Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Mulai Penyamaran Menjadi Sovia
Di tengah keterkejutan Jenna karena Sovia mengalami koma, mendadak ponselnya berdering.
Jenna segera melihat di layar ponselnya, siapa gerangan yang menghubunginya di larut malam begini. Bahkan saat ini jam menunjukkan pukul dua dini hari.
"Dari rumah sakit?" gumam Jenna lirih setelah melihat ponselnya ternyata dari pihak rumah sakit, tempat Bik Emma dirawat, yang menghubunginya.
Jenna memutuskan berjalan menjauhi Max dan dokter yang menangani Sovia. Ia memilih ke koridor yang tampak sepi.
"Ada apa ya malam-malam begini mereka telepon? Apa terjadi sesuatu pada Bik Emma?" batin Jenna cemas.
Dengan segera ia mengangkat panggilan telepon tersebut. Seketika lutut Jenna melemas usai mendengar kabar yang tak diduganya.
Keesokan harinya.
"Hiks...hiks...hiks..." tangis Jenna tak mampu dibendung ketika jasad Bik Emma dimasukkan ke dalam liang lahat.
"Ikhlaskan kepergiannya, Jen." Max merangkul tubuh Jenna yang bergetar karena sedang menangis pilu. Ia berusaha memberikan kekuatan dan menemani Jenna dalam kondisi duka ini.
Ya, Bik Emma pada akhirnya harus pergi meninggalkan Jenna. Wanita tua yang menjaga dan membesarkan Jenna sejak bayi, telah berpulang pada Sang Pencipta.
Sebelum kepergiaannya meninggalkan dunia ini, ia telah melakukan segala tugas dan baktinya pada sang majikan yakni Jenny.
Bik Emma sendiri sebenarnya adalah mantan pembantu orang tua Jenny. Sebelum Jenny menikah dengan Aston, Bik Emma sudah lama berhenti bekerja di keluarga Jenny. Alhasil Aston tidak mengenal Bik Emma.
Dikarenakan faktor ekonomi, orang tua Jenny terpaksa memberhentikan Bik Emma. Namun kesetiaan Bik Emma pada sang majikan tetap ada dan sudah terpatri di hati. Hal itu telah dibuktikannya dengan ikhlas merawat dan mengasuh Jenna hingga dewasa seperti sekarang ini.
☘️☘️
Dua hari kemudian.
Jenna sempat mengutarakan keinginannya pada Max untuk mendekati keluarga aslinya.
"Aku tak tau Sovia Bakari ini siapa dan aku harus mencari taunya, Max."
"Lantas, Sovia apa kita biarkan begitu saja di rumah sakit?"
"Menurutmu bagaimana?" tanya Jenna. "Tak mungkin kan kalau kita membunuhnya. Aku bukan seorang pembunuh, Max. Kalau pencopet, iya."
Max tampak terdiam dan berpikir sejenak. Setelah beberapa saat, akhirnya ia bisa memberikan solusi untuk Jenna.
"Kamu temui teman Sovia yang punya mobil itu. Dari sana aku rasa kamu bisa mulai berpetualang mengenal dan masuk ke Keluarga Bakari,"
"Ide briliant, Max." Jenna seketika tersenyum sumringah mendengar solusi yang menurutnya sangat tepat dari sahabatnya itu.
"Max gitu loh. Bisa diandalkan dalam segala hal," puji Max yang tengah berbangga pada dirinya sendiri.
"Dasar narsis abis!" ledek Jenna seraya memukul pundak Max. Keduanya pun tertawa lepas bersama.
"Kapan kamu bisa tau perasaanku, Jen. Aku tuh cinta sama kamu," batin Max seraya diam-diam pandangannya melirik ke arah Jenna yang sedang berdiri di sampingnya.
Ya, diam-diam Max mencintai Jenna. Namun pria ini tak berani mengungkapkannya karena takut ditolak oleh Jenna dan merusak pertemanan mereka.
Max juga menyadari jika Jenna sepertinya hanya menganggapnya sebatas sahabat.
Kini Jenna dan Max telah berbagi peran. Jenna akan masuk ke dalam Keluarga Bakari. Sedangkan Max akan membantu Jenna untuk menjaga Sovia.
☘️☘️
Setelah mencari alamat teman Sovia, Jenna dan Max segera meluncur ke sana.
Sebelumnya, tentu Jenna telah melakukan perubahan besar-besaran pada dirinya. Dengan dibantu oleh Max, Jenna telah memakai baju yang mirip dengan gaya Sovia. Tatanan rambut dan make up semuanya Jenna lakukan menyerupai Sovia.
Bahkan tas pribadi milik Sovia berisi dompet dan ponsel, semua sudah ada dalam genggaman Jenna. Ia pakai guna mendukung penyamaran dirinya agar Mia, teman dekat Sovia, percaya padanya.
Sekadar informasi bahwa Jenna juga bisa mengemudikan mobil dan berkuda, walaupun ia tak memiliki kedua benda mewah tersebut.
"Gimana Max, apa aku sudah oke dan mirip dengan Sovia?" tanya Jenna sebelum turun dari mobil.
Ia datang ke apartemen Mia untuk mengembalikan mobil milik teman Sovia tersebut sekaligus meng0rek informasi.
"Perfect, Jen."
Jenna menghela nafas beratnya. Walaupun ia yakin bisa melakukan penyamaran ini dengan baik, tetapi rasa gugup tetap saja menerpa hatinya.
Khawatir akan keperg0k yang berujung dirinya harus mendekam di balik jeruji besi dan berakhir mengenaskan di dalamnya.
Oh, sungguh Jenna tak akan sudi menghabiskan sisa hidupnya di penjara.
"Yakinlah, Jen. Tunjukkan pada mereka bahwa kamu Jennaira yang tangguh," ucap Max memberikan support pada Jenna seraya menepuk kecil pundak wanita itu.
Jenna pun menganggukkan kepalanya kecil di depan Max.
Lalu, Jenna keluar dari mobil milik Mia dengan langkah kaki yang penuh keyakinan dan rasa percaya diri kuat.
"Kamu pasti bisa, Jenna." Batinnya menyemangati dirinya sendiri.
Tak berselang lama, Jenna sudah berada di lantai sepuluh tepatnya di depan pintu unit apartemen milik Mia.
Ting-tong...
Beberapa kali Jenna membunyikan bel.
Ceklek...
Derit pintu akhirnya terbuka. Tampak seorang wanita muda seusianya yang membukanya.
Jenna langsung tau wanita muda itu adalah Mia. Jenna berhasil membuka akses kunci ponsel Sovia sehingga mudah mengetahuinya.
Begitu banyak pesan dan panggilan tak terjawab yang masuk ke ponsel Sovia. Namun Jenna sengaja tak merespon. Hanya sekedar membaca dan mempelajarinya.
Semua hal pribadi Sovia baik teman dan beberapa percakapan dengan Keluarga Bakari, sudah terekam jelas di otak Jenna.
Mia yang baru saja bangun tidur, begitu terkejut melihat kedatangan Sovia di apartemennya.
"Ya ampun, Sovia!" seru Mia seraya mengucek-kucek kedua matanya. Ini kamu-Sovia kan, bukan hantunya?" sambungnya.
"Rese banget sih! Jelas, ini aku dong!" jawab Jenna. "Mending kamu buruan cuci mata sana ke kamar mandi pakai abu gosok biar makin melek!"
"Heleh, saran apaan tuh Sov!" dengus Mia.
Jenna melenggang masuk ke dalam apartemen Mia dengan santainya. Lalu, ia mendaratkan b0kongnya di sofa ruang tamu.
"Pergi ke mana aja kamu, Sov?" cecar Mia dengan nada suara yang terdengar cemas.
Bersambung...
🍁🍁🍁
akhirnya kebenaran akan terungkap segala misteri akan aston dapatkan semangat......