Gadis Incaran Vampir

Aline dan Angel berada di kamar Angel, Aline membantu Angel bersiap-siap.

"Jika tanganmu sakit, apa sebaiknya kita batalkan saja perginya?" tanya Aline pada Angel.

Angel yang mendengar sepupunya bicara seperti itu, lantas melirik ke arah Aline dari atas sampai bawah. Sepupunya itu terlihat sangat siap. Dia bahkan sudah berdandan sejak dua jam lalu. Bagaimana mungkin sekarang dia bicara seperti itu.

'Aline sangat ingin pergi. Dia khawatir padaku, tapi aku juga tidak boleh membuatnya kehilangan kesempatan bersenang-senang di acara yang katanya hanya ada satu tahun sekali itu' batin Angel.

"Aku hanya perlu menggunakan sweater dengan lengan sangat panjang. Luka ini tidak akan terlihat! aku belum pernah melihat acara seperti ini di ibukota. Aku ingin melihatnya!" kata Angel.

Sebenarnya dia tidak terlalu antuasias. Dia hanya ingin tahu bagaimana reaksi sepupunya itu, saat dia mengatakan itu.

"Ahh, begitukah!" sahut Aline terdengar sangat antusias, "kalau begitu kita harus pergi!" ujarnya lagi masih sambil memilih gelang Angel yang ingin dia pinjam.

Angel tersenyum. Dia tahu, sebenarnya Aline sangat ingin pergi. Dan beberapa saat kemudian, Darryl dan Olivia sudah datang. Angel sungguh hanya menggunakan mini dress yang agak panjang. Sepatu kets dan sweater berwarna merah muda yang cerah. Rambutnya bahkan hanya di urai dengan jepit berwarna senada dengan tas dan sweaternya. Sementara Aline, dia tampak lebih siap. Dia menata rambutnya cukup unik dan menarik.

Darryl yang melihat Angel, rasanya semakin terpesona. Meski tampak sederhana, tapi baginya begitu manis.

"Kalian cantik sekali!" puji Olivia yang bahkan lebih heboh lagi.

Bagaimanapun semua muda-mudi memang akan berkumpul di pesta itu sore ini, jadi kebanyakan mereka memang mencoba untuk berpenampilan semenarik mungkin. Bahkan beberapa keluarga terpandang dan terkemuka juga akan hadir.

"Kamu juga sangat cantik!" kata Angel pada Olivia.

"Kak Darryl juga terlihat tampan" kata Aline malu-malu.

Darryl yang mengenakan Cashmere turtle neck tebal lengan panjang berwarna Charcoal. Dengan celana jeans yang terkesan sangat manly. Jaketnya dia letakkan di dalam mobil.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Darryl yang diangguki oleh ketiga gadis cantik itu.

Menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam, mereka sampai di area perkebunan milik keluarga Valleroy. Acara ini seperti sebuah bazar, dimana banyak yang menjual makanan khas, hasil pertanian, dan juga berbagai pernak-pernik lain. Pakaian dan perhiasan dari pengrajin juga ada. Bahkan ada berbagai stan permainan, ada juga tempat melukis, ada juga penyanyi dan iringan musik klasiknya.

Begitu mereka sampai di tempat itu. Kartu parkir yang diterima oleh Darryl saja sudah nomor 43. Itu artinya, dia adalah pemilik mobil ke 43 yang parkir di tempat itu.

Darryl mengajak ketiga gadis itu masuk ke area acara. Sebuah gerbang yang begitu besar menjadi pintu masuk utama tempat itu.

Bagi Angel yang baru pertama kali datang ke tempat seperti ini merasa bahwa tempat ini benar-benar menarik, unik dan cukup menakjubkan. Karena memang sangat rapi, elegan dan barang-barangnya sangat berkelas.

Menurutnya bahkan lebih bagus daripada acara bazar di kota. Setiap stan sangat besar. Hiasannya juga tidak main-main, seperti sudah dipikirkan dengan sangat matang. Seolah benar-benar sedang mempertaruhkan nama baik setiap kelompok di sini.

"Kakak, lihat itu. Ada yang bisa melukis. Aku mau dilukis!" kata Olivia yang menarik tangan Darryl.

Dengan sendirinya, Aline mengikuti langkah Olivia dan Darryl. Sementara Angel yang masih terkagum-kagum dengan beberapa layangan yang dibuat dari sesuatu yang unik, seperti tiga dimensi, masih berdiri di tempat itu. Dia belum pernah melihat hal sepatu ini di ibukota. Tidak di acara pameran juga.

Baru setelah suara musik berhenti, dan ada pengumuman kedatangan keluarga Valleroy. Angel yang ingin bertanya pada Aline, menoleh ke belakang.

"Aline..." gumamnya yang tidak melihat Aline di tempatnya tadi.

Angel melihat sekeliling, dan karena terlalu fokus mencari. Angel tidak sadar, kalau ternyata rombongan keluarga Valleroy tengah berjalan di dekatnya.

Segera terjadi kerumunan, karena memang semua orang ingin melihat keluarga Valleroy yang katanya sangat tampan.

Ke empat tuan muda Valleroy berjalan di satu barisan. Benar-benar seperti sedang menunjukkan pesona mereka.

Angel awalnya tertutup oleh orang-orang, tapi dia melihat Aline di seberangnya.

"Angel" panggil Aline melambaikan tangan.

Angel juga ingin melambaikan tangan. Tapi ketika dia melihat ke arah empat pemuda itu. Tangan Angel turun sendiri dengan perlahan.

Deg deg deg

Jantungnya mendadak berdebar dengan begitu kencang, saat salah satu dari empat pria tampan itu terlihat olehnya.

'Dia... dia pria itu!' batin Angel.

Tuan muda ketiga, keluarga Valleroy. Pria dengan rambut hitam, kulit benar-benar putih dan tatapan mata yang begitu tajam. Berjalan dengan mantel tebalnya di antara ketiga pria tampan lainnya.

Dengan sendirinya, Angel memundurkan langkahnya. Mencoba untuk tidak terlihat oleh pria itu.

Sayangnya, pria itu sudah menemukan keberadaan Angel.

Angel mencoba mengambil jalan memutar, dia mengirim pesan pada Aline. Kalau dia berada di Stand berondong jagung. Angel menunggu Aline di tempat itu. Menghindari kerumunan yang ada.

Darryl yang lebih dulu sampai di tempat itu.

"Maafkan aku, aku seharusnya tidak membiarkanmu terpisah" kata Darryl dengan penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa! dimana Aline?" tanya Angel.

"Mereka masih di tempat melukis. Mungkin akan lama. Bagaimana kalau kita berjalan melihat-lihat?" tanya Darryl mengulurkan tangannya pada Angel.

Angel sebenarnya agak ragu, kalau dia menyambut tangan Darryl itu. Bukankah mereka akan bergandengan tangan? sementara Angel tahu, kalau Aline suka pada Darryl. Dia tidak mungkin membiarkan Aline salah paham.

"Ayo!" kata Angel yang tersenyum dan memilih jalan mendahului Darryl.

Darryl yang melihat Angel berjalan mendahuluinya. Hanya tersenyum dan mengusapkan tangannya itu ke belakang lehernya.

"Gadis ini, sulit sekali di dekati" gumamnya pelan.

Tapi Darryl tersenyum. Bukankah itu bagus, artinya Angel memang bukan gadis yang mudah di dapatkan.

Mereka berdua berjalan mengelilingi tempat itu, banyak permainan yang seru. Ada sebuah tempat, dimana semua orang bisa melempar kaleng, untuk mendapatkan berbagai macam hadiah.

"Mau coba?" tanya Darryl.

Angel pikir boleh juga, dia mengangguk dengan cepat.

Darryl jadi sangat bersemangat. Sayangnya, tiga kali lemparan. Darryl hanya bisa mendapatkan sebuah bando kelinci.

"Aku pakaikan ya?" tanya Darryl yang belum di angguki Angel sudah memakaikan benda itu di kepala Angel.

Dorrr Dorrr

"Whuah, hebat sekali!"

Angel dan Darryl menoleh. Di sebelah mereka terlihat heboh sekali.

"Itu tuan Nelson sedang menembak, dia keren sekali. Tembakannya tak pernah meleset!" kata seorang wanita yang berlari bersama temannya ke tempat itu, di sebelah Angel.

"Mau lihat?" tanya Darryl.

***

Bersambung...