menceritakan sang pangeran bernama iglesias Lucyfer seorang pangeran yang manja dan kekanak-kanakan suatu hari dia dan kakak perempuan Lucyfer iglesias Elice ingin menjadi penyihir high magnus dan bertahun tahun berlalu di mana saat sang kakak kembali lagi ke kerajaan vantier Elice berubah pesat dan menjadi sangat dingin, perfeksionis,fokus dan tak peduli dengan siapapun bahkan Elice malah menantang sang adik dan bertarung dengan sang adik tetapi sang adik tak bisa apa apa dan kalah dalam satu teknik sihir Elice,dan Elice mulai menyadarkan Lucyfer kalau penyihir seperti nya tak akan berkembang dan membuat lucyfer tetap di sana selama nya dan sang adik tak menyerah dia ke akademi yang sama seperti kakak nya dan mulai bertekad menjadi high magnus dan ingin membuktikan kalau diri nya sendiri bisa jadi high magnus tanpa kakak nya dan Lucyfer akan berjuang menjadi yang terhebat dengan 15 teman teman nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nakuho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 5:8 high magnus yang akan terpilih
Arena telah sunyi.
Sorak sorai yang tadi membahana kini hanya gema jauh yang tersisa. Es yang membeku perlahan mencair, menyisakan lantai retak dan udara yang berat.
Elice terduduk lemah.
Seraphina merangkul tubuhnya dari samping, bahu mereka saling menopang—dua orang yang sama-sama nyaris tak berdaya, namun masih berdiri.
Langkah kaki terdengar.
Tak… tak… tak…
Bunyi sepatu hak tinggi memantul di lantai batu.
Seseorang berhenti tepat di depan mereka.
Rambut putih dan hitam terurai rapi. Mata merah pekat menatap tanpa emosi.
Pakaiannya berwarna merah, putih, dan hitam—bersih, nyaris terlalu tenang untuk seseorang yang baru saja melalui ujian hidup dan mati.
Dialah Vermila Serguire.
High Magnus elemen darah.
“Hebat juga,” ucapnya datar.
“Kau bisa lulus sambil membawa seseorang di sisimu.”
Tatapan Elice terangkat perlahan.
Matanya merah—dingin, kosong.
“Siapa kau,” katanya lemah namun tajam.
“Aku tak butuh orang yang lemah.”
Vermila tidak tersinggung.
Ia justru melirik Seraphina sekilas, lalu kembali menatap Elice—menilai, mengukur.
“Jadi benar,” katanya pelan.
“Kau Iglesias Elice… putri Kerajaan Vantier.”
Tak ada bantahan.
“Aku juga lulus,” lanjut Vermila.
“Sepertinya… hanya kita bertiga.”
Elice menyeringai tipis.
“Apa pun itu,” katanya dingin,
“aku tak butuh orang sepertimu.”
Vermila menghela napas kecil, satu jarinya menyentuh bibir merahnya.
“Di dunia High Magnus,” katanya tenang,
“yang lemah akan mati.”
“Jadi kau tidak salah.”
Seraphina tetap diam.
Ia memang tak bisa melihat wajah Vermila—
namun instingnya berteriak: bahaya.
“Apa yang kau inginkan dari kami berdua?” tanya Seraphina akhirnya, suaranya tegas meski tubuhnya gemetar.
“Apa tujuanmu mendekati kami?”
Vermila menatap mereka berdua lama dengan tatapan tanpa emosi.
Lalu ia melangkah maju satu langkah dan mengulurkan tangan.
“Hanya satu hal,” katanya.
“Karena hanya kita yang berhasil.”
“Kita akan menjadi High Magnus generasi sekarang.”
“Kita akan menemukan lima lainnya.”
“Dan kita akan menjadi kuat—bersama.”
Tatapannya mengunci Elice dengan tatapan tajam sekali.
“Bagaimana, Iglesias Elice?"
Elice terdiam.
Tangannya gemetar. Napasnya berat.
Namun matanya—tak lagi ragu.
Ia mengingat rasa gagal.
Rasa lemah.
Dan janji yang ia anggap sebagai belenggu.
Akhirnya–
Ia menjabat tangan Vermila.
“Jangan salah paham,” katanya dingin.
“Aku bukan menerima karena kau.”
“Aku hanya punya tujuan yang sama.”
Vermila tersenyum tipis.
“Tak masalah.”
“Oh, ya,” tambahnya santai.
“Namaku Vermila Serguire.”
“Sihirku manipulasi darah—aku membentuknya sesuai imajinasiku, lalu mengembalikannya ke tubuhku.”
Ia menatap Elice lurus-lurus.
“Aku tidak tertarik menjadi pemimpin.”
“Jadi kau saja yang memimpin.”
Tak menunggu jawaban, Vermila berbalik.
Seraphina membantu Elice berdiri dan berjalan perlahan.
Namun sebelum menjauh, Elice menoleh.
Tatapan mereka bertemu—
dingin dengan dingin.
Saat mereka berjalan, Seraphina bertanya lirih,
“Nona Elice…”
“Apakah anda percaya padanya?”
Elice menunduk.
“Entah,” katanya pelan.
“Tapi aku ingin menjadi yang terkuat.”
Ia mengepalkan tangannya.
“Aku akan berubah.”
“Aku tak akan terikat masa lalu.”
“Di dalam diriku… hanya ada kekuatan.”
“Dan mereka yang pantas disebut kuat.”
Dari kejauhan, suara Vermila terdengar tanpa menoleh.
“Oh ya—satu hal lagi.”
“Akan ada banyak penyihir jahat yang harus kita hadapi.”
“Bersiaplah.”
Langkahnya menghilang.
Dan sejak hari itu,
jalan Elice tak lagi sama dia berubah dan meninggalkan belenggu yang menghambat nya selama ini untuk menjadi yang terkuat dan kini Elice benar benar memutuskan janji nya dengan Lucyfer kini sudah sirna.