Season 1: Perjalanan Menggetarkan Langit
Sebelum membaca novel ini, silahkan baca season 1 terlebih dahulu.
*********
Erlang Shen tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Berkali-kali ia berusaha untuk keluar dari tempat itu, tapi tidak berhasil. Tak punya cara lain, Erlang Shen memutuskan untuk menjelajahi dimensi tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6 Pedang Pembelah Langit
Getaran hebat masih terasa. Langit yang biru cerah berubah menjadi kehitaman dan bintang hitam nampak berputar-putar di langit dimensi cahaya.
Boooommmmm
Ledakan teredam kembali terdengar. Kali ini, ledakan itu disertai gelombang energi yang membuat orang-orang terpental ke berbagai arah. Dua pria penjaga dimensi melotot tak percaya. Pasalnya dimensi yang berlawanan disatukan oleh Erlang Shen.
"Akkkkhh." Tiba-tiba saja kepala Erlang Shen terasa sakit seperti ditusuk ribuan jarum. Disaat yang sama, bayangan samar muncul di ingatannya.
"Shu Huang!" Pria bertopeng itu memanggil Erlang Shen dengan nama Shu Huang, sama seperti peri kegelapan.
Mata pria bertopeng itu berair tatkala melihat siluet seseorang dibelakang Erlang Shen. Dialah Shu Huang, orang yang dibunuh oleh peri kegelapan bersama komplotannya.
"Shu Huang, apakah itu benar kau?" Pria bertopeng itu kembali bertanya.
"Berhenti memanggilku dengan nama itu. Aku bukan Shu Huang!" jelas Erlang Shen.
"Tidak, aku tidak mungkin salah lihat! Kau adalah Shu Huang!" Pria bertopeng itu tetaplah bersikeras meskipun Erlang Shen tak mengakuinya.
"Kenapa kau tidak mau mengakuinya? Kau adalah Shu Huang!" seru pria bertopeng.
"Karena aku bukanlah orang yang kau sebutkan!" jawab Erlang Shen.
"Kalau kau bukan dia, lalu kenapa kau memiliki kekuatan itu?" tanya Pria bertopeng.
"Aku hanya mewarisi takdir dan kekuatannya, sementara jiwa dari orang yang kau sebutkan sudah lama dimusnahkan."
Pria bertopeng itu tak bisa berkata-kata. Topeng yang ia pakai selama ini terlepas. Sorot mata pria itu menyiratkan kesedihan dan Kekecewaan.
"Kau bukan dia? Ataukah kau berkata seperti itu karena tidak mau bertemu denganku? Aku Shu Fao Jiang pamanmu, Shu Huang," ucap pria yang menyebut dirinya Shu Fao Jiang.
"Aku bukan Shu Huang!" Untuk kesekian kalinya, ia mengatakan itu, tapi Shu Fao Jiang sama sekali tidak percaya.
"Kau Shu Huang!" ucapnya.
"Dia bukanlah Shu Huang! Dia terlahir dari jiwa yang belum pernah dilahirkan. Yang ia warisi hanyalah kekuatan langit dan juga takdir. Sementara Shu Huang yang kau sebutkan tak akan pernah dilahirkan lagi," jelas Gui Bing.
"Tapi wajah itu …. " Shu Fao Jiang tak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia mendekati Erlang Shen dan memeluknya.
"Karena kelalaian dan keegoisanku aku kehilangan semuanya. Aku terlalu menuruti egoku, sehingga adik dan kedua keponakanku mati diwaktu yang sama." Tangis Shu Fao Jiang menunjukkan penyesalan yang teramat besar.
Perlahan-lahan, Shu Fao Jiang berubah menjadi butiran cahaya dan terbang ke langit. Ternyata yang tinggal di dimensi cahaya hanyalah jiwanya saja. Penyesalan masa lalu membuat dirinya tak bisa meninggalkan dimensi itu.
"Sekarang dia tidak akan bisa melihat pertunjukan yang sesungguhnya." Pria tua yang sudah sekarat itu berdiri dengan seringai yang menghiasi wajahnya.
"Kau pikir seringai seperti itu membuatmu menakutkan, Pak Tua?" tanya Erlang Shen.
Erlang Shen memutar tombaknya sekali, lalu naga bersisik emas kembali padanya. Naga yang membuat dimensi cahaya dan kegelapan bertabrakan itu menghilang dalam sekejap.
"Apakah kau mau tahu kenapa Shu Hao dan Shu Huang tak bisa bereinkarnasi?" tanya Pria itu.
"Sebelumnya perkenalkan namaku Bai Gong. Akulah yang melebur jiwa dari kedua penguasa itu sehingga dia tidak bisa bereinkarnasi," jelasnya.
"Ha-ha-ha-ha-ha!" Tawa Bai Gong memecah keheningan. Entah kenapa Master Elemen merasa terancam. Itu karena aura Bai Gong lebih kuat dari auranya sendiri.
"Dua jiwa itu kujadikan senjata yang bisa menghancurkan alam semesta. Sayang sekali senjataku belum sempurna. Sepertinya kekuatan langitmu bisa menyempurnakan senjata penghancurku," ucap Bai Gong.
Petir menyambar-nyambar di langit. Petir 7 warna itu menghancurkan formasi yang menyembunyikan dimensi cahaya. Erlang Shen yang melihat petir itu tentu saja kebingungan dan menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya.
Swuuuussss
Dari langit, pedang raksasa turun dan membelah langit dimensi. Pedang itu perlahan-lahan mengecil hingga ukuran normal. Pedang itu juga memancarkan dua aura yang berlawanan. Dapat dipastikan kalau aura berlawanan itu milik Shu Huang dan Shu Hao.
"Pedang pembelah langit," ucap Bai Gong pelan. Aura pedang itu bertabrakan lalu menyebar ke seluruh dimensi. Aura yang terus bertabrakan itu membuat pembatas antar dimensi hancur.
"Kau mendapatkan kekuatan tanpa kerja keras, dan aku tidak suka hal itu. Kau dan pendahulumu sama-sama saja. Sama-sama mendapatkan kekuatan dengan mudah," ungkap Bai Gong.
"Aku mendapatkan kekuatan itu setelah menyatukan kekuatan dewa perang dan dewa suci. Kekuatan yang aku warisi hanya kekuatan dewa suci saja," jelas Erlang Shen.
"Itu sama saja! Kalian memiliki jalan yang mudah, sementara aku terlahir cacat dan tak punya dantian. Maka dari itu, aku akan menghancurkan kekuatan itu. Akulah yang akan menjadi yang terkuat," ucap Bai Gong.
"Aku rasa Si Bai Gong ini mendapatkan kekuatan dengan cara yang jauh lebih mudah. Sebelum memulai kultivasi, tuan hampir dibunuh dan diracuni. Belum lagi dewa perang hampir saja menelan jiwanya." Lao Hu mengomentari. Hal itu membuat Bai Gong semakin marah.
"Kau mau membantuku atau kau mau mati di tanganku?" Bai Gong mengancam Master Elemen. Ia yang dulunya adalah dewa terkuat dan kandidat penguasa semesta tentu saja tidak suka dengan ancaman itu.
"Kau terlahir sebagai dewa, tapi jangan lupa dengan tempatmu sekarang. Aku juga yang membuatmu melemah. Jadi, membunuhmu adalah hal yang mudah bagiku." Bai Gong mengancam.
"Untuk kali ini saja." Bai Gong mengeluarkan tombaknya. Sebelum ia dan Bai Gong menyerang, Yun Feng muncul di samping Erlang Shen.
"Apakah kau bisa mengalahkan mereka?" tanya Yun Feng.
"Kekuatan mereka berkali-kali lebih kuat dariku. Tentu saja aku tidak bisa mengalahkan mereka," jelas Erlang Shen.
Yun Feng memutar tombaknya lalu tombak kehancuran miliknya berubah menjadi sebilah pedang. Aura yang dikeluarkan oleh pedang Yun Feng sama kuatnya dengan pedang pembelah langit milik Bai Gong.
Bai Gong tertawa lepas. Ia menjentikkan jarinya, sehingga kekuatan Master Elemen kembali setengahnya. Pria yang bergelar dewa elemen dimasa lalu itu sangat marah. Pasalnya ia dikendalikan oleh makhluk yang dianggapnya sangat rendah statusnya.
Swuuuussss
Boooommmmm
Detik berikutnya, ledakan tercipta. Ledakan itu disertai dengan gelombang angin yang menyapu wilayah yang sangat luas.
Traaaangggg
Traaaangggg
Traaaangggg
Dentingan logam terdengar saat tombak langit beradu dengan tombak dewa elemen milik Master Elemen. Benturan tombak mereka mencipta percikan api yang membakar wilayah pertarungan.
Groaaaaaggghhh
Raungan yang sangat keras terdengar. Tak sampai semenit, dua naga berbeda warna bertarung di langit. Pertarungan kedua naga itu membuat dimensi cahaya seakan-akan mau hancur.
Swuuuussss
Boooommmmm
Ledakan terdengar! Salah satu dari naga yang bertarung itu terpental dan meledak. Meledaknya naga itu membuat Master Elemen memuntahkan seteguk darah.