Mayor Buluk (Bujang Lapuk) Meet Janda Kembang

Menjelang sore, Ainun bergegas pergi menuju Mushola Al-Mukmin untuk mengajar anak-anak mengaji, sedangkan Kayla sendiri ia lebih memilih untuk beristirahat agar kondisi kesehatannya segera pulih, Kayla saat ini sedang asik menikmati secangkir teh dan juga tempe mendoan yang sengaja Ainun buatkan untuknya. Kini Kayla duduk santai di depan rumahnya, sambil melamun membayangkan seseorang yang saat ini menari-nari di hatinya.

"Andaikan Mayor Arsen ada di hadapanku, aarrkkhhhh... sesuatu yang sangat mustahil!" Kayla terlihat seperti gemas dengan situasinya saat ini.

Tak lama apa yang di harapkan akhirnya terkabul secepat kilat

Kayla yang mengedarkan pandangannya ke arah samping rumahnya, tanpa di sengaja ia melihat sosok pria berseragam loreng yang lebih dari satu orang melintas dan mengunjungi beberapa rumah warga setempat. Kayla sampai mengucek kedua bola matanya saat sepintas melihat siluet seperti Mayor Arsen yang sedang berdiri tegap sambil berkacak pinggang.

Kayla menepuk-nepuk kedua pipinya, lalu ia mencubitnya.

"Auuuu...., ternyata ini semua bukanlah mimpi, pria berseragam loreng itu adalah Mayor Arsenio." Kayla sampai menutup mulut karena kaget.

"Tapi ada urusan apa mereka datang menemui para warga? Apakah ada sesuatu yang genting!" monolognya kembali.

Mayor Arsen yang di utus oleh atasannya untuk melakukan patroli dan juga operasi pengamanan serta penyuluhan terhadap warga sekitar kawasan Batalyon, agar terhindar dari jaringan pemberontakan yang saat ini sedang marak terjadi terutama komplotan yang saat ini telah menjadi target pemerintah.

Sang Mayor mengedarkan pandangannya ke arah sekitar, berharap di tempat ini ia bisa kembali dipertemukan dengan seseorang yang telah menggoyahkan hatinya.

Dan benar saja, kali ini ia melihat sosok Kayla, yakni seorang gadis yang memiliki hubungan kerabat dengan Ainun. Mayor Arsenio segera pergi menuju rumah Kayla, sedangkan Kayla dari arah kejauhan, ia bisa melihat sosok Mayor Arsenio melangkah menuju arah rumahnya, seketika Kayla mendadak gugup.

'Duh, sepertinya Mayor Arsenio bakalan datang kesini, ya ampun...aku harus bagaimana?' tanyanya dalam hati.

kemudian Mayor Arsenio melambaikan tangannya ke arah Kayla, lalu ia mengucapkan kata salam, Kayla benar-benar gugup saat pria yang ia taksir tepat berada di hadapannya sesuai yang ia harapkan barusan, pikirnya Tuhan begitu cepat mengabulkan permintaannya, namum begitu orang yang ia harapkan berada di hadapannya saat ini, ia malah menjadi salah tingkah dan juga sangat gugup.

"Kamu Kayla kan? Teman dekatnya Ainun?" tanyanya untuk memastikan.

Kayla segera mengangguk cepat ketika Mayor Arsen berkata seperti itu padanya.

Sedangkan Anggota pasukan yang lainnya mulai berpindah tempat ke rumah warga yang lainnya, mereka memberikan beberapa informasi penting terhadap warga setempat untuk lebih berwaspada terhadap orang asing yang tidak memiliki kartu identitas dan warga dihimbau untuk tidak sembarangan menerima penyuluhan dari suatu organisasi yang tidak jelas selain organisasi dari pemerintah.

"kamu sendirian saja di rumah ini?" tanyanya sambil menengok ke arah pintu depan rumah Kayla.

"I iya, s saya sendirian saja di rumah, kebetulan Ainun sedang mengajar ngaji di Mushola Al-Mukmin." Kayla sampai terbata menjawab pertanyaan dari Mayor Arsen.

Kemudian sang Mayor malah duduk di teras depan rumah Kayla, Kayla sendiri yang saat ini berada di atas kursi, ia merasa sungkan dan mencoba untuk berpindah tempat, beruntungnya Mayor Arsen berhasil mencegahnya.

"Kau tetaplah duduk di situ, jangan merasa sungkan, lagian kakimu itu kan belum sembuh total!" Mayor Arsenio malah merasa bersalah karena gara-gara kejadian kecelakaan tempo hari.

Lagi-lagi Kayla merasa gugup saat Mayor Arsen duduk cukup dekat dengan nya.

"Oh iya Kayla, boleh saya bertanya sesuatu padamu?" Mayor Arsen yang gantian menjadi gugup.

Kayla sampai menyipitkan matanya atas sikap Mayor Arsenio yang tak biasa.

"Mayor Arsen mau tanya apa?" balasnya dengan detak jantung yang berdegup kencang.

"Ini soal temanmu, Ainun Fatiya!" Arsenio sampai merona ketika ia menyebut nama Ainun.

"Ainun! Memangnya apa yang ingin Mayor tanyakan soal Ainun?" Kayla sampai dibuat heran atas pertanyaan dari sang Mayor.

Sedangkan Mayor Arsen, ia malah menghela napasnya sejenak, membuang rasa gugupnya yang telah menjalar di sekujur tubuhnya.

"Apakah Ainun itu sudah menikah?"

Deg!

Entah kenapa Kayla merasa Mayor Arsenio memiliki perasaan lebih terhadap sahabatnya itu.

"Sudah, empat bulan yang lalu Ainun telah menikah dengan seorang ustad sekaligus pemilik pesantren di kampungnya, namun pernikahannya hanya berlangsung selama satu hari saja, karena...!" seketika ucapannya tertahan di udara

Mayor Arsen pun semakin dilanda rasa penasarannya.

"Karena apa, Kayla?" tatapannya tajam menusuk dengan suaranya yang datar tapi penuh tekanan.

Kayla sudah berjanji kepada Ainun untuk tidak menceritakan kisah suami nya yang telah tewas karena di tuduh sebagai ter*ris.

"Suaminya Ainun telah meninggal dunia, maaf Mayor hanya itu saja yang bisa saya jelaskan kepadamu!" balasnya merasa canggung.

Sudut bibir Mayor Arsenio tertarik kebelakang dan memperlihatkan lengkungan senyumnya yang menawan.

'Oh jadi begitu jalan ceritanya, sepertinya Ainun belum bisa merelakan kepergian mendiang suaminya, itu artinya aku harus lebih sabar lagi untuk bisa mendapatkan hatinya!' batinnya mantap.

Lalu Mayor Arsenio mulai menjelaskan kedatangan ke kampung koneng ini kepada Kayla, dan Kayla pun sudah sangat paham, apalagi menjelang HUt kemerdekaan, biasanya selalu ada yang seperti ini terhadap warga sekitar agar tidak terjadi hal-hal yang tida diinginkan dan bisa menganggu kesejahteraan dan keadaan yang selalu kondusif.

Namun ada satu hal yang membuat Kayla cukup terkejut, yakni saat sang Mayor menjelaskan adanya komplotan pemberontak yang berusaha menghasut warga sipil untuk ikut bergabung ke dalam organisasi mereka, dan sebelum itu semua terjadi, maka pihak dari pemerintah bertindak cepat agar tidak sampai kecolongan.

'apakah ini ada kaitannya dengan kasus suaminya Ainun yang telah dituduh sebagai tersangka atas kasus pemberontakan dan berujung pada ter*risme? Aku harus secepatnya memberi informasi ini kepada Ainun!" ucapnya dalam hati.

Tak lama Mayor Arsen bergegas pergi meninggalkan Kayla seorang diri di depan teras rumahnya, mengingat waktu sudah hampir menunjukan waktu magrib, dan rencananya akan dilanjutkan besok.

Selepas melaksanakan solat Magrib, Kayla sudah tidak sabar untuk memberikan informasi penting ini terhadap Ainun.

Sekitar pukul tujuh malam, akhirnya Ainun pulang, dan kepulangannya di sambut penuh sukacita oleh Kayla

"Tumben kamu bersikap aneh seperti ini Kay? Pasti ada maunya kan?" tanyanya sampai menyipitkan mata.

Kayla merasa kesal atas tuduhan yang tidak-tidak dari Ainun, ia pun melipat kedua tangannya di atas dada.

"Dih, nyebelin banget sih kamu Nun, aku bukanlah type wanita seperti itu, kau tahu tidak Nun, tadi sore aku bertemu dengan siapa?" Kayla melirik ke arah Ainun yang sedang merapihkan mukena miliknya.

"memangnya kamu ketemu sama siapa, Kay?" tanyanya datar.

"Emmhhhhh, Mayor Arsen tadi dia datang kesini Nun!"

Ainun sampai mengernyitkan kening."Untuk apa pria menyebalkan itu datang kesini?" tanyanya penuh selidik.

Akhirnya Kayla menjelaskan kedatangan Mayor Arsenio ke rumah nya dan juga prajurit TNI yang lainnya juga.

"Mereka memberikan himbauan mengenai kasus maraknya pemberontakan yang meresahkan pemerintah, Nun! Apakah mungkin ini ada kaitannya dengan kasus kematian suamimu?" ucapnya sedikit ragu

Deg!

'Apakah mungkin apa yang dikatakan oleh Kayla itu adalah benar? Jika memang kasus pemberontakan yang ada kaitannya atas kematian suamiku, itu artinya Mayor Arsenio tahu siapa yang memimpin operasi penggrebekan yang telah mereka lakukan terhadap mendiang suamiku, sehingga suamiku dengan seenaknya di eksekusi mati oleh mereka dan juga tuduhan sepihak kepada Kyai Miftah dan juga Umi khalifah sebagai tersangka karena mereka merupakan salah satu anggota pemberontak!' ucapnya dalam hati.

Bersambung...

🌸🌸🌸🌸🌸