wisopati adalah seorang pendekar hebat yang tewas melawan musuh terkuatnya, siapa sangka setelah tewas jiwanya berpindah ke tubuh seorang lelaki pecundang yang bekerja sebagai penyapu jalanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
seni beladiri kuno
Wisopati berdiri memasang wajahnya yang dingin.
Dalam sekejap mata wisopati tiba di depan wongso dan langsung menamparnya.
Plak!
Wisopati menampar wongso hingga membuat wongso berputar seperti gangsing kemudian terkapar.
Sebuah tamparan yang mengawali keheningan di tempat ini.
"Hah?!" Hanya itu saja yang bisa di ucapkan oleh semua orang.
Wisopati dengan wajah dingin tanpa ekspresi langsung menoleh ke arah roan.
"Aku sudah mengatakan kepadamu, kalau kamu membuat keributan lagi di depanku, aku akan membuatmu tidak bisa berjalan." Ucap wisopati.
Siapa sangka dua sumpit yang bercecer di lantai terlihat terbang di udara.
"Melayang?!"
Wus!
Dua sumpit itu langsung menusuk lutut roan, hanya jeritan saja yang bisa terdengar dari mulut roan.
Siapa sangka di tengah jeritan seperti ini wongso berdiri, sambil memancarkan aura membunuh yang tampak berkobar seperti kobaran api.
"Keparat, beraninya kamu menyerangku saat aku belum siap!"
"Apakah kamu pikir kamu bisa menyakitiku?!"
"Nak, kamu harus tahu, aku adalah penjahat yang sudah lama buron dan di gadang-gadang sebagai tuan tidak terkalahkan!"
"Tidak ada satupun pusaka atau senjata api yang bisa menghancurkan tubuhku!"
"Mati!" Teriak wongso sambil melesat ke arah wisopati dan mengarahkan tinjunya yang sudah terselimuti aura membunuh.
Wisopati tersenyum tipis, "cecenguk sepertimu mengaku sebagai tuan tidak terkalahkan? Lelucon macam apa ini?"
"Kurasa julukan itu terlalu besar untuk mendefinisikan dirimu, akan aku tunjukan bahwa kamu tidak lebih dari seekor cicak..."
"Seni mistis, jurus tapak tangan penghancur!" Wisopati memajukan tapak tangannya seketika itu juga sebuah tapak tangan besar yang tercipta dari prana emas terlihat.
Wongso kaget dengan apa yang di lihatnya. Namun sayang sebelum dia bereaksi dengan benar tapak tangan itu sudah menuju ke arahnya.
Bang!
Mendorong wongso hingga menabrak dinding, sekaligus membuat tubuh wongso seperti cicak gepeng.
Wongso tewas begitu saja.
Semua orang yang ada di tempat ini terdiam, tubuh mereka bergetar seolah mereka adalah sekelompok rusa yang menatap harimau yang perkasa.
Tidak ada ekspresi senang, keraguan, ketakutan di wajah wisopati, seolah menandakan bahwa wisopati sering membunuh orang dan terkategori berdarah dingin.
Ekspresi ini bukanlah ekspresi yang bisa di temukan di wajah orang biasa, hanya bisa di temukan di wajah para tuan hebat dan para pembunuh tingkat tinggi.
Niken yang tadinya setengah hati menghormati wisopati kali ini dia sudah tidak ragu lagi untuk hormat sepenuhnya.
Sementara ketakutan semakin ekstrim di hati mahardika dan julia, bagaimanapun juga sebelum ini mereka terlalu sinis kepada tuan Aji. Kesalahan yang mereka lakukan sudah cukup untuk membuat mereka mati.
Para penjaga yang ada di sini terlihat ketakutan, sementara roan langsung pingsan melihat kejadian ini.
"Seni beladiri kuno, tidak salah lagi. Ini dalah seni beladiri kuno!" Ucap kakek harto dan beberapa penjaga dalam hati mereka secara terpisah.
Wisopati masih tampak begitu tenang, kemudian dia berucap, "mau sampai kapan kamu menyamar?" Tanya wisopati dengan dingin.
Kemudian pisau dapur, garpu, sumpit yang berceceran di lantai mulai terbang mengarahkan ujungnya yang lancip ke arah seorang penjaga yang terlihat terluka di lantai.
Ketika mendapati todongan dari benda-benda tajam seperti ini, buru-buru penjaga itu langsung berdiri dan membungkuk hormat di depan wisopati, "maafkan saya tuan Aji... tolong tahan amarah anda. Izinkan saya memperkenalkan diri, saya adalah albert manajer restoran ini.." ucap albert dengan ekspresi gugup, dia benar-benar tidak menyangka penyamarannya yang sangat sempurna dapat di bongkar oleh tuan Aji dengan sangat mudah.
Kakek harto, mahardika, julia dan niken tampak terkejut dengan apa yang mereka lihat.
Mereka benar-benar tidak menyangka, ternyata selama ini manajer restoran sedang menyamar.
"Memanfaatkan kekacauan untuk mengukur seberapa kuat tamumu.. apakah kamu tahu, tindakanmu ini termasuk tidak sopan." Ucap wisopati dingin.
albert benar-benar berkeringat dingin pada saat ini, "ma...maafkan saya tuan. Saya sudah tidak berani lagi!"
Benda-benda yang sedang menodong ke arah albert kini berjatuhan, menujukan bahwa saat ini wisopati sudah memaafkan albert.
"Tuan tuan semua, mengapa pada saat ini kita tidak begeser ke ruang sebelah? Biarkan anak buah saya yang membereskan kekacauan ini." Ucap albert yang memecah keheningan.
Jelas kakek harto dan semuanya tidak berani membuat keputusan, mereka semua memandang wajah Aji yang tanpa ekspresi namun cenderung dingin.
"Boleh.." ucap wisopati singkat, kemudian berjalan lebih dulu menuju ruang sebelah.
Seketika itu juga albert berteriak, "apa yang kalian tunggu?! Cepat bersihkan tempat ini!" Teriaknya pada anak buahnya.
***
Di ruang sebelah tampak sebuah kursi yang cukup besar, wisopati berjalan menuju kursi itu dan duduk sambil memasang wajah tanpa ekspresi. Dia duduk dengan begitu tenang, seolah dia sudah biasa seperti ini.
"Saya benar-benar lancang, maafkan saya yang mencoba menguji anda, pemilik seni beladiri kuno." Ucap albert.
Mahardika yang sebelum ini sinis dan sangat benci dengan wisopati menggigit bibirnya, kemudian dia mengucapkan hal yang serupa, "saya benar-benar minta maaf, saya benar-benar tidak tahu bahwa anda adalah pemilik seni beladiri kuno."
Wisopati termenung ketika me dengar ucapan albert dan mahardika.
Seni beladiri kuno? Kuno dari mana?
Wisopati bingung.
"Jelaskan padaku, apa itu seni beladiri kuno." Perintah wisopati pada semua orang, karena jurus tapak tangan penghancur bukanlah jurus kuno, melainkan jurus dasar yang sering di praktekan di dunia para pendekar.
Semua orang menjadi kebingungan. Mengapa tuan Aji seolah tidak mengetahui tentang seni beladiri kuno?
"Seni beladiri kuno adalah sesuatu yang di tinggalkan oleh leluhur kita dan memiliki sifat yang begitu misterius. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menggunakan seni beladiri kuno." Jelas albert.
"Setiap praktisi seni beladiri kuno adalah orang-orang yang sangat hebat, kebanyakan dari mereka adalah tuan dan nyonya dari dunia bawah tanah, biasanya mereka berada di balik keluarga dan organisasi besar. Ya, meskipun ada juga dari mereka yang memilih menyendiri.."
"Oh, seperti kalian?" Tanya wisopati tenang.
Semuanya hanya bisa menggaruk kepalanya dengan ekspresi sungkan.
Kakek harto berucap, "meskipun kami memiliki seni beladiri kuno, namun levelnya sangat jauh di bandingkan dengan milik anda. Tuan, anda adalah tuan sejati berbeda dengan kami."
"Apakah kalian melihat jurusku tadi? Seberapa hebat jurus tapak tangan penghancur?" Tanya wisopati penasaran.
"Sangat hebat tuan!"
"Sangat luar biasa!"
"Tidak terkalahkan!"
Melihat respon orang-orang ini membuat wisopati termenung, kemudian mulai berfikir bahwa level bumi sangat rendah di banding dengan dunia para pendekar.
Bagaimana mungkin jurus dasar yang sering di praktekkan menjadi jurus yang sangat hebat di sini?
Wisopati membayangkan betapa terkejutnya mereka apabila melihat kekuatan dirinya dan hamso saat duel terakhir.
Wisopati menghela nafas panjang, "aku harus mencari tahu jalan kembali ke duniaku.." batinnya.
.
sangat layak untuk di nanti setiap apdetnya