Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 6 - Maafkan Mama
“Sayang, aku seneng banget kita bisa bareng terus seperti ini!” Senyuman di wajah Bianca terkembang saat mengungkapkan perasaannya pada Kenzo. Karena memang bekerja sama dengan pria yang dicintai membuatnya jadi lebih nyaman dan semangat dalam bekerja.
Kenzo mengulas senyum. Dia selalu memperlihatkan senyuman terbaiknya pada Bianca. Meski sebenarnya, hati Kenzo selalu gelisah beberapa waktu belakangan ini. Karena memikirkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan Meisya.
“Oh ya, Sayang. Aku bingung kenapa Meisya gak pernah menghubungi aku lagi akhir-akhir ini. Dia juga terkesan cuek membalas pesan dariku.” Curhat Bianca.
Kenzo tak langsung memberikan jawaban. Setiap kali membahas tentang Meisya, dia memang tidak terlalu ingin memberikan tanggapan. Kenzo takut bila tanggapannya nanti membuat Bianca jadi curiga.
“Mungkin Meisya sedang sibuk. Apa lagi bulan ini dia juga memiliki jadwal manggung yang cukup padat.” Kenzo menjawab dengan logis. Ditanggapi Bianca dengan anggukan kepala. Nampaknya dia setuju dengan perkataan Kenzo barusan.
“Sudah, ya. Jangan terlalu banyak berpikir. Lebih baik kamu fokus untuk perfom kita selanjutnya.”
Bianca mengiyakannya. Rasanya memang bukan waktu yang tepat untuk saat ini memikirkan tentang Meisya. Karena masih ada hal yang lebih penting untuk dia pikirkan selain Meisya.
Beberapa minggu berlalu, Meisya terlihat masih fokus dengan pekerjaannya. Meksi bekerja dalam kondisi hamil, tak membuat semangat Meisya pudar untuk bekerja. Apa lagi setiap perfom tubuhnya terasa baik-baik saja seolah janinnya mendukung dirinya untuk tetap bekerja.
Malam itu, Meisya kembali mendapatkan pekerjaan yang melibatkan dirinya dengan Bianca. Karena tak bisa lagi menghindar dari Bianca. Meisya akhirnya berhadapan dengan Bianca yang sudah penasaran ada apa dengan dirinya.
“Kamu kelihatan cuek banget akhir-akhir ini, Mei. Balas pesan dari aku juga sekenanya aja.” Protes Bianca. Dia memang tidak suka bila Meisya cuek padanya. Karena Meisya adalah sosok yang sangat perhatian pada dirinya.
Meisya tersenyum kaku. Merasa sedikit tidak enak hati pada Bianca. “Maaf, aku memang lagi sibuk banget. Kepalaku juga sering pusing.”
Bianca menghela nafas. Jika Meisya sudah mengeluh pusing seperti itu, rasanya dia tidak bisa berkomentar banyak. “Ya sudah, aku maafkan. Tapi minggu depan kamu harus hadir di acara perayaan ulang tahunku, ya. Awas aja enggak!” Titah Bianca. Dia tak ingin menerima penolakan apapun dari Meisya.
“Baiklah. Aku juga gak mungkin gak datang.” Balas Meisya. Meski sebenarnya dia ragu untuk datang. Karena pasti Kenzo juga ada di sana. Meisya bingung harus bagaimana jika bertemu dengan Kenzo nantinya.
Bianca mengulas senyum. Setelah kegiatan mereka berakhir malam itu, Bianca akhirnya pulang. Untung saja hari itu dia tidak dijemput pulang oleh Kenzo. Sehingga tak membuat Meisya bingung untuk berhadapan dengan Kenzo.
Di sisi lain, Kenzo terlihat tengah termenung di dalam kamarnya. Setiap tak memiliki kegiatan seperti saat ini, dia terus memikirkan malam kelam yang sudah terjadi antara dirinya dengan Meisya.
“Aku merasa berdosa dan bersalah sekali pada Meisya. Seharusnya aku bertanggung jawab kepadanya atas apa yang sudah aku lakukan. Karena apapun alasannya, Meisya rusak karena aku.” Gumam Kenzo. Andai saja saat itu Meisya mau menerima pertanggungjawaban dari dirinya, Kenzo pasti akan bertanggung jawab. Meski harus mengorbankan hubungannya dengan Bianca.
Semakin hari, Kenzo semakin memikirkan Meisya. Rasanya tak pernah seharipun dia lewatkan untuk tidak memikirkan Meisya. Bahkan saat bertemu dengan Bianca sekalipun, bayang-bayang Meisya terus menghantuinya.
“Aku harus berbicara pada Meisya nanti. Semoga saja dia datang ke acara ulang tahun Bianca.” Harap Kenzo. Karena untuk saat ini, tidak mungkin rasanya dia bisa menemui Meisya tanpa ada alasan yang mendesak. Meisya juga pasti tidak akan mau jika dia ajak bertemu.
Karena terus memikirkan Meisya, Kenzo jadi penasaran dengan kehidupan Meisya saat ini. Dia segera membuka media sosial miliknya dan mencari profil Meisya.
“Dia masih saja cuek seperti biasanya. Tidak ada unggahan terbaru apapun di akun media sosialnya.” Gumam Kenzo. Jika hanya mengandalkan akun media sosialnya saja, rasanya cukup sulit bagi Kenzo untuk mendapatkan informasi tentang Meisya. Kenzo pun berpikir hanya di acara ulang tahun Bianca nanti dia bisa bertemu dan berbicara banyak hal dengan Meisya. Kenzo pun berharap Meisya tak akan menjauhinya nanti.
Waktu bergulir, akhirnya tibalah waktunya hari perayaan ulang tahun Meisya. Siang itu, Meisya terlihat masih melakukan pekerjaan dengan manejernya di sebuah acara. Usai acara, tubuh Meisya terasa lemas sekali tidak seperti biasanya.
“Meisya, kamu kenapa?” Tanya Eva. Wajahnya kelihatan khawatir menatap Meisya. Semenjak mengetahui Meisya sedang hamil, Eva merasa makin khawatir jika Meisya kenapa-napa.
Meisya tak bisa menyembunyikan rasa sakit yang ia rasakan. “Kepalaku rasanya pusing banget, Mbak. Perutku juga mual banget.”
Eva makin khawatir mendengarnya. “Ya sudah, kalau begitu ayo ikut Mbak ke rumah sakit. Kamu harus segera berobat untuk memastikan kondisi kamu baik-baik aja!”
Meisya seketika menggeleng. Pergi ke rumah sakit bukanlah hal yang diinginkannya. Apa lagi jika media mengetahui pergerakannya nantinya.
“Kamu gak bisa terus seperti ini, Meisya. Udah dua bulan kamu gak pernah mengecek kandungan kamu. Bagaimana kalau terjadi apa-apa pada janin kamu. Meski kamu gak mengharapkan dia ada, tapi dia berhak untuk tetap hidup dan tumbuh dengan sehat di rahim kamu!”
Meisya terkesiap. Dia jadi merasa bersalah pada janinnya. Karena memang dua bulan terakhir dia sama sekali tidak pernah melakukan pengecekan kandungan. Meisya takut bila pergerakannya diketahui media. Apa lagi dengan statusnya sebagai publik figur. Untuk saat ini Meisya masih takut jika orang lain tahu dirinya sedang hamil. Apa lagi jika berita itu sampai ke telinga mamanya.
“Begini saja, Mbak bawa kamu ke klinik kandungan teman Mbak saja. Mbak bisa pastikan dia tidak akan bocor masalah kehamilan kamu.”
Meisya berpikir keras. Kemudian mengangguk mengiyakannya. “Bisa kita pergi sekarang aja, Mbak. Soalnya nanti malam aku harus menghadiri acara Bianca.”
Eva mengangguk. Kemudian mereka segera pergi ke klinik yang Eva maksud. Untung saja jadwal Meisya siang itu tidak terlalu banyak hingga membuat Meisya bisa segera pergi ke klinik untuk memeriksakan kandungannya.
Setibanya di klinik, Meisya terlihat memakai masker dan kaca mata hitam untuk menutupi jati dirinya. Meski Eva sudah memastikan kalau semuanya aman, tapi Meisya tetap saja merasa khawatir.
Masuk ke dalam klinik, Meisya melihat pasien yang datang ke sana didampingi oleh suami mereka masing-masing. Hanya dirinya yang tidak datang didampingi oleh suaminya.
“Maafkan Mama ya, nak. Karena sejak kamu berada di perut Mama, kamu gak bisa merasakan kasih sayang dari ayah kamu. Bahkan, ayah kamu gak tahu kalau kamu ada.”
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....