"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Apa yang Evelyn pikirkan salah besar. Malam ini Devano sama sekali tidak bisa tidur. Di kamar hotel yang mewah itu, Devano terlihat sangat gelisah.
Devano yang sedang membaringkan tubuhnya di atas kasur, terlihat dia yang sedang berguling ke kanan dan kiri, terus dia lakukan berulang kali.
Pikirannya tidak bisa lepas dari apa yang sudah dia lihat malam ini. Masih terbayang di pelupuk matanya bagaimana indahnya tubuh Evelyn tanpa ditutupi oleh sehelai benang apa pun. Sehingga membuatnya kembali teringat dengan kejadian malam itu, saat dia menjelajahi setiap inci tubuh Evelyn dan menyatukan tubuh mereka.
Sepertinya sisi laki-lakinya berhasil menguasai seluruh indera dan pikirannya. Sehingga dia sudah tidak bisa menahan diri lagi. Pikirannya gelap. Dia bisa gila jika malam ini dia tidak bisa menuntaskan hasratnya pada Evelyn. Apalagi mulai besok dia tidak akan bertemu dengan gadis itu lagi. Dia akan kembali ke Indonesia.
Devano pun segera bangkit dari tempat tidurnya, dia menyambar kunci mobil di atas nakas. Nafasnya bergemuruh, menahan hasrat yang sangat menggebu-gebu. Sungguh sangat menyiksa.
Hanya butuh 10 menit Devano sampai ke tempat yang dia tuju. Padahal di tengah perjalanan, dia melewati bar yang menyediakan banyak wanita malam untuk dinikmati tubuhnya dengan sesuka hati. Tapi yang dia inginkan hanyalah tubuh Evelyn. Bukan yang lain.
Evelyn memang sudah mengunci pintu kamar, tapi Devano memiliki kunci cadangan semua ruangan yang ada disana. Sehingga dengan mudahnya dia masuk ke kamar Evelyn.
Devano melihat Evelyn yang sedang tertidur pulas, dengan mengenakan piyama hitam yang cukup seksi. Walau dalam keadaan tidur pun, kadar kecantikannya tidak berkurang sedikit pun. Semakin membuat Devano bergairah.
Devano bagaikan kesetanan, dia sudah hilang kendali. Tanpa permisi dia melucuti piyama yang Evelyn kenakan, bahkan dia merobek celana dalam dan bra nya dengan gunting.
Mungkin karena hari ini cukup melelahkan bagi Evelyn, sehingga dia tidak menyadari bahwa kakak tirinya itu dengan melucuti seluruh pakaiannya. Bahkan kini tubuhnya berada di bawah kungkungan Devano.
Devano mencium bibir Evelyn dengan sangat brutal. Kemudian dia mengecupi leher Evelyn, sesekali menghisapnya, sehingga meninggalkan tanda kiss-mark.
Kecupan Devano turun ke dada Evelyn, dia mengul-um pu-ting Evelyn dan menghisapnya dengan kuat. Sedangkan tangannya terulur turun ke bawah, menyentuh milik gadis itu.
"Ahh..."
Dengan mata terpejam Evelyn mende-sah, dia terbangun karena merasakan geli bercampur nikmat pada bagian dada dan di bawah perutnya.
"Kak..." Evelyn tersentak kaget dan membelalakan mata, saat menyadari Devano sedang ada di atas tubuhnya. Meskipun pandangan nampak sedikit samar-samar, efek baru bangun tidur.
"Lebih baik kita sama-sama jujur saja. Kita belum bisa melupakan kejadian malam itu. Iya, kan?" tanya Devano sambil memandangi Evelyn dengan tatapan matanya yang telah dikuasai hawa na-fsu.
"Tapi... mmhh..." Evelyn ingin protes, tapi dia tubuhnya terjingkat saat jemari Devano memainkan benda kecil yang mampu membangkitkan hasratnya, di bawah sana.
Dengan lembut Devano memainkan satu jemarinya, mengelusnya dengan lembut, lalu bergerak maju mundur dengan teratur, menggoda area inti Evelyn. Membuat Evelyn yang berusaha untuk melawan, dia menekuk kedua kakinya dan reflek membusungkan dadanya ke atas.
"Jangan kak... mmhhh..." Evelyn ingin menolak, tapi gerakan jemari Devano dibawah sana membuatnya menggila.
Mulut Devano langsung melahap payu-dara Evelyn yang sangat dekat dengan wajahnya. Menghisap dan memainkan lidah pada puti-ngnya yang mengeras. Tak menghiraukan penolakan Evelyn. Karena dia tahu gadis itu sebenarnya sangat berhasrat.
Siapa tahu dengan mereka melakukannya satu kali lagi, disaat mereka sedang dalam keadaan sama-sama sadar, Devano bisa melupakan kejadian pada malam hari itu. Bahkan dia berharap rasa penasarannya akan menghilang. Sehingga Devano bisa menjalani kehidupannya dengan tenang. Kembali seperti dulu lagi. Menghilangkan bayangan Evelyn di dalam pikirannya.
skrg kok aku mlh dukung Evelyn dgn Devano, aku merasa was was dan harus menghindari Gio tuh Evelyn. ada sesuatu yg sulit untuk dijelaskan 🫢