..'' Ery langsung terbahak-bahak mendengar-nya. Yang hanya dapat lirikan julid dari Cia.
"Udah gue duga, kembang desa mana perna kissing" Sambung'nya menggoda Cia. Yang hanya dapat lirikan sinis dari Cia.
"Ngobrol apa nih ? seruh banget kayaknya'' Samber Bastian dari arah kamar mandi, sambil mengusap rambut'nya yang basah pakai handuk.
"Astaga Ery, Pacar Lo gak punya baju ?" Pekik Cia syok. Saat melihat Bastian hanya pakai celana pendek tanpa atasan. Ini kali pertama untuk Cia melihat cowok ber-telanjang dada di depan mata'nya.
Cia langsung buru-buru menunduk-kan kepala'nya dalam-dalam, sambil ngedumel dalam hati. Dia menyumpah serapai pacar sahabat-nya itu.
Bastian hanya bisa berdiri sambil nge-leg, dia bingung. Apa yang salah dengan diri-nya ? sampai akhirnya suara Ery menyadarkan-nya.
"Cepat pakai baju tolol, disini ada kembang desa yang masih kuncup. jangan porno di depan Cia" Amuk Ery sebal.
Bastian terkekeh renyah, sekarang dia jadi mengerti dengan ucapan sang kekasih. Dia langsung jalan ke ranjang, mengambil kaos'nya.
"Baby Cia, mulai sekarang kamu harus membiasakan diri melihat hal-hal vulgar dan kata-katanya. karena di luar sana ada yang jauh lebih parah dari ini." Kata Ery menasehati sambil menepuk pelan pundak Cia.
"Cia sarapan buat gue mana ?" Kata Bastian tiba-tiba nyerobot.
"Gak ada. Aku mana tau kalau kamu ada disini" Jawab'nya dengan jujur.
Belum sempat Bastian membalas, tiba-tiba datang seorang cowok main nyelong masuk ke dalam kamar Ery. Dengan santai-nya dia merebah-kan tubuh'nya di atas ranjang Ery yang berantakan.
"Resek banget tuh temen kamu sayang, datang-datang langsung nyelong tidur di ranjang orang" Dumel Ery sebal pada sang kekasih.
"Tempat tidur Lo bau sperma" komentar'nya julid. Ery langsung mendengus sinis mendengar'nya. Mau membalas tapi dia takut. Aksa terlalu menyeramkan untuk di lawan.
"Gabut Lo bro, tumben banget kesini ?" Tanya Bastian heran. tidak biasanya Aksa begini.
Aksa bangkit dari tidur-nya, dia merasa risih dengan bau sperma yang ada di ranjang Ery. "Gue laper, Lo berdua Carikan gue makan" Titah-nya datar. Tanpa ada niatan menjawab pertanyaan teman-nya.
"Lo mau modusin teman gue ?" samber Ery langsung. Menatap curiga ke arah Aksa.
Bukanya menjawab perkataan Ery, Aksa malah memerintah teman'nya. "Bastian, cepat bawah cewek Lo" Kata'nya datar. tidak mau di bantah.
Bastian buru-buru bangkit "Cia, Lo tunggu di sini sebentar. Gue sama Ery cari makan dulu." Ucap'nya. Lalu menarik cepat tangan Ery keluar dari kamar'nya.
Cia yang sudah selesai makan hanya mengangguk singkat, lagian dia juga mau pergi dari kamar teman'nya. Dia mana berani berduaan di kamar sama cowok asing. Apalagi ini Aksa cowok yang harus dia hindari.
"Lo mau kemana ?" Tanya Aksa datar. Tatapan mata'nya tidak beralih dari ponsel yang ada di tangan'nya. Namun lirikan mata'nya mengamati Cia dengan jelas.
"Balik ke kamar" Jawab Cia, sambil bangkit dari duduk'nya. setelah membereskan bekas makanan-nya.
"Duduk" Titah-nya tegas dan datar. Jelas di balik suara bariton-nya tidak mau di bantah.
Cia berdiri kaku di tempat'nya, sampai akhirnya dia memberanikan diri buka suara. "Mau ngapain disini ?" Tanya-nya takut-takut.
Aksa melangkah ke arah Cia dengan tenang, wajah'nya tetap datar mengamati ekspresi wajah-nya. Hingga kini dia berdiri berhadapan di depan'nya.
Cia mendongak-kan kepala-nya, dia membalas tatapan mata Akas yang terlihat sangat tajam. "Kamu mau ngapain ?" tanya-nya lagi dengan pelan.
Tanpa ada niatan menjawab, Aksa mengeluarkan dompet berwarna biru di depan wajah Cia, sambil menyeringai tipis. Dan itu nampak semakin menyeramkan di mata Cia.
0o0__0o0