Lariessa gadis yang putus asa setelah kehilangan saudara kembarnya, ia tidak memiliki semangat lagi. namun kedua orang tuanya berusaha membuat ia bangkit lagi, memberinya semangat dan motivasi, tapi semua itu tidak berhasih. Tapi kedatangan Sahabat lama lah yang perlahan membuat hidupnya kembali berwarna, Ethan adalah sahabatnya dari dia kuliah dulu. Tanpa Lariessa sadari Ethan menaruh hati padanya.
Namun disisi lain Keluarganya sudah menyiapkan seseorang untuknya, seorang lelaki bernama Finn Harisson seorang asisten CEO, yang di tuntut untuk menikah, namun sang kekasih yang juga wanita karier selalu menunda-nunda dengan banyak alasan agar ia bisa menunda sebuah pernikahan. Apakah pernikahan Finn dan Lariessa akan berjalan dengan semestinya? dan bagaimana dengan Ethan yang menaruh hati pada lariessa dan Kekasih Finn, Victoria yang di tinggal menikah oleh Finn karena paksaan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6. Lamaran yang ditolak
#Danau
Sore itu Ethan dan Lariessa pergi ke danau untuk menikmati sore bersama. "Kau benar-benar mengambil kesempatan ini untuk membuatku senangkan?" ujar Lariessa seraya tersenyum ringan.
"Apa kau senang?" Tanya Ethan sambil menatap Lariessa.
"Iya, aku senang"
"Baguslah. Maksudku kalau kau sudah senang seperti ini, berarti aku tidak perlu menunjukanmu cup cake ini" ujar Ethan.
"Cup Cake?"
"Eittsss, bukan hanya itu, ada mufin coklat dan Brownise coklat favoritmu, dan ini semua aku sendiri yang membuatnya." ujar Ethan
"Woahh benarkah, kau yang membuat semua ini?" tanya Lariessa antusias.
"Kau boleh mencobanya" ujar Ethan.
Lariessa mengambil satu Cup cake coklat, dan mulai mengambil suapan pertamanya. "Bagaimana kau suka?" Tanya Ethan yang menunggu responnya.
"EMMMHHHHHH, It's my favorite. Thank you Ethan " ujar Lariessa yang begitu menyukai kue itu.
"Kau baru lihat hasilnya saja, coba kau lihat aku saat membuatnya. Aku pakai apron, dan tidak pakai baju, menunjukan tanganku yang kekar, dan pastinya dengan wajah tampanku ini, kau pasti akan langsung terpesona padaku." ujar Ethan dengan percaya diri.
"Kau sudah seperti kakakku" ujar Lariessa seraya makan.
"Rissa... boleh aku tau tidak‐-"
"Boleh aku coba yang ini?" potong Lariessa.
"Tentu saja." jawab Ethan.
Lariessa mulai mencoba mufin coklatnya, dan ia langsung bergeram karena saking enaknya.
"Eeemmmmhh, sangat enakkan? kalau kita tinggal bersama, setiap hari aku akan buatkan kau makanan seperti ini hanya untukmu, Riss..." ujar Ethan
"Baiklah, Kakak Ethan ku yang paling baik" ujar Lariessa seraya makan.
Seketika Ethan langsung tersenyum simpul.
...○...
#Kamar Finn
Fin hanya berbaring diatas tempat tidur sambil melamun atas pembicaraan ayahnya.
Flashback
Ruang makan
"Ayah sudah memberimu waktu selama 8 tahun Finn. mau kesempatan yang bagaimana lagi?" ujar ayahnya.
"Seperti yang aku katakan ayah, Kesempatan untukku kembali melamar Ria." ujar Finn kukuh."..Dan kalau dia tidak mau, Baik! aku akan menuruti perkataan ayah dan ibu." lanjut Finn.
"Baik, tapi dengan satu syarat kau tidak boleh beritahu Ria jika kau akan menikah denga Lariessa, Janji!" ujar ayahnya.
"Apa?"
"Ayah akan memberimu waktu 24 jam dari sekarang. Setelah itu kita lihat takdirmu akan membawamu kemana." ujar ayahnya.
Flashback end
Kini fin hanya menutup wajahnya, lalu beranjak pergi.
...○...
#Taman Air mancur
Malam itu Setelah Ria pulang dari pekerjaannya Finn langsung membawanya ke taman Air mancur dan berbicara empat mata.
"Ria, sampai kapan kita akan menunggu?" tanya Finn.
"Bagaimana kalau kita menikah saja? Ayolah." ajak Finn
"Kau ini tidak ada habis-habisnya terus membicarakan pernikahan...pernikahan..dan pernikahan.." ujar Ria frustasi lalu menghela nafas panjang. "Maksudku, kau sudah melamarku 10 ka--"
"iya, untuk 8 tahun ini, yes" potong Finn.
"Tapi tahun ini, aku sudah melamarmu 3 kali, Kenapa? karena aku sudah benar-benar terdesak ingin menikah denganmu." ujar Finn.
"Okey, kau sudah menunggu 8 tahunkan? bisakah kau menunggu 1 sampai 3 tahun lagi?" Tanya Ria. "Aku tidak boleh menikah dulu karena aku akan sibuk dengan Hotel di jepang." lanjut Ria.
"Okey, Fine Fine, kau sibuk tentang hotel di jepang, tidak apa-apa. Okey? aku mengerti." ujar Finn mencoba membujuk. "Tapi sebelum kau pergi ke jepang, menikah denganku dulu, please...." mohon Finn.
"NO!!! Aku tidak bisa, Aku akan menjadi Project manager disana, aku akan duduk bersama orang-orang penting, Okey? Aku akan tinggal disana kurang lebih 1-2 bulan. Aku tidak boleh mementingkan diriku sendiri "ujar Ria.
"Tapi kau taukan, wanita yang aku cintai itu adalah kau? Aku sangat tulus mencintaimu, kau taukan tentang hal itu?" Tanya Finn
Ria terlihat serba salah, hatinya bimbang dan pikirannya mulai kalut. lalu Finn pun mengeluarkan sebuah Cincin dari sakunya.
"Menikahlah denganku, Ria. Aku mohon padamu!" ujar Finn dengan tangan yang bergetar
"Aku sudah membeli cincin ini sejak lama, hanya tinggal menunggu waktu untuk memasangkannya dijari manismu saja." Ujar Finn seraya melihat cincin itu.
"Hahhhahah....Kau sudah sering sekali mengajakku untuk menikah denganmu, tidakkah menurutmu itu lucu" ujar Ria seraya tertawa.
"Lucu kau bilang? Menikah denganku, Hidup denganku, Lucu untukmu? begitu?" Tanya Finn serius
Finn mulai serius dengan Ria, dan Ria pun terhenti.
"Oke, dengar Finn. kau tidak perlu ajak aku menikah pun aku tau, Kau sayang padaku, kau tulus padaku, kau mencintaiku, seperti aku mencintaimu, okey?" ujar Ria.
"Kau tidak harus membuktikannya seperti ini, terutama mengajakku menikah, Aku tidak memerlukan semua itu." lanjut Ria
"Sampai kapan?" Tanya Finn
Ria terlihat hanya menatap Finn dengan nanar.
"Sampai kapan aku bilang? Kita berdua sudah dewasa kan! Bisa berfikir! kau mau tau sesuatu tidak? 8 tahun aku bersamamu, Sekarang aku merasa semua ini sia-sia" ulang Finn dengan penekanan.
"Owww, Wawww sia-sia kau bilang?" ujar Ria
Keadaan mereka berdua mulai memanas, dan tingkat emosi mereka mulai memuncak.
"Jadi selama ini, kau merasa sia-sia karena tidak menikah? Kita saling mencintai--" Lanjut Ria yang mulai marah
"Aku hanya ingin mengjadikanmu milikku, memiliki hubungan yang jelas dengan ikatan pernikahan, dimata negara mau pun dimata tuhan" potong Finn. "Aku ingin kau yang melahirkan anak-anakku nanti, apa yang kau tidak mengerti dari semua ini?" Tanya Finn
"Aku ini wanita Karier, Finn! Aku punya segudang pekerjaan dikantor, Kau mau menambah pekerjaanku dirumah, Hah? " Ujar Ria dengan penekanan disetiap kalimatnya. Ria terlihat marah lalu menghela nafas.
"Maafkan aku Finn" ujar Ria lalu pergi meninggalkan Finn.
Finn hanya bisa melihat cincin itu dengan rasa Kecewa dan hati yang hancur, ia menolehkan pandangannya pada Ria yang sudah jalan menjauh darinya, dengan terpaksa cincin itu kembali ia simpan disakunya dengan hati yang hancur.
...○...
Beberapa hari berlalu
Finn nampak menunggu Raphael di kafetaria Kantor, dan tak lama Raphael pun datang dan duduk disamping Finn. "Apa yang mau kau bicarakan Finn?" tanya Raphael.
"Raph, aku.. A-aku akan menikah" Ujar Finn. "Wahh selamat kalau begitu ya" Ujar Raphael
"Tidak sia-sia ternyata kau menunggu Ria selama 8 tahun." Ujar Raphael. "Masalahnya Raph, Bukan dengan Ria." ujar Finn yang masih kalut.
"Jadi kau akan menikah dengan siapa?" tanya Raphael yang terkejut.
"Raph, ini bukan soal aku menikah dengan siapa, ini hanya tentang aku akan menikah saja! kau mengerti?" tanya Finn.
"Oke...oke Finn Tunggu! Jangan bilang kalau akan menikah dengan wanita yang tidak kau kenal. Kau tau siapa gadis itu?" Tanya Raphael
Finn hanya terdiam mendengar pertanyaan Raphael.
...○...
#Butik
Beberapa minggu berlalu, hari pernikahan sudah semakin dekat, dan kini waktunya mereka untuk memilih baju pengantin.
"Sepertinya ini juga cantik." ujar Lariessa yang sedang melihat gambar-gambar gaun pengantin dialbum.
"Terlihat simple ya..." Ujar ibu Lurin.
"Oke, sambil menunggu Finn, bagaimana kalau aku pilihkan pakaian untuk dia coba nanti." saran Lariessa.
"Untuk masalah ukuran, tidak perlu khawatir aku sudah tau ukurannya." Lanjut Lariessa.
"Benarkah, belum pernah bertemu tapi dia sudah tau apa ukuran pakaian calon suaminya." puji ibu Lurin sambil terkekeh.
"Aku pergi dulu mencari baju ya," ujar Lariessa lalu beranjak pergi.
"Jika tentang pakaian, Lariessa memang sedikit teliti. lebih baik kita tunggu saja Finn datang." Ujar Ibu Mariana.
"Baiklah, kalau begitu biar aku telpon saja dia ya..." ujar Ibu Lurin lalu beranjak untuk menelpon Finn.
"Hallo, Finn kau dimana?" tanya ibunya
"Aku masih dikantor bu" ujar Finn dalam telpon.
"Kau ini, cepat kesini. Lariessa dan ibunya sudah menunggu"ujar ibunya.
"Bu, hari ini aku ada meeting"
"lah bukannya kau sudah pasti akan datang? " ujar Ibunya
"maafkan aku bu" ujar Finn dalam telpon.
"Begini saja biar Lariessa yang memilih pakaiannya, tapi kau harus memakainya! Jangan banyak komen, mengerti?!" Tanya ibunya.
"Iya bu" ujar Finn, Ibu lurin langsung menutup telponnya.
Setelah menelpon Finn ibunya pun kembali duduk.
"Mariana, Aku sangat minta maaf, Sepertinya Finn tidak bisa datang, dia sedang ada meeting." ujar Ibu Lurin.
"Tidak apa-apa jika dia sibuk, biar Lariessa yang plihkan, tidak apa-apa kan?" tanya ibu Mariana
"Tidak apa-apa pasti dia akan suka."ujar Ibu Lurin.
Lariessa yang mendengar itu sedikit kecewa karena ia tidak bisa bertemu dengan Finn.
...○...
#Kantor Finn
Ternyata siang itu Meeting berakhir lebih cepat, tapi Fin malah diam dikantornya bersama Raphael.
"Aku mau kau datang bawa hadiah yang besar, aku tidak mau hadiah yang kecil." ujar Finn. "Jadi ini artinya kau sudah pasti akan menikah kan?" tanya Raphael.
"Emmh" Gumam Finn.
"Sudah pasti?"
"Ehh ngomong-ngomong siapa nama calon istrimu itu? aku lupa" Ujar Raphael.
"Tidak, Raph..."
"Tunggu beri aku waktu untuk mengingatnya" Ujar Raphael.
"Raph, sudahlah."
"Ahh iya Lariessa!"
"Raph!" tegas Finn
"Kenapa kau ini?" Tanya Raphael
"Aku tidak suka mendengar namanya, Oke! Nama kampungan! " Ujar Finn.
"Tapi masalahnya, Kau harus tau" Ujar Raphael
"Raph!"
"oke, aku hanya bercanda"
" Oh ya, Calon istrimu itu, setujukan untuk menikah denganmu?"
"Iya, mereka semua sedang ada dibutik pengantin sekarang!" ujar Finn
"Aku tidak mau pergi. tapi bagaimana menurutmu?"
"menurutku sekarang. Kau angkat kaki dari sini dan cepat pergi ke butik pengantin itu!" Ujar Raphael.
Tapi Finn hanya terdiam tak menggubris perkataan sahabatnya itu.
"Kasian ibumu sedang menunggumu disana, dan jangan permalukan ibumu didepan calon mertuamu itu." Ujar sahabatnya.
"Pergi saja sana!" lanjut Raphael
"Ahh aku malas Raph" ujar Finn
" Sudah pergi..pergi!"
"Oke, kalau aku pergi aku mau apa?"tanyanya Finn.
"Lah, kan kau akan mencari baju pengantin, kau kan akan menikah!"
"Baiklah aku pergi" ujar Finn lalu pergi
...○...
#Butik
Setelah selesai memilih beberapa pakaian, akhirnya Lariessa dan ibunya pun pamit pergi. Kini dibutik hanya ada ibu Finn yang juga bersiap untuk pergi.
Tak lama setelah itu Finn pun datang dengan kemeja putih dan celana abunya ditambah dengan kaca mata hitamnya.
"Lah kau ini bagaimana sih, tadi kau bilang tidak akan datang?" Tanya ibunya
"Bu, Rapatnya selesai lebih awal jadi aku datang kesini"
"Kau ini. Baru saja Lariessa dan ibunya pulang. Sudahlah, Coba bajumu sana" Ujar ibunya.
To Be Countinue...