NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:340
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13 : Cedera Neurologis

Aku berteriak dengan keras, mencoba untuk membebaskan diri dari cengkeraman orang-orang yang mengunciku. Namun, mereka terlalu kuat dan aku tidak bisa bergerak. Aku melihat ke laut, mencari Freya, tetapi dia tidak muncul ke permukaan. Aku merasa panik dan takut kehilangan dia.

Pria tua itu terkekeh lagi, "Kau tidak bisa menyelamatkan siapa pun, Bocah. Termasuk dirimu sendiri." Aku merasa marah dan dendam, aku ingin membalas dendam pada orang-orang ini. Namun, aku tidak bisa bergerak, aku terjebak.

Tiba-tiba, aku mendengar suara tembakan lagi, tapi kali ini dari arah lain. Orang-orang yang mengunciku mulai berjatuhan, dan aku melihat ayahku muncul dengan pistol di tangan. "Fonix, selamatkan Freya!" teriaknya.

Aku tidak ragu-ragu, aku berlari ke laut, mencoba untuk menemukan Freya. Aku menyelam ke dalam air, mencari dia dengan desesperasi. Akhirnya, aku menemukan dia. Aku bisa melihatnya dengan jelas, meski kegelapan lautan begitu pekat.

Tubuh Freya tenggelam semakin dalam. Matanya terpejam, tapi aku berharap tidak ada sesuatu yang terjadi padanya. Rambutnya bergoyang dengan indah, mengikuti setiap alunan Air. Cahaya bulan purnama menerangi jalanku. Aku berenang lebih cepat, untuk menggapai tubuh Freya.

Aku meraih tubuh Freya dengan kuat, menariknya ke arahku. Aku berenang ke permukaan secepat yang kubisa , membawa Freya yang masih tidak sadarkan diri. Saat aku muncul ke permukaan, aku menarik napas dalam-dalam, sementara air laut menghantam wajahku.

Aku memeluk Freya erat, mencoba untuk menghangatkan tubuhnya yang dingin. Aku melihat ke arah dermaga, dan aku melihat ayahku berdiri di sana, pistol masih tergenggam di tangannya. Dia memberikan isyarat pada seseorang, dan beberapa orang muncul untuk membantu kami.

Mereka membawa kami ke atas dermaga, dan aku memeluk Freya erat, mencoba untuk menghangatkan tubuhnya. Aku memeriksa napasnya, dan aku merasa lega ketika aku merasakan napasnya yang lemah.

Aku memandang wajah Freya, dan aku melihat bahwa dia masih tidak sadarkan diri. Aku memeluknya lebih erat, merasa takut kehilangan dia. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa Freya, dan aku bersyukur bahwa aku bisa menyelamatkannya.

Ayahku mendekati kami, dan dia memandang Freya dengan khawatir. Dia memberikan isyarat pada seseorang, dan mereka membawa Freya ke sebuah mobil yang menunggu di dekat sana.

Aku memeluk Freya erat, tidak ingin melepaskannya. Aku merasa bahwa aku harus selalu bersamanya, melindungi dia dari bahaya. Aku memandang ayahku, dan aku melihat bahwa dia memahami perasaanku.

Kami berdua naik ke mobil. Mobil itu melaju dengan cepat, meninggalkan dermaga, sementara anak buah ayahku yang bisa kulihat, telah berhasil membunuh semua anggota Scorpio Night.

...***...

Aku berlutut di hadapan kedua orang tua Freya dalam rasa bersalah yang dalam. Aku menundukkan kepala, merasa bahwa aku telah gagal melindungi Freya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka, setelah mengetahui bahwa putri mereka telah diculik dan hampir kehilangan nyawa. Aku merasa bahwa aku harus meminta maaf, dan aku berharap bahwa mereka bisa memaafkanku.

Ayah Freya memandangku dengan mata yang tajam, tapi aku tidak melihat kemarahan di dalamnya. Ibu Freya, di sisi lain, memandangku dengan mata yang basah oleh air mata. Aku bisa melihat kesedihan dan ketakutan di wajahnya.

Aku berbicara dengan suara yang lembut, mencoba untuk meminta maaf. "Aku sangat menyesal, aku tidak bisa melindungi Freya dengan baik. Aku seharusnya lebih berhati-hati." Ayah Freya memandang aku dengan serius, tapi aku bisa melihat sedikit kelegaan di wajahnya.

"Om tahu bahwa kamu telah melakukan yang terbaik, Fonix," kata ayah Freya. "Kami berterima kasih atas keberanianmu dalam menyelamatkan Freya." Ibu Freya memandang aku dengan mata yang penuh air mata, dan aku bisa melihat bahwa dia sedang menahan tangis.

Aku merasa sedikit lega, setelah mendengar kata-kata mereka. Aku tahu bahwa aku masih memiliki banyak hal untuk diperbaiki, tapi aku bersyukur bahwa mereka bisa memaafkanku. Aku memandang ruangan Freya yang tertutup, dokter sedang berada di dalam untuk memeriksanya.

Tidak lama kemudian, pintu ruangan Freya terbuka, seorang pria dengan setelan jas putih yang merupakan ciri khas dokter, keluar dengan ekspresi yang tidak terbaca. Aku memiliki Firasat buruk, melihat dari ekspresinya.

"Bagaimana, dok?" Tanya Ayah Freya.

"Pasien mengalami cedera neurologis setelah kehilangan banyak oksigen. Selain itu, pasien mengalami kejang-kejang yang dapat mengakibatkan koma." Jelas Dokter.

Aku merasa seperti terhantam oleh kata-kata dokter. Aku tidak bisa membayangkan Freya dalam keadaan koma. Aku berharap bahwa dokter salah, bahwa Freya akan segera bangun dan tersenyum seperti biasa. Tapi, ekspresi dokter yang serius membuatku merasa bahwa ini bukanlah kesalahan diagnosis.

Aku mencengkram kerah jas dokter tersebut dalam rasa emosional. "Anda pasti salah, kan!? Diagnosis itu pasti salah!" Sentaku.

Ayahku yang sejak tadi diam, mulai melerai, "Fonix, tenanglah.."

Ayah Freya memandang dokter dengan mata yang tajam, mencari jawaban atas pertanyaan yang belum terjawab. "Apa ada kemungkinan dia bisa bangun dari koma?" tanya ayah Freya. Dokter memandang ayah Freya dengan ekspresi yang simpatik. "Sulit untuk memprediksi, tapi kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan kondisi pasien stabil."

Aku merasa seperti kehilangan harapan. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa Freya yang ceria dan bersemangat. Aku berharap bahwa aku bisa melakukan sesuatu untuk membantu Freya, untuk membuatnya bangun dari koma. Tapi, aku merasa tidak berdaya, hanya bisa menunggu dan berharap.

Ibu Freya memegang tanganku, dan aku bisa merasakan kesedihan dan ketakutan di dalam dirinya. "Fonix, kita harus percaya bahwa Freya akan baik-baik saja," kata ibu Freya. Aku mengangguk, mencoba untuk menahan air mata. Aku tahu bahwa aku harus kuat untuk Freya, untuk keluarganya, dan untuk diri sendiri.

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!