TItisan Ratu Pantai Selatan

Kepergian Hasan menyisakan luka dihati Ayu kecil namun hidup harus terus berlanjut. Janji yang di ucapkan Hasan untuk sering menghubungi Ayu lewat ponsel abi tak pernah ada, hingga bertahun-tahun lamanya. Dulu Ayu kecil selalu menanyakan kepada kedua orang tuanya tentang Hasan, namun seiring berjalannya waktu Ayu lelah dan mencoba untuk melupakan harapan dan keinginannya itu. Percuma karena mungkin sekarang Hasan sudah melupakannya. Ayu pun berusaha untuk menjadi gadis yang kuat dan mandiri.

Kini usia Ayu sudah akan menginjak usia 17 tahun, dimana Ayu sudah meranjak dewasa. Kemampuan Ayu terus berkembang pesat. Abi, umi dan ke 5 punggawa selalu melatih Ayu baik. Didunia manusia Ayu mempelajari ilmu bela diri seperti silat ,taekwondo dan wushu yang ada di desa dan sekolahnya. Sang Abi lah yang mengajarkan Ayu semua ilmu beladiri tersebut. Tak ada yang tau sewaktu muda dulu Abi adalah seorang ahli beladiri terkenal dipulau Jawa. Sedangkan umi mengajarkan Ayu ilmu memanah dan menembak. Sewaktu muda umi adalah seorang atlit panah dan menembak yang handal bahkan sampai tingkat internasional, tapi sejak kejadian pahit menimpa mereka, baik abi maupun umi memutuskan untuk memulai hidup baru sebagai petani dan guru ngaji didesa. Sedari kecil kemampuan Ayu terus diasah oleh kedua orang tuanya. Mereka sadar bahwa Ayu adalah anak istimewa, kelak dimasa depan akan banyak orang yang membutuhkan pertolongan Ayu. Oleh karena itu sedari kecil Ayu sudah diajarkan berbagai macam ilmu. Diusia yang ke 16 tahun sudah banyak kejuaran yang Ayu menangkan bahkan Ayu sudah masuk ke tingkat provinsi. Sementara di dunia gaib, setiap malam Ayu selalu di ajari ilmu kanuragan dan kebatinan, tak lupa juga ilmu pengobatan. Ratusan mantra telah dihafal oleh Ayu dan puluhan benda pusaka kini bersemayam ditubuh Ayu, siap kapan pun dibutuhkan mereka akan keluar dan melindungi ayu.

Kelima punggawa sengaja mengajarkan ayu berbagai macam ilmu yang mereka miliki karena di usia 17 tahun nanti, Ayu akan mengalami banyak peristiwa buruk didalam hidupnya. banyak musuh dari dunia hitam yang mengincar darahnya.

Malam sebelum pergantian umur Ayu ke 17 tahun, Ayu bermimpi sedang berada disebuah lautan yang luas dan Ayu berada di tengah lautan itu. Tak lama muncul suara kereta kencana dari atas langit. Kereta kencana dengan kuda-kuda putih yang membawanya. Perlahan terlihat siapa orang yang berada di atas kereta tersebut, seorang wanita yang sangat cantik seperti Ratu keraton jaman dahulu, berpakaian serba berwarna hijau. Wanita itu turun dan kakinya berubah menjadi ekor ular yang sangat besar dan panjang, hampir mengelilingi besar dan luasnya lautan. Ayu berada di tengah lilitan ekornya itu.

"Cah ayu,apa kamu tau siapa saya?"

Ayu pun menggeleng.

"Maaf Ratu, kalo boleh tau siapa Ratu ini?"

"Saya adalah Kanjeng Ratu pantai selatan."

"Kamu ini adalah titisanku cah ayu! sebentar lagi kamu akan menerima ilmu dari saya."

"Ingat ya cah ayu, gunakan ilmu itu untuk berbuat kebajikan dan menolong orang."

"Apa saya mampu mengemban tugas ini Ratu?

"Ikutin saja takdirmu cah ayu, biar gusti Allah yang akan membimbingmu! "

"Hati-hati lah cah ayu, tubuh dan darahmu di incar banyak makhluk halus dan para penganut ilmu hitam untuk menambah kekuatan dan menjadikan mereka abadi. "

"Jika kamu membutuhkan bantuan saya panggil saya 3x,saya akan datang."

"Setelah ini bersiap-siaplah menghadapi semua nya, jangan pernah takut akan apapun.!"

Tak lama Ayu sudah dibawa ke pinggir lautan dan berjalan perlahan ke pintu yang bercahaya putih.

blush..... roh ayu telah kembali ke raganya dan Ayu pun terbangun dari tidurnya dengan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya.