CIZA_Pergaulan Bebas

CIZA_Pergaulan Bebas

Bab 1. Keputusan berat

0o0__0o0

Valencia Remi, atau yang akrab dipanggil Cia, adalah gadis berusia 19 tahun. Dia tumbuh besar di sebuah desa bersama kedua orang tuanya. Anak tunggal dari keluarga sederhana,

Cia dikenal sebagai gadis cantik dan pintar. Rambut hitam sebahunya, mata cokelat yang teduh, serta senyum lembut menjadikannya mudah disukai siapa saja.

Namun keistimewaan Cia bukan hanya dari parasnya. Dia juga di karuniai otak cerdas yang membuatnya berhasil meraih beasiswa di universitas bergengsi di Jakarta.

Sebuah pencapaian yang membanggakan sekaligus membuatnya harus berkorban meninggalkan keluarga, sahabat, dan juga kekasihnya.

Suasana rumah sederhana itu begitu hangat. Lampu bohlam kuning di ruang tamu menerangi keluarga kecil Cia yang duduk melingkar di atas tikar pandan. Di tengah mereka ada sepiring kacang rebus, jagung bakar, dan teh hangat buatan ibu.

“Ayah, inget nggak waktu aku kecil, suka merengek minta dibuatin ayunan di pohon jambu belakang ?” tanya Cia sambil tersenyum nakal.

Ayahnya terkekeh, mengingat masa lalu itu. “Iya, Nak. Setiap sore ayah di suruh dorong sampai tinggi-tinggi. Giliran ayah berhenti sebentar, kamu langsung nangis kenceng.”

Ibunya ikut tertawa. “Belum lagi kalau jatuh. Bukannya kapok, besoknya minta lagi. Anak kecil paling bandel satu desa, ya kamu itu.”

Cia menunduk malu, lalu tertawa. “Habis seru, Bu. Sekarang aku kangen masa kecil, pengin balik main kayak dulu lagi.”

Mereka bertiga larut dalam tawa, suasana ringan yang sudah jarang terjadi karena kesibukan masing-masing.

Setelah itu, ayah mengambil gitar tua yang sudah lama tergantung di dinding. Senyum tipis tersungging di bibirnya.

“Masih inget lagu yang dulu suka kita nyanyikan bareng ?” tanyanya.

Cia mengangguk semangat. “Ingat dong, Yah. Lagu kesukaan Cia !”

Ayah pun mulai memetik senar gitar dengan nada sederhana. Ibu ikut bernyanyi pelan, dan Cia menyusul dengan suara lembutnya. Lagu itu bukan sekadar nyanyian, melainkan simbol kebersamaan mereka sejak Cia kecil.

Air mata hampir jatuh dari mata Cia, tapi ia tahan dengan senyum lebar. Ia ingin momen itu jadi kenangan manis, bukan kenangan penuh tangis.

Setelah lagu selesai, ibunya meraih kepala Cia lalu menepuknya pelan. “Nak, di manapun kamu nanti berada, jangan pernah lupa bahwa rumah ini selalu terbuka untukmu. Kamu boleh mengejar mimpi sejauh apapun, tapi pulanglah kalau lelah.”

Ayah menambahkan dengan suara serak, “Selama Ayah dan Ibu masih hidup, doa kami tidak akan pernah putus buat kamu.”

Cia tidak bisa menahan air matanya kali ini. Ia meraih kedua tangan orang tuanya, lalu menciumnya penuh hormat.

“Terima kasih, Ayah… Ibu… Cia beruntung banget lahir di keluarga ini.”

Mereka bertiga berpelukan erat, larut dalam kehangatan yang sederhana namun tak tergantikan.

Malam itu menjadi malam yang tidak akan pernah Cia lupakan malam terakhirnya di desa, malam penuh cinta yang akan ia bawa sebagai kekuatan saat menapaki kehidupan baru di kota.

0o0__0o0

Jam menunjukkan pukul enam pagi. Sinar matahari menembus jendela kamar, menyinari wajah Cia yang sudah bangun sejak subuh. Hari itu terasa berbeda, hari terakhirnya di desa, sebelum berangkat mengejar mimpi di kota.

Ia berdiri di depan cermin, menatap dirinya dengan campuran rasa bangga dan sedih. “Bismillah… semoga jalanku lancar,” bisiknya mantap.

Dengan langkah pelan, ia menyeret koper sedang keluar kamar, lalu meletakkannya di samping ruang tamu. Setelah itu, ia menuju ruang makan, tempat ayah dan ibunya sudah menunggu dengan senyum hangat.

“Ayo duduk, Nak,” ujar sang ibu lembut.

Cia tersenyum dan duduk di antara mereka. Sarapan sederhana berupa nasi goreng, telur, dan ayam goreng tersaji di atas piring.

“Makanlah, Nak,” ucap ibunya penuh kasih.

Cia menatap wajah sang ibu, matanya berbinar. “Terima kasih, Bu.?”

Ayah menatap putrinya sambil tersenyum. “Ingat ya, nanti di kota jangan sering makan mie instan. Sesekali masak sendiri, biar nggak kangen masakan Ibu.”

Cia terkekeh. “Kalau kangen banget, nanti aku pulang, Yah.”

Percakapan itu berlangsung ringan, penuh canda dan tawa kecil. Sesekali ayah menyendokkan lauk ke piring Cia, sementara ibu hanya memandanginya dengan penuh kasih.

Di tengah suapan terakhir, Cia menatap keduanya, lalu tersenyum. “Cia beruntung banget punya keluarga kayak Ayah sama Ibu. Sarapan sederhana gini rasanya lebih enak daripada restoran mana pun.”

Ayah dan ibu saling pandang, mata mereka berkaca-kaca. Kehangatan itu membuat pagi terakhir Cia di desa menjadi momen yang tak akan pernah ia lupakan.

Mereka bertiga menikmati sarapan dengan tawa kecil di sela-sela percakapan. Kehangatan keluarga itu membuat Cia semakin sadar betapa berharganya waktu bersama keluarga.

Ruang Tamu

Pukul tujuh, mereka sudah duduk di ruang tamu. Teh hangat dan pisang goreng menemani. Cia bersandar di bahu ayahnya, seolah ingin menyerap setiap kehangatan sebelum pergi.

“Semua barang dan berkas penting sudah kamu cek? Tidak ada yang tertinggal?” tanya ayahnya sambil mengelus rambut putrinya.

“Sudah, Yah. Cia sudah pastikan,” jawabnya lirih.

Ayah tersenyum bangga. “Ayah selalu bangga padamu, Valencia. Kamu anak yang kuat, rajin, dan penuh tekad.”

Cia menahan tangis. “Cia juga bangga punya Ayah yang selalu mendukung Cia.”

Sang ibu hanya bisa menatap haru, menyadari betapa sebentar lagi rumah mereka akan terasa sepi.

“Kamu harus hati-hati di sana, Nak. Kota berbeda dengan desa. Jangan sampai terbawa arus buruk,” pesan sang ayah, suaranya bergetar menahan khawatir.

“Iya, Yah. Jangan khawatir, Cia bisa jaga diri,” jawabnya mencoba meyakinkan.

“Ibu dan Ayah tidak menuntut kamu jadi orang sukses, Nak. Kami hanya ingin kamu bahagia. Ingat, kalau tidak cocok di sana, pulanglah. Rumah ini selalu menunggu,” tambah ibunya penuh cinta.

Mata Cia semakin berkaca-kaca. Ia menggenggam tangan keduanya. “Terima kasih, Ayah, Ibu. Cia janji akan selalu ingat pesan kalian.”

Kedatangan Satya

Tok… tok… tok.

“Assalamualaikum, Cia. Ini aku, Satya.”

Wajah Cia langsung memerah. Ibunya terkekeh.

“Cieee… yang dijemput pacar,” godanya.

“Ibu…” protes Cia malu-malu.

Ayah hanya tersenyum tipis. “Sana, temui Satya. Tapi jangan macam-macam.”

“Siap, Ayahanda!” sahut Cia sambil hormat lalu berlari keluar.

Di teras, Satya sudah duduk menunggunya. Mereka saling menatap, menahan perasaan yang sulit diungkap.

“Aku kira terlambat. Untung kamu belum berangkat,” ujar Satya.

Cia tersenyum lembut. “Aku memang nunggu kamu. Masih ada sepuluh menit sebelum travel datang.”

Satya meng-genggam sang kekasih, lalu mengeluarkan kotak kecil. “Aku belikan hadiah buatmu.”

Cia terkejut senang. “Hadiah apa ? Boleh aku lihat ?”

“Tutup mata dulu,” pinta Satya.

Cia menurut. Ketika kotak kecil itu berpindah ke telapak tangannya, ia membuka mata. Air matanya langsung berkaca. Sebuah cincin emas sederhana berkilau di dalamnya.

“Cantik sekali…” bisiknya.

“Kamu suka?” tanya Satya penuh harap.

Cia mengangguk cepat. “Suka banget.”

Satya memakaikan cincin itu di jari manisnya. “Cantik, sama seperti orangnya.”

Pipi Cia merona merah. “Gombal,” balasnya sambil memasangkan cincin pasangannya di jari Satya.

Mereka saling bertatap, senyum bahagia menghiasi wajah hingga suara klakson mobil travel memutus momen itu.

“Cia, ayo berangkat. Supir sudah menunggu,” panggil sang ayah dari dalam.

Cia menatap Satya, enggan melepas genggaman tangannya. “Jangan sedih. Kita masih bisa teleponan, kan?”

“Jaga dirimu baik-baik, Sayang. Aku tunggu kamu kembali,” ucap Satya menahan getar suara.

Dengan berat hati, Cia akhirnya melepaskan genggaman-nya. Ia memeluk ayah dan ibunya, menahan tangis.

“Ingat pesan kami, Nak. Jangan lupa makan, jangan lupa berkabar,” pesan ibunya.

Cia hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil. Dari balik kaca, ia menatap tiga orang terkasihnya ayah, ibu, dan Satya yang berdiri dengan wajah sendu.

Mobil pun melaju perlahan meninggalkan rumah itu.

Air mata Cia akhirnya jatuh. Namun ia tahu, langkahnya hari ini adalah jalan menuju impian.

0o0__0o0

Catatan: Cinta orang tua tidak terbatas jarak. Dan impian seorang anak adalah kebahagiaan terbesar bagi mereka.

Terpopuler

Comments

Jemiiima__

Jemiiima__

tidak ada yg lebih enak dari makanan rumah, lalu disantap bersama keluarga tercinta😍

2025-10-12

0

Baskom Majikom

Baskom Majikom

setuju, makan sama keluarga jauh lebih enak di banding makanan restoran

2025-09-28

0

Jemiiima__

Jemiiima__

satyaa kenapa ga ikut cia ke kota jugaa? supaya bisa jagain cia

2025-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Keputusan berat
2 Bab 2. Hari pertama kuliah
3 Bab 3. kehidupan anak kota
4 Bab 4. Club Colosseum
5 bab 5. frustasi-nya Cia
6 Bab 6. spot jantung di pagi hari
7 Bab 7. First kiss di curi Aksa
8 Bab. 8 vidcall dengan Satya
9 Bab 9. Rumpi malam
10 Bab 10. Black Night cafe
11 Bab 11. Berdebar
12 Bab 12. Ruang VIP Panas
13 Bab 13. Amarah Aksa
14 Kosan panas
15 15. Menuntut Tanggung jawab
16 16. Taktik Aksa
17 17. Sisi lain Aksa
18 18. Di Lecehkan
19 19. Murkanya seorang Aksa
20 20. Trauma
21 21. Terapis & rebutan mie
22 22. hukuman
23 23. Jebakan
24 24. Gagal
25 25. kepolosan Cia & frustasi Jefri
26 26. Lexa berulah lagi
27 27. Kegilaan Aksa
28 28. Tarik ulur
29 29. Berujung kokopan panas
30 30. Perasaan Cia
31 31. Bioskop
32 32. Cemburu
33 33. Perasaan terpendam
34 34. Pantai
35 35. Hari pernikahan
36 36. 1 waktu dua situasi.
37 37. Berakhir Adu jotos
38 38. Keos
39 39. Sakit tak berdarah
40 40. Ruang yang menghimpit hati
41 41. Tawa di markas
42 42. Udang di balik batu
43 43. Tatapan yang tak terucap
44 44. Di ambang bahaya
45 45. Siapa dia ?
46 46.Dendam Masa Lalu
47 47. Pengorbanan Aksa
48 48. Semakin Keruh
49 49. Semakin Keos
50 50. Terbakar bersama dendam
51 51. Dua nyawa di ambang perjuangan
52 52. Harapan Baru
53 53. Harga sebuah pengorbanan
54 54.Luka yang tak pernah sembuh
55 55. Rahasia Dalam Gelap
56 56. Sadar
57 57. Harapan Dalam Diam
58 58. Penuh kasih sayang
59 59. Tanpa judul
60 60. Surprise
61 61. Hasil tes DNA
62 62. Jefri mode ON
63 63. Keributan dan pasar malam
64 64. Challenge
65 65. Permintaan Rava
66 66. Cinta dalam diam
67 67. investasi masa depan versi Ery
68 68. Kehadiran masa lalu
69 69. Nadine Arshava
70 70. Ketegangan berlanjut
71 71. Ancaman Jefri
72 72. Main di balik layar
73 73. Pelindung Cia
74 74. Janji Aksa
75 75. Fakta yang membuat kecewa
76 76. Rahasia di balik sambutan hangat
77 77. Rahasia terpendam
78 78. Mulai terungkap
79 79. Liburan sejenak
80 80. truth or dare
81 81. Bukti
82 82. Penangkapan
83 83. Fakta dan hukum
84 84. Dua fakta satu waktu
85 85. Duka & dendam
86 86.Tanpa Judul
87 87. Pertemuan yang menyesakkan
88 88. Hasil Tes DNA
89 89. Keputusan dua keluarga
90 90. Hari Pernikahan.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1. Keputusan berat
2
Bab 2. Hari pertama kuliah
3
Bab 3. kehidupan anak kota
4
Bab 4. Club Colosseum
5
bab 5. frustasi-nya Cia
6
Bab 6. spot jantung di pagi hari
7
Bab 7. First kiss di curi Aksa
8
Bab. 8 vidcall dengan Satya
9
Bab 9. Rumpi malam
10
Bab 10. Black Night cafe
11
Bab 11. Berdebar
12
Bab 12. Ruang VIP Panas
13
Bab 13. Amarah Aksa
14
Kosan panas
15
15. Menuntut Tanggung jawab
16
16. Taktik Aksa
17
17. Sisi lain Aksa
18
18. Di Lecehkan
19
19. Murkanya seorang Aksa
20
20. Trauma
21
21. Terapis & rebutan mie
22
22. hukuman
23
23. Jebakan
24
24. Gagal
25
25. kepolosan Cia & frustasi Jefri
26
26. Lexa berulah lagi
27
27. Kegilaan Aksa
28
28. Tarik ulur
29
29. Berujung kokopan panas
30
30. Perasaan Cia
31
31. Bioskop
32
32. Cemburu
33
33. Perasaan terpendam
34
34. Pantai
35
35. Hari pernikahan
36
36. 1 waktu dua situasi.
37
37. Berakhir Adu jotos
38
38. Keos
39
39. Sakit tak berdarah
40
40. Ruang yang menghimpit hati
41
41. Tawa di markas
42
42. Udang di balik batu
43
43. Tatapan yang tak terucap
44
44. Di ambang bahaya
45
45. Siapa dia ?
46
46.Dendam Masa Lalu
47
47. Pengorbanan Aksa
48
48. Semakin Keruh
49
49. Semakin Keos
50
50. Terbakar bersama dendam
51
51. Dua nyawa di ambang perjuangan
52
52. Harapan Baru
53
53. Harga sebuah pengorbanan
54
54.Luka yang tak pernah sembuh
55
55. Rahasia Dalam Gelap
56
56. Sadar
57
57. Harapan Dalam Diam
58
58. Penuh kasih sayang
59
59. Tanpa judul
60
60. Surprise
61
61. Hasil tes DNA
62
62. Jefri mode ON
63
63. Keributan dan pasar malam
64
64. Challenge
65
65. Permintaan Rava
66
66. Cinta dalam diam
67
67. investasi masa depan versi Ery
68
68. Kehadiran masa lalu
69
69. Nadine Arshava
70
70. Ketegangan berlanjut
71
71. Ancaman Jefri
72
72. Main di balik layar
73
73. Pelindung Cia
74
74. Janji Aksa
75
75. Fakta yang membuat kecewa
76
76. Rahasia di balik sambutan hangat
77
77. Rahasia terpendam
78
78. Mulai terungkap
79
79. Liburan sejenak
80
80. truth or dare
81
81. Bukti
82
82. Penangkapan
83
83. Fakta dan hukum
84
84. Dua fakta satu waktu
85
85. Duka & dendam
86
86.Tanpa Judul
87
87. Pertemuan yang menyesakkan
88
88. Hasil Tes DNA
89
89. Keputusan dua keluarga
90
90. Hari Pernikahan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!