Setelah hubungannya tidak mendapat kejelasan dari sang kekasih. Kapten Prayoda, memutuskan untuk menyerah. Ia berlalu dengan kecewa. Empat tahun menunggu, hanyalah kekosongan yang ia dapatkan.
Lantas, ke dermaga mana akan ia labuhkan cinta yang selama ini sudah berusaha ia simpan dengan setia untuk sang kekasih yang lebih memilih karir.
Dalam pikiran yang kalut, Kapten Yoda tidak sengaja menciprat genangan air di bahu jalan pada seorang gadis yang sedang memarkirkan motornya di sana.
"Sialan," umpatnya. Ketika menoleh, gadis itu mendapati seorang pria dewasa tampan dan gagah bertubuh atletis memakai baret hijau, berdiri resah dan bersalah. Gadis itu melotot tidak senang.
Pertemuan tidak sengaja itu membuat hari-hari Kapten Prayoda tidak biasa, sebab bayang-bayang gadis itu selalu muncul di kepalanya.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Ikuti juga ya FB Lina Zascia Amandia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Pertemuan Yoda Dan Amira Yang Tidak Disangka
Senja mulai merayap, Yoda sudah keluar dari rumahnya. Setelah tadi pulang dari kantor, sejenak ia membersihkan diri, lalu bersiap dan pergi menuju kediaman papanya, yaitu Pak Harimurti.
"Ayo, Pah." Pak Harimurti menaiki motor Yoda, dia duduk di belakang Yoda. Yoda memilih menggunakan motornya, apalagi cuaca sore ini cerah dan mendukung.
Lima belas menit kemudian, motor Yoda sudah tiba di depan halaman rumah abang leting Pak Harimurti.
Halaman rumah itu sudah terpasang tenda putih dengan kursi-kursi tersusun rapi memenuhi pekarangan. Beberapa tamu sudah berdatangan, bercengkerama dengan hangat. Aroma masakan khas hajatan menggoda indera penciuman, membuat suasana semakin semarak.
Harimurti langsung disambut hangat oleh Papa Dallas. “Tumben, Har! Kali ini ajak Yoda? Senang sekali bisa ketemu,” ucap Dallas sambil memeluk Pak Harimurti.
"Kebetulan Yoda sedang kosong. Saya ajak sekalian silaturahmi. Bagaimana kabar Abang sekeluarga?" Harimurti tersenyum.
"Seperti yang kamu lihat. Hanya, kami tentu saja akan kesepian setelah kepergian anak kami ke pondok," jawab Dallas mengenang nanti jika anak kembarnya pergi mondok di salah satu pesantren di kota Cirebon.
"Tidak mengapa, Bang. Semua akan indah pada waktunya. Saat mereka kembali dan sudah mendapat ilmu agama dari pondok, Abang bisa memetik hasilnya. Hasil yang baik yang didapat mereka saat mondok." Pak Harimurti berusaha menghibur Dallas yang sebentar lagi akan melepas anak kembarnya belajar di pondok.
Sakala, putra Papa Dallas, tiba-tiba muncul dan langsung menghampiri Pak Harimurti dan Yoda. Yoda yang sedang mengamati sekeliling, mengalihkan pandangan pada Sakala. Dia bisa mengenali kalau Sakala sama sepertinya, yakni seorang anggota, terlihat dari postur tubuh dan sikapnya.
"Ka, kenalkan ini adik leting papa yang pernah papa ceritakan sama kamu beberapa tahun lalu. Dan ini anaknya, Yoda. Dia juga sama sepertimu. Sepertinya satu angkatan denganmu saat, saat bintara dulu," cerita Papa Dallas memperkenalkan Yoda pada Sakala.
Yoda tercengang mendengar cerita abang leting papanya tentang Sakala. Ternyata Sakala satu leting dengannya. Hanya mereka tidak pernah saling ketemu satu sama lain, sebab saat menjalani pendaftaran maupun pendidikan bintara dulu, tidak pernah satu daerah.
Lalu ketika penempatan dinas pun, meskipun saat ini satu kota, mereka tidak pernah satu kesatuan. Bahkan setelah Yoda naik pangkat menjadi Kapten, lalu pindan dari Zeni XXX ke Yonif XXX, dirinya dan Sakala tidak pernah dipertemukan atau tidak pernah satu kesatuan. Takdir, baru hari ini mereka dipertemukan di rumah orang tua Sakala.
"Senang bisa bertemu denganmu, Pot. Ternyata kita satu angkatan," seru Sakala sembari menyalami Yoda.
Yoda tersenyum lebar, menjabat tangan Sakala erat. “Ya ampun, Kapten Sakala. Aku juga tidak sangka, soalnya papa tidak pernah cerita kalau papamu memiliki putra yang sama sepertiku, jadi abdi negara. Satu leting lagi, Terlebih, aku memang baru lima tahun di kota ini Kau dari batalyon 4, kan, Pot? Aku di batalyon 3."
"Serius? Wah, ternyata kita hanya dibedakan beberapa belokan jalan saja, Pot." Sakala membalas, diimbuhi tawa renyah.
Mereka akhirnya terlibat obrolan yang seru. Sesekali keduanya tertawa, mengenang masa-masa pendidikan dulu. Beberapa tamu ikut memperhatikan keakraban mereka. Suasana jadi cair penuh nostalgia.
Di tengah-tengah berlangsungnya acara, di salah sudut ruangan, seorang gadis muda berhijab krem tengah duduk tak jauh dari keberadaan Yoda dan Sakala. Bibirnya mengerucut, seperti kesal setelah menerima balasan WA dari Lahat dan Aika.
"Amira kesayangan om dan kak Aika, jangan marah, ya. Sore ini kebetulan adik Alyana badannya demam. Kami sedang membawanya ke klinik. Semetara adik Alvian saat ini dititipkan sama neneknya. Kalau tidak ada halangan, insya Allah om datang nanti malam habis isya. Tapi tidak janji."
Pesan WA itu baru saja dikirimkan Lahat untuk Amira, yang sejak tadi menanti kedatangannya. Sayangnya Lahat tidak bisa datang, disebabkan salah satu anak kembarnya ada yang demam.
"Ya sudah, nggak apa-apa, Om. Semoga dede Alyananya cepat sembuh." Alih-alih kecewa, Alyana akhirnya bisa mengerti dan mendoakan kesembuhan untuk bayinya Lahat yang saat ini sedang sakit.
Amira berdiri dari kursi, ia berjalan mengarahkan kakinya ke arah keluarganya dan keluarga Sakala yang saat ini sedang berkumpul di satu titik. Mereka menyambut para tamu, dengan jamuan makan alakadarnya khas orang syukuran.
Namun, langkah kaki Amira mendadak tersendat, ketika matanya tanpa sengaja harus berhadapan langsung dengan sosok tampan bertubuh atletis yang kebetulan tubuhnya menoleh ke arah belakang, atau tepatnya ke arah Amira.
"Lho, pria itu!" Kening Amira mengkerut dalam, dia heran kenapa ada Yoda di rumah omnya ini. Mata Amira memindai sekitar. Yoda ternyata berada dalam satu ruang lingkup atau satu titik bersama Sakala dan omnya, Dallas. Di samping Yoda juga ada seorang pria paruh baya, yang diduga Amira adalah papanya Yoda. Mereka terlihat asik dan akrab, sambil menikmati hidangan di depannya.
"Mereka saling kenal?" gumamnya penasaran. Amira langsung mengarahkan wajahnya ke arah lain, pura-pura fokus ke titik di mana keluarganya dan keluarga Sakala berada. Amira menuju ke sana.
"Amira, sini?" Papa Dallas tiba-tiba memanggil Amira. Sontak Amira terkejut setengah mati, padahal ia ingin menghindari Yoda. Sayangnya, tidak bisa. Sebab om kesayangannya sudah mengulurkan tangannya pada Amira.
Malu-malu Amira menghampiri, duduk lesehan di samping Dallas dan Sakala, lalu meraih tangan Dallas layaknya pada seorang papa. Mereka memang sangat dekat, malah Amira lebih lengket pada Dallas daripada pada Ferdi ayahnya.
"Om." Amira menyapa sambil tersenyum.
"Ini, teman Om satu kesatuan. Sementara ini putranya, Kapten Prayoda, merupakan rekan satu leting dengan Kak Saka. Salam sama mereka," ujar Dallas memperkenalkan Harimurti dan Yoda pada Amira.
Dengan ramah dan gaya cerianya yang khas, gadis cantik berhijab krem ini mengulurkan tangannya, menyalami Harimurti, kemudian Yoda.
"Amira," ucapnya. Jabatan tangan Amira, untuk beberapa saat ditahan Yoda. Ada getaran aneh seketika yang dirasakan, baik Amira maupun Yoda. Yoda menatap Amira dalam, sementara Amira hanya sekilas, lalu cepat-cepat menunduk ke arah tangannya yang belum dilepaskan Yoda. Interaksi mereka mendapat tatapan kompak dari Harimurti maupun Papa Dallas dan Sakala.
"Jangan lama-lama. Kalau ingin lama, bisa dibicarakan di belakang," sela Sakala bercanda. Yoda tersentak, buru-buru ia melepaskan tangan Amira yang terasa hangat itu dengan perlahan.
Ada tatapan aneh dari ketiga pria di dekatnya itu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Tapi entah apa yang dipikirkan mereka, yang jelas Amira merasa dirinya seperti sedang akan menjadi sasaran empuk sebuah rencana.
Amira buru-buru berpamitan, dengan alasan akan menemui bundanya di belakang.
Kira-kira rencana apa, hayo? Maafkan Author, up datenya malam-malam.
sabar bang Yoda..cinta emang perlu perjuangan.
hmm..Amira ujianmu marai koe kwareken mangan.aku seng Moco Karo mbayangke melok warek pisan mir.🤭
kk othor akuh kasih kopi biar melek bab selanjutnya 😁.
iqbal gk cocok
rnak yg lebih tua iya kan ehhh mapan buka n tua ding🤣😁😁☺️