NovelToon NovelToon
Kultivator Koplak

Kultivator Koplak

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Tokyo Revengers / One Piece / BLEACH / Jujutsu Kaisen
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: yellow street elite

seorang pemuda yang di paksa masuk ke dalam dunia lain. Di paksa untuk bertahan hidup berkultivasi dengan cara yang aneh.
cerita ini akan di isi dengan kekonyolan dan hal-hal yang tidak masuk akal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yellow street elite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Tu… tunggu sebentar, Pak Tua..." ucap Rynz sambil sedikit mundur dengan senyum canggung.

"Sepertinya aku nggak cocok jadi penyihir."

Suaranya terdengar ringan, tapi matanya tetap waspada.

"Aku lebih cocok jadi Super Saiyan… atau Asta dari Black Clover," tambahnya sambil menyeringai, mencoba mengalihkan ketegangan yang makin menekan.

Namun sosok berjubah hitam itu tetap diam. Tidak tertawa, tidak menjawab.

Seolah ucapan Rynz hanyalah dengung serangga di tengah badai.

Tatapan kosong yang seperti pusaran hitam itu tetap mengarah kepadanya.

Dan tongkat di tangan sang Leluhur kembali terangkat, bersiap menghantam.

Rynz mencibir pelan.

"Baiklah, dasar keras kepala..." gumamnya.

Ia menggenggam erat gagang senjatanya.

Palu besar berwarna hitam pekat muncul di tangannya. Ujungnya mulai menghitam dan bergetar, terhubung langsung dengan api hitam dalam tubuhnya.

Saat tongkat itu turun, Rynz mengangkat palunya dengan kedua tangan.

Tongkat itu menghantam deras dari atas, membawa pusaran api hitam yang berputar seperti topan.

Rynz berteriak pelan, lalu mengayunkan palunya ke atas, seperti pemain bisbol yang memukul bola api.

Benturan itu terjadi dalam sekejap—hening sesaat, lalu ledakan gelombang hitam menyapu udara.

Tubuh Rynz terdorong mundur.

Langkah pertama membuat tanah retak.

Langkah kedua menghancurkan batu di belakangnya.

Langkah ketiga, keempat… dan kelima, baru ia berhasil menghentikan tubuhnya dengan mencengkeram tanah menggunakan palu yang ditancapkan.

Setengah bagian pakaiannya sobek, terutama di dada dan lengan. Api hitam menyisakan bekas luka terbakar di kulitnya, namun tidak dalam.

Napasnya terengah, tapi ia masih berdiri. Matanya tetap terbuka lebar, penuh determinasi.

Lengan kirinya masih memegang erat palu, dan meskipun telapak tangannya sedikit berdarah… dia tidak jatuh.

"Aku... masih hidup?" gumamnya.

Dari atas altar, sosok berjubah itu masih berdiri tegak. Api di sekelilingnya perlahan mereda.

"Menarik..." ucap suara itu pelan. "Tubuhmu rapuh, tapi semangatmu keras kepala."

Rynz tersenyum miring, walau napasnya masih berat.

"Kataku juga, aku bukan penyihir..."

Rynz masih berdiri di tempatnya, pundaknya sedikit terangkat menahan berat napas yang tersisa. Asap hitam mengepul perlahan dari palunya yang kini terasa lebih berat, seolah ikut menanggung dampak serangan tadi.

Dalam diam, pikirannya mulai mengembara.

"Apa ini… palu Hou Tian?" gumamnya dalam hati. "Bentuknya makin aneh… tenaga yang keluar juga makin liar."

Matanya melirik ujung senjata yang kini tampak lebih kasar, tak lagi sekadar alat pandai besi. Aura panas dan tekanan spiritual dari permukaan palu itu terus berdenyut.

"Apakah aku akan menjadi... Dewa Ashura?" pikirnya lagi, membayangkan sosok bertangan enam yang menyemburkan api dari setiap sisi tubuhnya.

Namun bayangan itu langsung ditepisnya sendiri. Alisnya mengernyit.

"Ngaco. Tidak, itu tidak cocok untukku. Aku cuma Rynz… manusia malas yang nyasar ke dunia gila ini."

Sosok berjubah hitam di depan altar masih menatapnya, namun tidak melanjutkan serangan. Api di sekitarnya kini diam, dan tongkatnya kembali berdiri tegak di sisi kanan.

Namun suasana belum benar-benar reda.

Rynz menggenggam erat gagang palu, menjaga posisinya.

"Kalau memang dia belum selesai, aku juga belum mau jatuh," bisiknya dalam hati.

Sosok itu mengangkat tongkatnya ke langit gua.

Cahaya merah kehitaman berkumpul di atas, membentuk pusaran pekat yang semakin padat… lalu menumpuk menjadi sebuah bola api raksasa, menggantung seperti meteor neraka yang siap jatuh menghancurkan segalanya.

Rynz mendongak, wajahnya disinari cahaya muram dari api itu.

Udara di sekitarnya mulai terhisap ke atas, menciptakan tekanan kuat yang membuat batu-batu kecil di lantai mulai melayang.

Namun alih-alih panik, Rynz justru menyipitkan mata.

Kepalanya miring sedikit ke kanan.

Sudut bibirnya bergerak, melontarkan gumaman yang nyaris seperti protes jenaka.

"Hah… bukankah itu Shinra Tensei...?" gumamnya datar.

Matanya menatap sosok jubah hitam di atas altar dengan ekspresi jengkel.

"Pak tua… apa kau pake jutsu segala? Bukankah itu curang... Cheater?"

Meteor itu belum jatuh, tapi tekanan spiritualnya sudah cukup membuat tulang-tulang di tubuh Rynz terasa seperti diremas.

Namun pria itu tidak mundur.

"Kalau kau bisa pakai jutsu… berarti aku juga boleh teriak 'Bankai' nanti, kan?"

Meski tubuhnya bergetar, pikirannya masih tetap berputar cepat.

Dia tahu — kali ini, dia tidak bisa menahan serangan itu dengan kekuatan fisik semata.

"Jika palu tak cukup kuat... maka aku harus membentuk ulang apinya."

Tatapannya kini serius.

Ia mencabut palu dari tanah, lalu mengangkat tangan kirinya.

Api hitam mulai menyatu di atas telapak, perlahan memadat seperti bentuk tombak… lalu berubah kembali menjadi nyala berputar.

"Aku akan menghancurkan meteor itu sebelum menyentuh tanah," ucapnya dalam hati.

Api hitam dan hitungan waktu—satu di langit, satu di tanah.

Rynz mengangkat palunya dengan satu tangan, meskipun lengan kirinya sudah mulai gemetar menahan tekanan dari bola api raksasa di langit gua.

Meteor itu belum jatuh, tapi udara di sekelilingnya sudah terdistorsi.

Api di bola itu tampak berlapis-lapis, seperti pusaran neraka yang memadat menjadi satu kehancuran sempurna.

Namun Rynz tidak kehilangan kata-katanya.

Dengan wajah serius bercampur lelah, dia menatap lurus ke arah sosok berjubah hitam di altar, lalu berseru:

"Setidaknya, kau harus mengajariku dulu teknik Hancimon Tonko!

Biar aku bisa buka gerbang... minimal gerbang pertama, kek!"

Nada suaranya terdengar antara setengah bercanda dan setengah putus asa.

Wajahnya jelas tidak percaya diri, namun langkahnya mantap.

"Aku nggak bisa nahan ini cuma pake otot atau gaya anime-an biasa!"

Sosok itu masih diam, namun untuk pertama kalinya, sebuah suara tawa halus seperti gemuruh terdengar dari balik kerah jubahnya.

"Apa kau benar-benar ingin membuka 'gerbang' milikmu, manusia?"

Rynz mencibir pelan.

"Daripada mati konyol dibakar meteor... tentu saja!"

Seketika, bola api di langit mulai melesat turun.

Udara terbakar. Gua bergetar. Batu-batu runtuh.

Namun di saat yang sama, mata kiri Rynz bersinar gelap—seberkas api hitam pekat melingkar di sekelilingnya.

Suara tua itu berbisik langsung ke dalam pikirannya:

"Kalau begitu… kuizinkan tubuhmu membuka satu segel. Gerbang Api Gelap Pertama... Pintu Asal Bara."

Seketika, dari dada Rynz menyembur api hitam, melingkar seperti pola sihir dan tertarik ke otot-otot tubuhnya.

Darahnya mendidih.

Ototnya menegang.

Tubuhnya seperti tungku yang siap meledak.

Namun napasnya masih stabil.

"Aku tidak tahu siapa kau," gumam Rynz, "tapi terima kasih atas cheat-nya."

Ia melompat, palu di tangan kanan terangkat tinggi—api hitam mulai membentuk pusaran seperti bor besar, berputar kencang.

"SEKARANG KITA LIHAT SIAPA YANG TAHAN API!!"

Meteor itu turun.

Cepat. Berat. Membakar.

Langit-langit gua seperti runtuh bersamaan dengannya.

Rynz melonjak ke udara, tubuhnya diliputi api hitam dari kepala hingga kaki.

Palu di tangannya berputar seperti bor, pusaran angin hitam mengelilinginya, berpadu dengan bara pekat dari Gerbang Api Gelap Pertama yang baru saja terbuka.

"INI UNTUK SEMUA JENIS METEOR!" teriaknya, meski tekanan udara hampir merobek paru-parunya.

Ledakan pertama terjadi saat palu dan meteor bertemu di udara.

Gua berguncang.

Gelombang kejut menghancurkan dinding batu di sekeliling mereka.

Api merah dari meteor dan api hitam dari palu bertabrakan, bergulung-gulung membentuk badai energi di tengah ruangan.

Keduanya saling memakan, saling menghancurkan.

Teriakan Rynz menggema di antara ledakan:

"Aku... TIDAK MAU MATI... cuma karena NPC sinting!!"

Tangannya menekan lebih kuat. Pusaran api hitam mulai mendesak ke dalam inti meteor itu.

Retakan muncul di permukaan bola api merah—retakan itu menyebar cepat, seperti kaca yang dihantam godam.

Satu detik.

Dua detik.

Meteor itu… meledak dari dalam.

Sinar hitam meledak ke segala arah, menyapu ruangan dan menghantam tubuh Rynz, melemparkannya kembali ke tanah seperti boneka kain.

Tubuhnya menghantam dinding gua, lalu terjatuh keras ke lantai.

Asap mengepul.

Hening.

Beberapa detik berlalu.

Rynz masih terbaring. Napasnya berat. Tubuhnya hangus sebagian, tapi tidak patah. Lengan kirinya masih mengepalkan palu yang kini berdenyut pelan, seolah masih menyimpan sisa-sisa energi benturan itu.

"…Sial… ini... bukan game VR..." gumamnya pelan.

Suara tawa pelan kembali terdengar dari altar.

"Menarik... kau berhasil menghancurkan teknik terakhirku. Maka kuakui... kau layak untuk menerima satu warisan dari Leluhur Api Hitam."

Api di altar berkibar tinggi sekali lagi, lalu perlahan mulai meredup.

Di antara kabut dan abu, sebuah pecahan kristal hitam terjatuh dari udara… mengarah langsung ke arah tubuh Rynz.

1
yayat
tambah kuat lg
yayat
mulai pembantaian ni kayanya
yayat
ok ni latihn dari nol belajar mengenl kekuatan diri dulu lanjut thor
yayat
sejauh ini alurnya ok tp mc nya lambat pertumbuhnnya tp ok lah
‌🇳‌‌🇴‌‌🇻‌‌
sebelum kalian baca novel ini , biar gw kasih tau , ngk ada yang spesial dari cerita ini , tidak ada over power , intinya novel ini cuman gitu gitu aja plus MC bodoh dan naif bukan koplak atau lucu. kek QI MC minus 500 maka dari itu jangan berharap pada novel ini .
Aryanti endah
Luar biasa
Aisyah Suyuti
menarik
Chaidir Palmer1608
ngapa nga dibunuh musih2nya tanggung amat, dah punya api hitam sakti kok masih takut aja nga pantes jadi mc jagoan dah jadi tukang tempa aja nga usah ikut tempur bikin malu
Penyair Kegelapan: kwkwkw,bang kalo jadi MC Over Power dia gak koplak.
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
jangan menyalahkan orang lain diri lo sendiri yg main main nga punya pikiran serius anjing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!