Loving You Is My Choice

Loving You Is My Choice

Chapter 1. Hati yang kesepian

...“Tuhan melepaskannya darimu. Tapi ingatlah pada janjinya, sesuatu yang hilang darimu itu karena Tuhan ingin menggantikannya dengan yang lebih baik”...

...○○○...

Cahaya rembulan di kota Ankara menerangi seorang gadis yang tengah berdiri disebuah halaman rumah dengan piamanya yang berwarna putih, rambut panjangnya yang bergelombang sesekali terkibas oleh angin malam yang dingin, dan mata yang terus menerus mengeluarkan Air mata.

Disisi Lain terlihat seorang Wanita paruh baya, dengan wajah paniknya menghampiri suaminya yang berada di ruang kerjanya.

    “Suamiku.., Lariessa.” Teriaknya panik.

    “Ada apa?” Tanya suaminya terkejut.

    “Lariesa ... Lariesa tidak ada dikamarnya!”

    “Di bawah? Didapur?”

    “Tidak ada pak, aku udah cari disemua tempat tidak ada!”

Sang istri yang merasa sangat khawatir karena anaknya tidak ada, sang suami pun langsung bergegas pergi mencari anak semata wayangnya itu.

    “Kau tunggu disini, aku akan mencarinya." ujar suaminya lalu pergi.

    “Cepat...” Ujarnya dengan khawatir.

...○...

Lelaki paruh baya itu mengelilingi rumahnya yang luas, dan mengatahkan beberpa pekerja dirumahnya untuk mencari anaknya. Di saat ia akan menuju kebun belakang ia menemukan anaknya yang tengah berdiri didekat pohon belakang rumah dengan tatapan yang kosong dan air mata yang berlinang.

“Rissa…” Panggilnya sambil berlari kecil menghampiri anaknya itu.

“Rissa... Lariessa anakku, sadar nak, ini ayah!” ujarnya sambil memegang kedua bahu anaknya itu.

“Rissa sampai kapan kau mau seperti ini , sayang? Apa kau tidak sayang dengan dirimu sendiri? Apa kau tidak sayang pada Ayah? Rissa ini ayah sayang...” Lirih sang ayah lalu menghapus air mata anaknya itu.

“Rissa kau tau tidak, ibumu dirumah sangat khawatir denganmu! Dia akan sakit jika kau terus seperi ini dan begitu juga dengan Ayah! Dia sangat Khawatir tentangmu!” Ujarnya dengan suara yang bergetar.

“Rissa Sayang, ayo kita pulang, kita istirahat” ujarnya dengan lembut seraya mengelus kepala belakang anaknya dengan lembut.

...○...

Musim panas yang terasa begitu kering, dengan matahari tepat berada diatas kepala saat siang hari, tapi seorang lelaki terlihat berdiri disamping danau disebuah taman, Wajahnya terlihat kesal karena ia tengah menunggu seseorang.

“Hey... sayang sayang sayang ” Kata seorang Wanita sambil berlari dan menghampiri lelaki yang sudah menunggunya hampir 2 jam itu.

“Sayang maafkan aku, aku benar-benar sangat sibuk tadi, ada banyak sekali pekerjaan di kantor” Ujarnya sambil berdiri disamping lelaki yang tak lain adalah pacarnya itu.

“Ya…yaa, kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu.” Rajuk pacarnya yang terlihat menatapnya dengan senyuman.

“ Ouhh ya kau tau tidak, sejak CEOku mengambil cuti sakit, pekerjaanku menjadi sangat menumpuk setiap hari. Sampai tanganku sangat sibuk, tidak sempat melihat ponsel tidak sempat lihat jam--”

“Ya, kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu, lalu bagaimana dengan hubungan kita?” Tanyanya.

“Aaah, itu... Aduhh!” rintih gadis itu yang tiba-tiba memegang bahunya.

“Kau kenapa?”

“Bahuku sangat sakit karena kelelahan. Kau tau tidak, aku masih mengerjakan pekerjaanku sampai jam 2 pagi, karena aku harus menghadari acara pertemuan tamu penting" Ujarnya sambil tersenyum pahit.

“Baiklah, Ria bagaimana menurutmu jika kita menikah saja? ibu dan Ayah sudah menyuruhku untuk menikah dalam waktu dekat ini.” usul pacarnya itu.

“AAA….AAA” Lagi lagi gadis Bernama lengkap Victoria itu merintih kesakitan memegang perutnya.

“Kenapa lagi?” tanya pacarnya yang sudah terlihat kesal itu.

“Kau tau tidak sayang, semalam aku tidak makan, sampai sekarang, karena aku tidak memiliki waktu untuk makan, karena sangat sibuk”

“Ria, jika kau menikah denganku kau tidak akan sesibuk ini” Ujar pacarnya itu sambil membuang muka. Ria tiba-tiba terhenti dan menatap pacarnya itu dengan kesal.

...○...

#Rumah Keluarga Rowan

Lagi-lagi gadis cantik bak bidadari itu Kembali terlihat murung dengan melihat keluar jendela. Kedua orang tuanya yang melihat itu dari ambang pintu merasa sangat khawatir dengan kondisi mental anak semata wayangnya itu.

“Selama dia memikirkan hal itu, dia akan stress seperti ini.” Ujar Mariana sang ibu.

“Beberapa hari ini dia sudah sangat stress.” Ujar Pak Brams suaminya. “Sampai dia tidur, sampai dia pingsan. Kemarin aku sangat khawatir karena dia pergi tanpa memberi tau kita, entahlah dia mengalami mimpi buruk atau apa, tapi dia terlihat sangat kacau” Lanjut pak Brams.

“Dia terus memikirkannya, itu alasannya kenapa dokter menyarankan kita untuk memberi perhatian lebih padanya.”

“ Maria, dia sudah dewasa--”

“Tapi sampai kapan dia akan terus seperti ini? Sampai kapan?” ujar ibu Mariana seraya sedikit cemas.

“Sampai kapan dia akan terus sendiri, tidak ada menantu dan tidak ada cucu.”

“Maria, kita adalah orang tuanya, jika bukan kita yang mendukungnya , siapa lagi?”

Ibu dan Ayah Lariessa hanya bisa mengawasinya dari ambang pintu dengan rasa khawatirnya.

...○...

#Rumah keluarga Harisson

Keluarga sederhana itu terlihat sedang makan siang Bersama keluarga besarnya. Tapi anak bungsu dari keluarga itu nampak terlambat datang ke ruang makan.

“Kemana sifat disiplinmu sekarang?” Tanya Kepala keluarga itu dengan tegas.

“T-tadi ada kelas online Ayah, jadi aku terlambat datang.” Jelas anak bungsunya itu.

“Setelah itu kau harus cepat! Kita akan makan siang dan tidak boleh ada yang terlambat!” 

“Iya Ayah." 

Disisi lain saat Tuan Harisson sedang menasehati anak bungsunya, tiba-tiba saja sendok dari cucu pertamanya terjatuh, dan sontak matanya langsung tertuju pada cucu pertamanya itu.

 Dengan cepat anak sulung yang tak lain ibu dari cucu nya itu langsung beranjak dan pergi, beralasan mencuci tangan, dengan diikuti anak bungsunya.

Kini hanya anak yang kedua yang berada dimeja makan, saat ia akan beranjak tiba-tiba sang ibu memintanya untuk duduk Kembali.

“Finn duduklah, ada yang ingin kami bicarakan denganmu.” ujar ibunya. Finn pun duduk dan mendengarkannya. “Finn jika kau menikah dengan Ria, apa dia bisa makan sederhana seperti ini?”

“Ibu tau kan Ria seperti apa, dia pasti bisa makan seperti kita, dia pekerja keras bu, dan dia selalu makan diluar karena sibuk.”

“Lalu kau menikah untuk apa?” Tanya ibunya.

“Mungkin dia bisa belajar masak secara perlahan.” Ujar Finn.

“Iya ibu tau Finn, itu tidak masalah dia bisa belajar perlahan-lahan, tapi Finn hubunganmu dengannya sudah 8 tahun! Bukan waktu yang sebentar, itu sangat lama Finn. Sampai kapan kau harus menunggu dia untuk siap menikah?” Tanya Ibunya.

“Ibu kenapa bicara seperti itu? Aku tidak mengerti.” 

“Ayah dan ibu sudah tidak memilliki harapan dengannya lagi, Jadi Ayah harap kau bisa menerima apa pun keputusan kami nantinya.” Ujar Ayahnya lalu makan.

...○...

#Kamar Lariessa

Lariessa masih dalam posisinya di kursinya sambil memandang keluar jendela. “Kau tidak seharunya meninggalkan aku, Teressa” Ujarnya sambil memegang sebuah kalung di lehernya. “Kau adalah satu-satunya sahabatku dan saudaraku satu-satunya." Pandangannya kosong dan air mata mulai menetes dari matanya. “Iya, kita sebaya, tumbuh Bersama di kandungan ibu dan tumbuh bersama.” gumamnya.

Seorang gadis yang tampak mirip dengannya kini duduk dihadapannya.

“Ayah dan ibu pun sama--” Teressa yang duduk ditempat tidur melihat Lariessa.

“Lalu kenapa kau tidak ada disampingku lagi?” tanyanya.

“Sejak kita kecil sampai kita kuliah, kau selalu saja menempel denganku kan." tutur Teressa.

“Ressa, hanya kau yang mengerti aku, hanya kau yang tau aku luar mau pun dalam.” ujar Lariessa.

“Aku akan selalu bersamamu, meskipun tidak disampingmu tapi aku selalu ada didalam hatimu, Oke”

“Terima kasih” Gumam Lariessa kembali murung sambil memegang kalungnya dan menangis.

...○...

Malam pun tiba, Kini Lariessa hanya merebahkan dirinya ditempat tidur dan murung. Tak berselang lama, ibunya pun datang dan duduk disampingnya.

“Kau tidak selera makan lagi?” Tanya ibunya.

“Sudah makan obat?” Lanjutnya.

“Kalau begitu, ibu akan ambilkanmu makanan ya.”

“Tidak perlu, aku akan makan nanti.” ujar Lariessa.

“ Nanti sebelum tidur, jangan lupa minum obatnya, agar kau bisa tidur dengan nyenyak ya” ujar ibunya sambil mengelus kepala anaknya itu.

“Dalam hidup kita tidak ada istilah kesepian, kalau dihati kita ada Tuhan. ibu dan Ayah akan selalu ingatkan, Tuhan tidak pernah melukai hati kita.” ujar ibunya seraya terus mengelus lembut kepala anaknya itu.

To Be Countinue...

...| Lariessa Bailey Rowan |...

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like plus subscribe👍 salam kenal 🙏

2025-04-30

1

miilieaa

miilieaa

hadir dikarya barunya yaa thorrr

2025-03-05

1

Rahma AR

Rahma AR

iklan meluncur

2025-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!