Elise, seorang gadis keturunan bangsawan kaya, hidupnya terikat pada aturan keluarga. Untuk mendapatkan harta warisan, ia diwajibkan menikah dan segera melahirkan keturunan. Namun Elise menolak. Baginya, pernikahan hanyalah belenggu, dan ia ingin memiliki seorang anak tanpa harus menyerahkan diri pada suami yang dipaksakan.
Keputusan nekat membawanya ke luar negeri, ke sebuah laboratorium ternama yang menawarkan program bayi tabung. Ia pikir segalanya akan berjalan sesuai rencana—hingga sebuah kesalahan fatal terjadi. Benih yang dimasukkan ke rahimnya ternyata bukan milik donor anonim, melainkan milik Diego Frederick, mafia paling berkuasa dan kejam di Italia.
Ketika Diego mengetahui benihnya dicuri dan kini tengah berkembang dalam tubuh seorang wanita misterius, murka pun meledak. Baginya, tak ada yang boleh menyentuh atau memiliki warisannya.
Sementara Elise berusaha melarikan diri, Diego justru bersumpah akan menemukan wanita itu, dengan segala cara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Suasana di ruang dokter Alana masih terasa tegang, bahkan setelah pembicaraan soal alergi Diego selesai.
“Oh iya, Sir. Ada sesuatu yang harus saya laporkan,” ucap Jimmy, membuka pembicaraan.
Diego mengangkat kepala, menatap asistennya dengan tajam. “Katakan,” ujarnya dingin.
Jimmy menyalakan iPad di tangannya, lalu mengetuk layar beberapa kali sebelum menampilkan sebuah berkas rahasia.
“Ini tentang wanita yang mengandung benih anda, Sir.”
Mata Diego langsung menajam, auranya berubah dingin dalam sekejap.
“Katakan dengan jelas, Jim! Jangan bertele-tele!” ucapnya pelan, tapi nadanya mengandung ancaman.
Jimmy menelan ludah.
“Wanita itu bernama Elsa, setidaknya itu nama yang tercatat di arsip lama laboratorium enam tahun lalu. Tapi…” Jimmy menghela napas, menatap layar dengan dahi berkerut.
“Tapi apa!” seru Diego tak sabar.
“Semua data lengkapnya dihapus. Tidak ada identitas, alamat, atau riwayat medis. Hanya satu berkas yang tersisa. Sebuah foto.”
“Tunjukkan padaku!” pinta sang mafia.
Jimmy menyerahkan iPad itu dengan hati-hati. Di layar, terpampang foto seorang wanita berwajah lembut dan cantik. Sorot matanya teduh namun kuat, senyumnya pun begitu menenangkan.
Sekilas Diego merasa dadanya berdebar. Ia seperti mengenali wajah itu. Tapi di sisi lain, ada sesuatu yang terasa janggal.
“Ini tidak mungkin,” gumamnya. “Wanita yang kulihat, punya tompel di pipinya. Wajahnya juga lebih sederhana dari ini.”
Jimmy menatap bosnya bingung. “Mungkinkah dia mengubah penampilannya?”
Diego tidak menjawab, matanya masih terpaku pada layar. Dalam pikirannya, potongan bayangan wanita dengan kacamata besar, rambut disanggul, dan tompel di pipi kanan muncul jelas.
“Lupakan, aku rasa mereka orang yang berbeda, Jim,” ucap Diego. Ia malas berdebat hanya karena seorang wanita.
Alana, yang sedari tadi berusaha tidak ikut campur, akhirnya angkat bicara.
“Kalian sedang bicara soal siapa?” tanyanya penasaran.
Jimmy menoleh dengan kikuk. “Ehm, tentang wanita yang membawa kabur benih milik sir Diego, Dok.”
“Jadi, selama ini kalian belum menemukannya?” Alana bertanya sambil menatap mereka berdua bergantian.
Jimmy menggeleng. “Belum, Dok. Setiap jejak digitalnya lenyap. Seolah seseorang dengan sengaja menghapus semua data tentang dia.”
Diego mengepalkan tangan. “Aku tidak peduli bagaimana caranya. Temukan dia. Hidup atau mati!” katanya dengan nada yang tak bisa dibantah.
“Yes, sir!”
“Tapi, Diego, wanita itu sudah membawa anakmu selama bertahun-tahun. Kalau kau menemukannya, apa yang akan kau lakukan?” tanya Alana.
“Menuntut kembali apa yang milikku!” jawab Diego dingin tanpa ragu.
Jimmy menahan napas. Ia tahu persis, ‘apa yang milikku’ versi Diego biasanya berakhir dengan darah.
Tiba-tiba, Alana menatap mereka dengan ekspresi aneh.
“Tadi juga ada pasien wanita yang datang ke sini. Dia punya tompel di pipi kanannya. Penampilannya sederhana sekali.” Alana berhenti sejenak, seolah mengingat sesuatu. “Dia kesulitan membayar biaya pengobatan anaknya yang sedang dirawat. Anak itu menderita alergi kacang-kacangan. Aku kasihan padanya. Tapi sebagai dokter, aku tidak bisa melakukan apapun.”
Diego mendadak menegakkan tubuh. “Anak?”
“Ya,” jawab Alana pelan.
Jimmy membeku di tempat. Ia menatap Diego yang kini wajahnya benar-benar berubah dingin dan tajam.
“Namanya wanita itu siapa, Dok?” tanya Jimmy cepat.
Alana membuka catatan medis di mejanya.
“Namanya—”
Namun sebelum ia sempat menyebutkan nama itu, Diego sudah bangkit dari kursinya dan berjalan cepat menuju pintu.
“Diego!” panggil Alana, tapi pria itu tak menoleh.
Jimmy segera mengejar, hampir berlari. “Sir! Tunggu! Anda mau ke mana?”
“Cari wanita aneh itu,” jawab Diego dengan nada tajam. “Tawarkan uang padanya atau setidaknya minta dia bercerai dari suaminya!”
Jimmy hampir tersandung mendengar kalimat itu. “Bercerai? Sir, Anda bahkan belum yakin kalau dia sudah menikah!”
Diego berhenti sejenak, menatap langit-langit lorong rumah sakit. Tatapan itu dingin seperti pisau baja.
“Wanita itu satu-satunya penawar alergiku. Tapi, di sisi lain dia juga berbohong padaku dan bilang bekerja di rumah sakit ini. Padahal dia sudah terikat dengan perusahaanku!” ucap Diego dengan nada kesal.
“Dia bahkan sudah menikah dan punya seorang anak. Entah kenapa rasanya aku sedang dipermainkan oleh seorang wanita berwajah aneh!” lanjutnya.
“Ehem, apa anda sedang cemburu, Sir?” tanya Jimmy sontak membuat langkah Diego berhenti.
“Cemburu? Apa kau sudah tidak waras? Untuk aku cemburu pada wanita yang sama sekali tidak aku kenal!” seru Diego tanpa berbalik sama sekali.
Diego hanya tidak rela saja penawar alerginya adalah seorang wanita yang sudah menikah dan punya anak.
Ya, hanya itu!
lanjut thor💪💪semngt
Kamu akan diratukan oleh seorang mafia kejam kerana telah melahirkan benihnya yg premium langsung penerusnya..