NovelToon NovelToon
Cinta Di Raga Baru

Cinta Di Raga Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Mengubah Takdir / Transmigrasi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erunisa

Nayla hidup dalam pernikahan penuh luka, suami tempramental, mertua galak, dan rumah yang tak pernah memberinya kehangatan. Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan merenggut tubuhnya… namun tidak jiwanya.
Ketika Nayla membuka mata, ia terbangun di tubuh wanita lain, Arlena Wijaya, istri seorang pengusaha muda kaya raya. Rumah megah, kamar mewah, perhatian yang tulus… dan seorang suami bernama Davin Wijaya, pria hangat yang memperlakukannya seolah ia adalah dunia.

Davin mengira istrinya mengalami gegar otak setelah jatuh dari tangga, hingga tidak sadar bahwa “Arlena” kini adalah jiwa lain yang ketakutan.

Namun kejutan terbesar datang ketika Nayla mengetahui bahwa Arlena sudah memiliki seorang putra berusia empat tahun, Zavier anak manis yang langsung memanggilnya Mama dan mencuri hatinya sejak pandangan pertama.
Nayla bingung, haruskah tetap menjadi Arlena yang hidup penuh cinta, atau mencari jalan untuk kembali menjadi Nayla..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erunisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Sudah hampir satu bulan Nayla hidup sebagai Arlena.

Satu bulan tidur satu ranjang dengan pria yang bukan suaminya… namun satu-satunya pria yang pernah membuatnya merasa aman.

Selama ini, Davin selalu menjaga jarak.

Ia tidur memunggungi Nayla, memberi jarak di antara mereka.

Ia tidak memaksa, tidak meminta, dan tidak bertanya apa pun.

Namun belakangan, jarak itu mulai berubah.

Davin lebih sering menatap Nayla lama sebelum tidur.

Lebih sering menyentuh punggung Nayla ketika Nayla hendak bangun.

Lebih sering memanggil namanya dengan suara yang tidak biasa, lebih hangat, lebih berat, lebih… menginginkan.

Dan malam ini, semuanya terasa berbeda.

Nayla baru saja selesai menggosok gigi ketika masuk ke kamar, mendapati Davin sudah duduk di tepi ranjang.

Lampu kamar redup.

Udara malam menenangkan, tapi jantung Nayla tidak.

Davin menoleh. “Sudah mengantuk?”

“Sedikit,” jawab Nayla canggung.

Nayla berjalan menuju ranjang, tapi Davin menahan pergelangan tangannya.

Sentuhan yang ringan… namun cukup membuat tubuh Nayla membeku.

“Len…” suara Davin serak, tidak seperti biasanya.

Nayla menelan ludah. “Iya?”

Davin menatap Nayla lama, lama sekali sehingga Nayla merasa seluruh rahasianya bisa terlihat dari matanya.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi sama kamu. Tapi… kamu membuatku jatuh cinta lagi.”

Nayla terkejut. Dadanya bergetar.

Davin melanjutkan, lebih lembut namun lebih dalam, “Setiap hari kamu berubah, dan anehnya… aku semakin sulit menjaga jarak.”

Ia mengangkat tangan, menyentuh pipi Nayla seperti menyentuh barang pecah belah.

“Aku rindu istriku.” Ucapnya lirih.

“Tapi aku juga… jatuh cinta pada kamu yang sekarang.”

Nayla tidak bisa bernapas.

Kata-kata itu terlalu dalam. Terlalu jujur.

Dan terlalu mematikan untuk seseorang yang tidak seharusnya menjadi Arlena.

Ketika Davin mendekat, Nayla panik.

Ia tidak menolak… tapi takut.

Takut ketahuan.

Takut menyakiti hati seseorang.

Takut pada perasaan yang diam-diam mulai tumbuh dalam dirinya sendiri.

“Mas…” suara Nayla bergetar. “Aku… aku belum siap.”

Davin berhenti. Ia tidak memaksa, bahkan mundur sedikit.

Namun sorot matanya jelas, Davin menginginkan, tapi menahan diri.

“Maaf,” ucap Davin pelan.

“Aku tidak akan menyentuhmu kalau kamu tidak mau.”

Kebaikan itu justru membuat Nayla semakin bingung.

Pria ini terlalu lembut.

Terlalu jauh berbeda dari masa lalunya yang penuh bentakan.

Nayla bangkit cepat dan hampir lari kecil.

“Len?” panggil Davin, bingung.

“A-aku tidur duluan… aku mau cek Xavier. Dia mungkin butuh sesuatu!”

Tanpa menunggu jawaban, Nayla keluar dari kamar dan berlari ke kamar Xavier. Ia masuk, menutup pintu pelan, lalu bersandar sambil memegangi dada yang berdebar luar biasa.

Xavier tertidur pulas, memeluk guling kecil bergambar dinosaurus.

Nayla mendekat dan mencium kening anak itu, satu-satunya hal yang membuatnya kembali tenang.

Tapi ketika ia duduk, pikirannya kembali pada Davin.

Pandangannya, sentuhannya, kata-katanya…

Kenapa hatinya ikut bergetar?

Kenapa Davin begitu membuatnya ingin menetap?

Kenapa semakin hari ia merasa bukan lagi memerankan Arlena…

melainkan benar-benar hidup sebagai Arlena?

Nayla menghela napas panjang, memeluk lutut.

“Ya Tuhan… aku harus bagaimana?”

Di kamar sebelah, Davin duduk di ranjang, menatap pintu yang belum lama ditutup Nayla.

Ia mengusap wajahnya, lalu tersenyum lirih.

“Kalau kamu takut…” gumam Davin, pelan sekali.

“Aku akan menunggu sampai kamu siap.”

Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Davin benar-benar jatuh cinta kembali dengan istrinya.

---

Meskipun sudah hampir satu bulan menjadi Arlena, tapi tetap saja Nayla masih merasa kaget dengan hidup Arlena.

Pagi itu, Nayla berdiri di depan lemari pakaian raksasa Arlena, lebih mirip mini butik daripada lemari.

Gelarannya membentang dari gaun pesta, sepatu bertumit mewah, hingga tas-tas yang harganya bahkan lebih tinggi daripada tabungan Nayla seumur hidup.

Nayla memegang satu gaun berwarna gading dengan tangan gemetar.

“Harga segini… sebulan gajiku dulu bahkan tidak cukup untuk membelinya…” gumam Nayla dengan wajah shock. Karena di gaun itu masih ada tag harganya.

Belum lagi make up.

Di meja rias, perkakas mahal berserakan asal, seperti tak punya nilai. Nayla memandangnya seolah sedang melihat alat bedah alien.

“Aku… nggak tau cara pakai ini,” bisik Nayla.

Ia mencoba mengambil kuas riasan, tapi malah menjatuhkannya ke lantai.

Lalu mencoba membuka compact powder… yang langsung membuat bubuknya tumpah.

“Aduh! Ya ampun, kok begini sih…”

Nayla akhirnya menyerah dan mencuci wajahnya.

Ia memilih mengenakan pakaian paling sederhana yang ditemukan, sweater halus warna pastel dan jeans longgar.

Tanpa make up. Tanpa perhiasan. Tanpa parfum mahal yang biasanya digunakan Arlena seperti mandi dengan aroma bunga.

---

Ketika Nayla turun ke ruang makan, Davin sedang membaca koran.

Begitu menoleh dan melihat Nayla, Davin langsung terdiam.

Sangat terdiam.

Sweater sederhana, wajah bersih tanpa make up, rambut hanya dikuncir rendah…

Namun entah kenapa, justru itu membuat Nayla terlihat sangat lembut. Lebih muda. Lebih manis. Lebih “istri rumahan” daripada Arlena yang dulu.

“Kenapa ngeliatin begitu?” Nayla duduk kikuk.

Davin meletakkan koran.

Senyum muncul perlahan di sudut bibirnya.

“Kamu…”

Davin menghela napas, menatap Nayla dari ujung rambut sampai ujung kaki.

“…cantik banget.”

Nayla hampir tersedak air putihnya.

Apalagi ketika Davin menambahkan

“Lebih cantik dari versi Arlena mana pun.”

Wajah Nayla memanas seketika.

---

Saat sarapan, hidangan yang disiapkan chef rumah begitu artistik. Arlena tidak diperbolehkan masuk ke dapur, meskipun Arlena memaksa, Davin menolaknya, Davin ingat pesan ibunya, jangan sampai istrinya kembali terjatuh, takutnya nanti Arlena kembali seperti dulu.

Ada telur dengan jamur truffle, avocado toast dengan topping yang entah apa, dan salad berwarna-warni yang terlalu cantik untuk dimakan.

Nayla memandanginya bingung.

“Ini… dimakan apa dilihat?”

Davin tertawa kecil, suara hangat yang jarang muncul selama Arlena masih menjadi Arlena.

“Kalau kamu mau makanan lain, bilang saja.”

"oh tidak perlu." jawab Nayla.

---

Hari itu, setelah Davin berangkat ke kantor, Nayla duduk di kamar sambil merenung.

Ia bukan Arlena.

Ia bukan perempuan kaya yang memahami brand, make up, atau cara bersikap elegan.

Ia bahkan tidak tahu nama-nama makanan mewah yang disajikan tiap hari.

Namun anehnya…

Davin tetap memandangnya seolah ia adalah hal paling indah yang pernah dilihatnya.

Dan itu justru membuatnya takut.

Takut Davin jatuh cinta pada “Arlena baru” yang sebenarnya adalah dirinya.

Takut suatu hari Davin menemukan kenyataan bahwa wanita yang ia cintai bukanlah istri yang sebenarnya.

Namun di balik ketakutan itu…

ada detak lembut di dada Nayla.

Detak yang tidak pernah ia alami dalam rumah tangganya dulu.

"Apa aku juga jatuh cinta dengan Davin? Oh tidak boleh, ini hanya tubuh pinjaman, aku tidak boleh jatuh cinta kepada yang bukan milikku."

Nayla kemudian teringat, sudah satu bulan dia meninggal, dan dia memiliki beberapa tabungan yang tidak diketahui Edo, suaminya Nayla.

Nayla juga ingat dengan ibunya, pasti ibunya merasa sangat sedih karena dia meninggal, tapi Nayla bingung, bagaimana caranya mengatakan ke ibunya kalau dia Nayla.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas dan tanpa banyak pikir Nayla langsung meminta di antar kerumahnya oleh sopir, tentunya Nayla minta di antar dia tidak bisa membawa mobil, dan di rumah Davin tidak terlihat ada sepeda motor.

1
Yuni Anto
🥰KKA author 🥰 tersayang mkasih update nya 🥳🥳🥳🥰bulan ini di kasih update terbaru 2x🤩🤩🥳🥳🥰🥰🥰💪 semangat terus ya Thor 💪😍 sehat selalu Bwt kka/Determined//Angry//Determined//Angry/😍
Erunisa: terima kasih kaka, semoga kaka juga sehat
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
mantab Nayla
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Putra Satria
🥰wah my 🩷 Thor 🩷 cinta banyak 2 bwt kka🥰 mkasih update terbaru hari ini 💪💪💪 terus y
Yuni Anto
🥰 makasih 🥰 update terbaru nya 💪💪💪 terus y Thor 🥳🥳🥳🥳🥰
Yuni Anto
next Thor 🥰
kawaiko
Gemes deh!
Rizitos Bonitos
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Re Creators
Wah seru banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!