NovelToon NovelToon
Gadis Dibalik Koma

Gadis Dibalik Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Caca4851c

Sinopsis:
Tertidur itu enak dan nyaman hingga dapat menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi banyak orang, namun jika tertidur berhari-hari dan hanya sekali dalam sebulan terbangun apakah ini yang disebut menyenangkan atau mungkin penderitaan..

Sungguh diluar nalar dan hampir mustahil ada, tapi memang dialami sendiri oleh Tiara semenjak kecelakaan yang menewaskan Ibu dan Saudaranya itu terjadi. Tidak tanggung-tanggung sang ayah membawanya berobat ke segala penjuru Negeri demi kesembuhannya, namun tidak kunjung membuahkan hasil yang bagus. Lantas bagaimanakah ia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya yang kini bahkan sudah menginjak usia 16 tahun.

Hingga pertemuannya dengan kedua teman misterius yang perlahan tanpa sadar membuatnya perlahan pulih. Selain itu, tidak disangka-sangkanya justru kedua teman misterius itu juga menyimpan teka-teki perihal kecelakaan yang menewaskan ibu dan saudaranya 3 tahun yang lalu.
Kira-kira rahasia apa yang tersimpan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca4851c, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

07.14

Seorang Pemuda jangkung dengan jubah hitam itu terus memandangi orang-orang yang tengah berlalu-lalang di halaman Rumah mewah itu, dari balik pohon yang dikelilingi oleh semak belukar.

Nampak seorang Wanita paruh baya yang mengeluarkan beberapa koper dan memasukkan ke bagasi mobil, disusul seorang Pria yang berusia belum genap 30 tahun itu datang dengan menggendong seorang Gadis secantik peri yang nampaknya tidak sadarkan diri.

Tak beberapa lama, seorang Satpam membukakan gerbangnya dan mobil itu segera keluar dari pekarangan Rumah itu meninggalkan tangisan Wanita paruh baya yang kini tengah berdiri di samping Satpam memandangi laju mobil itu yang perlahan hilang.

Pemuda dengan jubah hitam lantas mengeluarkan sebuah liontin dengan permata merah darah yang berbentuk setengah hati itu dan kemudian mendekapnya erat-erat.

"Maafkan Aku Honey.., jika bukan karena kesalahanku tidak mungkin Kamu pergi jauh", ujar Pemuda dengan tudung hitam itu.

"Tapi tenang Honey, Aku akan selalu bersamamu..Tunggulah sebentar lagi", Itulah kata-kata Pemuda dengan jubah hitam itu sebelum akhirnya pergi diantara kabut-kabut yang mulai menyelimuti pekarangan Rumah itu.

Disisi lain, Seorang Pria yang bersama Gadis cantik yang tidak sadarkan diri di kursi sampingnya itu mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Hingga dalam waktu 2 jam telah sampai di bandara Soekarno-Hatta.

Ketika membuka pintu mobil, Ia langsung disambut oleh beberapa orang Pria dengun bertubuh kekar yang menunduk padanya sejenak sebelum membawakan barang-barangnya ke luar. Sementara Pria itu sendiri menggendong Putrinya dan membawanya ke arah memasuki pesawat yang akan segera lepas landas.

...*** ...

"Bagaimana Dok, keadaan Putri Saya?", tanya Pria yang itu yang sesekali menatap sang Putri dari luar ruangan itu.

Sedangkan di dalam ruangan itu nampak seorang Gadis cantik yang terbaring di atas ranjang dengan berbagai selang infus di tubuhnya.

"Untuk sementara ini, pihak kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi...sehingga Putri Anda harus dirawat di sini dulu", kata seorang Dokter perempuan yang usianya tidak jauh dari Pria itu.

"Ooh..baiklah", sahut Pria itu pasrah.

"Tenang saja Tn.Revaldi, Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan Putri Anda", seru Dokter cantik yang berhijab itu.

"Baik, Saya mohon bantuannya Dokter Amy", ucap Revaldi dengan lesu.

Setelah kepergian Dokter Amy, Revaldi nampak menelpon Seseorang sejenak. Sebelum akhirnya Ia bergegas meninggalkan Rumah sakit itu, Ia sempatkan untuk melihat Putrinya lagi dari balik kaca yang ada di Pintu.

"Cepat sembuh Nak" 

Rivaldi ke luar dari Rumah Sakit Nangyang dengan langkah terburu-buru dan segera mengendarai mobilnya membelah ramainya jalan raya yang ada di Singapura.

Setelah beberapa menit Ia berkendara, kini Ia memasuki sebuah pekarangan Rumah yang tidak kalah megahnya dengan Rumahnya yang ada di Bogor.

Diparkirkannya mobilnya itu dan Ia berjalan menyusuri halaman Rumah itu sebelum akhirnya sampai di depan pintu.

PIIP 

PIIIPP 

Dipencetnya bel Rumah itu, dan tak lama kemudian munculah seorang Perempuan paruh baya yang kira-kira usianya sekisaran dengan Bu Ratih.

"Ooh, Tn Revaldi..Anda sudah sampai", sahut Perempuan itu sedikit terkejut.

"Nyonya Hannah, lama tak jumpa. Bisakah Saya masuk dan menata barang-barang Saya dulu", ujar Rivaldi terus terang.

"Tentu Tuan, kebetulan sekali barusan Saya dan Anak Saya telah selesai membersihkan tempat ini", sahut Wanita yang dipanggil Hannah itu.

"Silahkan masuk lebih dulu Tuan...,biarkan Anak Saya saja yang membawakan barang-barang Anda", imbuh Hannah.

"Baiklah, Terimakasih Nyonya Hannah", ujar Rivaldi yang langsung memasuki Rumah dengan nuansa vintage dan berbentuk hampir mirip sebuah kastil itu.

"Andiii...cepat ke sini!, Tuan Rivaldi telah sampai", teriak Hannah kepada Seseorang yang masih di dalam Rumah itu.

Tak berselang lama, munculah seorang Pemuda berpostur tinggi dengan kulit putih dan surai pirangnya itu dari dalam Rumah. Ia tersenyum dan mengangguk sejenak saat berpapasan dengan Rivaldi.

Lantas Ia keluar Rumah menemui Sang Ibu yang sibuk mengeluarkan beberapa koper dari bagasi mobil itu.

"Ambil ini dan taruh di Ruangan Tuan Revaldi yang ada di lantai 2", seru Hannah sembari memberikan beberapa koper pada Andi.

Dengan cekatan Pemuda itu membawa koper-koper berukuran besar itu menaiki anak tangga yang ada di Rumah itu. Saat sampai di lantai 2 dia agak kebingungan mencari kamar Rivaldi.

Berbekal feeling tatkala melihat sebuah kamar yang posisinya di tengah dengan diapit beberapa kamar lainnya itu pintunya terbuka. Ia berjalan menghampirinya, dan benar saja tampak Rivaldi yang tengah menatap sebingkai foto di dalam kamar itu ketika ia akan mengetuk pintu.

TOK TOK TOK

"Permisi Tuan, Saya datang mengantarkan koper-koper ini", seru Andi.

"Ooh..ya, tentu. Silahkan masuk", seru rivaldi setelah menaruh sebingkai foto yang pegangnya tadi ke meja di sampingnya. Andi pun masuk dan menaruh koper-koper itu di dekat nakas.

"Eh, tunggu...tolong bawa koper bewarna Pink ini ke kamar paling pojok sana", pinta Rivaldi sembari menunjuk sebuah kamar paling ujung yang ada di lantai 2 ini.

Mengerti hal itu, lantas Andi membawa kembali sebuah koper bewarna Pink itu keluar kamar ini. Namun sebelum keluar, Ia sempat melirik sebuah foto yang sedari tadi dipegang Rivaldi.

'Woww...cantiknya'

Pekik Andi dalam hati tatkala melihat sosok Wanita berambut hazel yang ada di dalam bingkai foto itu. Mungkin itu Putrinya Rivaldi, karena setahu Andi dari cerita Ibunya bahwa Rivaldi memiliki seorang Putri dengan paras rupawan yang usianya hanya terpaut tiga tahun dibawahnya.

Dengan langkah santai Ia berjalan menghampiri sebuah ruangan yang berada di paling pojok lantai itu. Ia buka perlahan pintunya yang tidak dikunci. Lalu menaruh koper pink itu di dekat ranjang yang juga bewarna merah muda.

'Mungkin Putri dari Tuan Rivaldi sangat lembut dan anggun jika dilihat dari barang-barang hingga kamarnya yang bernuansa merah muda.'

Setelah beres-beres banyak barang dengan dibantu Hannah hampir setengah harian ini. Kini Rivaldi duduk di meja makan yang dekat dengan dapur itu, karena jarak antara ruang makan dengan dapur hanya dibatasi setengah sebuah kaca bening. Sehingga siapapun yang berada di ruang makan maupun dapur bisa melihat satu sama lainnya.

"Nyonya Hannah.., nanti malam Saya akan ke Rumah sakit lagi. Saya harap Anda dan Andi tetap tinggal di sini selama Saya tidak ada", seru Rivaldi yang sesekali menyeruput kopi hitamnya.

Hannah yang sedari tadi berkutik di dapur pun menoleh ke arah Rivaldi dengan senyum ramahnya.

"Baik Tuan, Saya akan di sini selama Anda di Rumah Sakit. Nanti Saya akan meminta Andi untuk menemani dan sedikit membantu keperluan Anda di Rumah Sakit", seru Hannah.

"Terima kasih Nyonya Hannah.., sepertinya tidak perlu karena di sana juga ada bodyguard Saya yang akan menemani Saya menjaga Tiara selama di sana", tolak Rivaldi secara halus.

"Baiklah Tuan, Saya harap Anda dapat menjaga diri Anda dengan baik di Sana,  dan jangan sampai sakit karena Nona muda pastinya sangat memerlukan kehadiran Anda", pesan Hannah kepada Rivaldi yang sudah dianggapnya seperti Adiknya sendiri selama ini.

"Jika nanti memerlukan bantuan, tidak perlu sungkan-sungkan menghubungi Saya atau Andi", imbuh Hannah.

...*** ...

Malam itu terasa sepi, meskipun saat ini Rivaldi tidak sendirian duduk di depan ruang inap Tiara karena ada lima Bodyguard juga yang menemaninya.

Kebanyakan dari para Bodyguard itu hanyalah berdiri dan diam saja, takut mengganggu ketenangan tuannya.

Lama Rivaldi termenung dalam lamunannya, hingga deringan dari ponselnya menyadarkannya kembali. Ia pun menggeser tombol On yang ada di layar ponselnya itu.

"Hallo, ada apa?", tanya Rivaldi dengan begitu serius.

1
Zainuri Zaira
andi sllu menghilangkan jgn sengaja biar ara celaka
Zainuri Zaira
bingung bacax
Caca4851c
Terimakasih/Smile//Pray/
Iolanthe
Happy banget!
🔍conan
Gemesin banget nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!