NovelToon NovelToon
Pengobat Luka Hati Sang Letnan

Pengobat Luka Hati Sang Letnan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikahi tentara
Popularitas:161.1k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar


Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.

Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.

Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.

Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?

Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?


Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".

Jangan lupa like, komen dan Vote juga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Niat Sakala Disambut

     Mobil yang ditumpangi Sakala tiba di depan sebuah pagar rumah. Rumah itu lumayan luas, berdiri di sebuah lingkungan komplek elit. Tidak berapa lama, pintu gerbang itu terbuka, seorang penjaga mendorong pintu gerbang ke samping kiri sehingga pintu gerbang itu terbuka.

     Sakala tidak segera memasukkan mobilnya ke dalam, sebab ia menunggu si empunya rumah datang. Saka baru sekali ke rumah ini, setahun lalu sebelum ia ditugaskan ke wilayah Papua.

     Seorang wanita muda dan cantik keluar dari pintu rumah. Rambutnya panjang tergerai hitam legam, wajahnya cantik dengan tubuh tinggi semampai. Usia gadis itu dua tahun dibawah Sakala, dia Seira sang kekasih.

     Sakala merekahkan senyum, dia membukakan jendela kaca mobil seraya mendongak.

     "Sei," ucapnya penuh cinta. Gadis yang dia panggil Seira itu menghampiri lalu berkata.

     "Bawalah ke dalam. Ini mobil papa kamu, kan, Kak?" Sakala mengangguk lalu memundurkan mobilnya sedikit untuk mengatur supaya bisa belok dan masuk ke dalam gerbang. Penjaga rumah itu ikut memberi aba-aba saat Sakala mulai mengatur mobilnya supaya bisa masuk.

     "Papa, mama kamu ada?" tanya Sakala setelah ia menuruni mobil. Seira mengangguk seraya memberi tanda supaya Sakala mengikutinya.

     "Ayo. Jangan segan-segan," ujarnya. Sakala menapaki teras rumah itu dengan sedikit ragu, lalu membuka sepatunya di sana. Lantai yang mengkilap, mampu menangkap bayang tubuhnya di bawah sana.

     Pintu rumah yang sudah terbuka, langsung menyeruakkan aroma semerbak pewangi ruangan yang menyegarkan, tanpa sadar Sakala menghirupnya dan lumayan aroma pewangi ruangan itu membuat nyaman dan lega perasaannya. Sepertinya pewangi ruangan itu memang beraroma terapi yang bisa membuat rileks dan nyaman.

     "Masuklah," suruh Seira seraya mengarahkan tangannya ke sofa. Sakala menuju sofa dan mendudukinya. "Sebentar, aku akan panggil pembantuku untuk membuatkan minum," ujar Seira seraya bangkit menuju dalam.

     Mata Sakala mengawasi seluruh ruangan. Ada sebuah foto yang terpajang di dinding. Tidak ada foto Seira di sana, hanya sepasang suami istri yang usianya bisa ditaksir sekitar 50 tahun ke atas. Sakala menduga, mungkin foto itu merupakan orang tua Seira.

     Setahun lalu, Saka sempat dikenalkan dengan seorang wanita paruh baya yang diakui Seira sebagai mamanya. Namun, Sakala sudah lupa dengan wajah perempuan itu, maklum pertemuan mereka hanya sekali dan itu sudah setahun berlalu. Dugaannya masih pada foto itu, pasti wanita di dalam foto itu adalah mamanya Seira.

     "Silahkan minumannya, Den." Seorang wanita paruh baya menghampiri seraya meletakkan secangkir air teh panas di depan Sakala. Sakala berterimakasih dan mengangguk.

     "Terimakasih banyak, Bi," ucapnya. Kemudian Seira muncul, diikuti dua orang, laki-laki dan wanita paruh baya.

     Mereka langsung menduduki sofa bersamaan dengan Seira.

     "Ini Mama dan Papa aku," ucap Seira memperkenalkan. Sakala segera bangkit dan mendongak dengan tubuh menghampiri kedua orang tua Seira. Dia menyalami keduanya dengan tubuh membungkuk hormat.

     "Apa kabar Pak, Bu? Saya Sakala," ujarnya memperkenalkan diri lalu duduk kembali. Kedua orang tua Seira hanya tersenyum dengan wajah yang terlihat kaku.

     "Kabar kami baik," susul papanya Seira beberapa saat kemudian sembari menatap sekilas ke arah Sakala. Setelah itu, mereka kembali diam, seakan bingung mau bicara apa.

     "Silahkan diminum Kak Saka." Seira mempersilahkan Sakala minum. Sejenak suasana kaku itu reda tatkala Siera mempersilahkan minum. Sakala meraih cangkir teh yang masih panas itu, lalu perlahan diteguknya. Seketika rasa hangat menelusup ke dalam kerongkongannya. Sakala menyukai minuman yang masih hangat.

     Sakala kembali meletakkan cangkir itu di atas meja. Sejenak ia merasa heran, dengan kedua orang tua Seira yang terkesan mendiamkannya. Dia pikir kedua orang tua Seira akan banyak membahas masalah pernikahan dirinya dan Seira. Bukankah Seira di telpon pernah bilang kalau pertemuan ini sekaligus akan membicarakan perihal pernikahan mereka?

     "Apakah aku yang harus memulai duluan? Sepertinya kedua orang tua Seira memang menunggu keberanianku untuk bicara duluan," batin Sakala menyimpulkan.

     "Sebetulnya maksud kedatangan saya ke sini adalah, untuk membicarakan hubungan kami. Saya berniat serius membawa hubungan ini sampai ke jenjang pernikahan," tutur Sakala akhirnya memberanikan diri. Memang niat dia dari awal ingin membawa hubungan dengan Seira menuju pernikahan.

     Seira menoleh ke arah kedua orang tuanya, lalu memberikan sebuah kode.

     "Oh, bagus itu Nak Saka. Kalau memang kalian sudah klop, lebih baik segera menikah saja," tanggap mamanya Seira.

     "Lalu, kapan Nak Saka akan meresmikan hubungan itu?" imbuh papa Seira.

     "Secepatnya, Pak. Saya akan persiapkan syarat-syaratnya dari sekarang, serta syarat-syarat pengajuan nikah kantor juga," ucap Sakala antusias. Dia tidak mau menunggu lama-lama hubungan ini dibiarkan hanya pacaran. Mumpung Seira tidak menolak atau menunda, Sakala harus gerak cepat.

     "Baiklah, lebih cepat lebih bagus," balas papanya Seira. Sakala senang sudah mendapat lampu hijau dari kedua orang tua Seira.

     "Kapan kira-kira pernikahan itu akan dilaksanakan?" Papanya Seira kembali bertanya seolah ingin meyakinkan.

     "Kasih saya waktu dua bulan. Saya akan persiapkan segalanya." Sakala menyanggupi bahwa pernikahan itu akan digelar dalam waktu dua bulan lagi.

     Setelah sepakat dan memutuskan akan menikahi Seira dua bulan lagi, Sakala diantar Seira pulang sampai teras rumah.

     "Karena kita sebentar lagi menikah, aku akan mengajak kamu ke rumah dan memperkenalkan kamu dengan mama dan papaku," cetus Sakala. Sejenak Seira terlihat kaget.

     "Baiklah. Kak Saka atur saja kapan harinya," ujar Seira setuju.

     Sakala berpamitan dengan hati yang gembira. Mulai besok dia akan segera mempersiapkan hal-hal untuk keperluan nikah.

     "Dah Sei." Sakala melambaikan tangan dan membunyikan klakson mobilnya. Seira mengantar di teras rumahnya sampai mobil Sakala menghilang. Seira masuk kembali setelah mobil Sakala benar-benar menjauh.

     "Baiklah, sebentar lagi persiapan itu akan segera dimulai. Aku akan dilamar kemudian menikah," gumamnya menyiratkan sebuah rasa gembira dan puas.

     "Bagaimana kalau dia benar-benar menyiapkannya?" tanya wanita paruh baya itu menatap Seira.

     "Memang itu yang aku inginkan. Semoga semua berjalan sesuai harapan."

     "Baiklah, kami akan selalu mendukungmu," ujar wanita paruh baya itu seraya menerima sebuah amplop dari Seira. Wajah wanita dan pria paruh baya itu tersenyum gembira.

     "Tentu saja, karena kalian orang tuaku," balas Seira diakhiri seringai tawa sinis.

     "Ha ha ha."

***

     Sakala tiba di rumah, ia segera memberitahukan tentang pernikahannya dengan Seira yang dalam waktu dua bulan lagi akan digelar.

     "Serius? Apakah kekasihmu setuju?" yakin Syafana.

     "Serius, Ma. Saka mulai besok harus segera menyiapkan apa-apa yang dibutuhkan untuk persyaratan pernikahan." Sakala sangat antusias.

     "Baiklah. Mama dan Papa akan menyiapkan untuk lamaran nanti. Tapi, sebelum lamaran itu digelar, apakah tidak sebaiknya kamu ajak kekasihmu ke sini, untuk dikenalkan pada kami?" ujar Dallas berharap.

     "Itu bisa diatur, Pa. Saka akan ajak Seira ke sini. Kalian tenang saja," pungkas Sakala dengan hati yang riang.

1
Julia Juliawati
smpe searching di mbh car bunga dahlia ky mana🤣🤣
Lina Zascia Amandia: Wkwkkw.... udah ketemu Kak... bagus ya indah? Saya suka bunga Dahlia.
total 1 replies
Esther Lestari
Gk nyangka ya Lavanya kalau mau dikasih buket bunga sama Aa Saka, sampai deg2an gitu.
Siapa itu panggil2 Sakala.
Rubiyanti
sapa maneh kui
Arin
Semoga yang panggil Sakala..... itu teman dari Sakala. Bukan si biang kisruh "Siera". Gak rela aku kalau Sakala ketemu dia lagi.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
abaikan yang panggil. antar lavanya pulang, sakala.
Aghitsna Agis
nah siapa lg yg manggil sakala
dyah EkaPratiwi
Pepet terus pak tara
🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Wah siapa yang manggil Saka barusan ya🤔🤔
🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Wah Saka jadi orang spesial ini yang ngasih bunga ke Lava, apalagi bunga itu kesukaan Lava sendiri 😁😁
Tiara Bella
siapa ya yg manggil sakala.....
Ninik Prasetyawati
semoga Sakala bisa jadian sama Lavanya
Yulia Dhanty
sapa kh itu? jgn lgi sepupunya saka bisa2 lavanya pikir itu pcr saka jdi salah paham ntiny...
Rina
Siapa sih itu yang manggil ganggu aja deh 🫢🫢🫢
ngatun Lestari
ayo... kejar Lavanya kalo kamu suka, biar segera lupa kamu pernah disakiti wanita ya sakala
Jana
sukkaaaaaa alurnya ga belibet deh.. selalu tungguin, pantengin lanjutan ceritanya.. ikut deg2an 😁
Lina Zascia Amandia: Makasih Kak.... lanjut ya.
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
cie...Lava pura2 malu.. pd hal senemg dpt buket bunga 😁
Herman Lim
ahhhh saka jgn kasih kendor donk
Atip Suryana
dihhh Bu lavaaa jangan kaburr donk🤣🤣
M⏤͟͟͞R
kenapa harus kabor sih? kalau kencan kenapa rupanya?
Intan Nurwulan
Up ka othor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!