NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Reina

Ibu Susu Untuk Reina

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Janda / Hamil di luar nikah / Romansa / Ibu susu
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Gendis baru saja melahirkan, tetapi bayinya tak kunjung diberikan usai lelahnya mempertaruhkan nyawa. Jangankan melihat wajahnya, bahkan dia tidak tahu jenis kelamin bayi yang sudah dilahirkan. Tim medis justru mengatakan bahwa bayinya tidak selamat.

Di tengah rasa frustrasinya, Gendis kembali bertemu dengan Hiro. Seorang kolega bisnis di masa lalu. Dia meminta bantuan Gendis untuk menjadi ibu susu putrinya.

Awalnya Gendis menolak, tetapi naluri seorang ibu mendorongnya untuk menyusui Reina, putri Hiro. Berawal dari menyusui, mulai timbul rasa nyaman dan bergantung pada kehadiran Hiro. Akankah rasa cinta itu terus berkembang, ataukah harus berganti kecewa karena rahasia Hiro yang terungkap seiring berjalannya waktu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Luka yang Terbuka Kembali

Suara sahabatnya itu membuat dinding pertahanan Gendis runtuh. "Ayaka, aku sudah di apartemen. Aya, aku ...." Suaranya pecah, tenggelam oleh isak.

"Aku ke sana sekarang," potong Ayaka cepat.

Ayaka langsung mengakhiri panggilan secara sepihak. Dia bergegas turun ke lobi dan memesan taksi. Sepanjang perjalanan perempuan tersebut terus berdoa agar sang sahabat baik-baik saja.

Tak sampai setengah jam, bel rumah berbunyi. Ayaka berdiri di ambang pintu, wajahnya pucat karena terburu-buru. Begitu melihat Gendis, dia langsung memeluknya erat. Tubuh Gendis bergetar dalam dekapan.

"Ayo masuk," bisik Ayaka lembut.

Ayaka mengajak sahabatnya kembali masuk. Mereka duduk di ruang tamu. Ayaka menggenggam tangan Gendis, menatap dalam seakan ingin menyalurkan kekuatan lewat tatapan itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Aku dapat kabar kalau kamu bertemu seseorang dan malah menuju rumah sakit. Apa kamu sakit? Apa kamu terluka?" tanya Ayaka pelan sambil meneliti kondisi Gendis.

Gendis menarik napas panjang, lalu mulai menceritakan segalanya. Tentang Reina yang menangis di pelukan Hiro, tentang sentuhan kecil di pipinya, tentang rasa sesak yang tiba-tiba meledak. Kata-kata itu mengalir seperti banjir yang tak terbendung.

"Aku merasakan sesuatu yang tak bisa kujelaskan, Ayaka," ucap Gendis serak.

"Saat Reina menyentuhku, seolah ... seolah aku diberi kesempatan kedua. Hatiku berteriak, tubuhku merespons. Aku ingin menjadi ibu ... setidaknya bagi dirinya." Suara Gendis masih bergetar di antara isak tangis.

Ayaka terdiam. Kedua alisnya terangkat. Tatapan penuh tanya kini dia berikan kepada Gendis.

"Maksudmu ...?"

"Aku akan menjadi ibu susu untuk Reina," jawab Gendis dengan suara mantap, meski matanya berkaca-kaca.

Sunyi menyelimuti ruangan. Detik jam terdengar begitu jelas. Waktu seperti membeku selama beberapa saat.

"Aku tahu ini keputusan gila. Aku bahkan baru saja kehilangan bayiku. Tapi, Ayaka, aku tidak bisa mengabaikan perasaan ini. Reina butuh ASI dan aku ... aku butuh alasan untuk tetap bernapas. Kalau tidak, aku mungkin akan benar-benar hancur."

Gendis menunduk, menatap jemarinya yang saling meremas. "Aku merasa bersalah. Seolah mengkhianati bayiku sendiri. Tapi di sisi lain, aku tahu inilah satu-satunya cara agar ASI-ku tidak terbuang sia-sia. Agar cintaku tidak membusuk dalam dada yang kosong."

Ayaka menatap sahabatnya tanpa berkedip. Bibirnya sempat terbuka, tetapi hanya hela napas yang keluar. Matanya memancarkan keterkejutan sekaligus kekhawatiran.

"Ayaka, aku butuh pendapatmu," pinta Gendis dengan suara bergetar, tetapi harap sekaligus takut yang membaur.

"Apakah aku salah? Apakah aku terlalu lemah, sampai mencari pengganti bayiku pada anak orang lain?"

Ayaka terdiam lama. Ruangan terasa semakin dingin. Gendis menunggu dengan napas terengah, jantungnya berdentam di dada. Namun, sahabatnya itu masih membisu.

Sorot mata Ayaka bergeser ke lantai, lalu kembali menatap Gendis. Ada kilatan rasa iba di sana, tetapi juga keraguan yang sulit disembunyikan.

"Ayaka ...." Suara Gendis melemah. Dia mengulurkan tangan, menggenggam lebih erat sahabatnya. "Tolong katakan sesuatu."

Namun, Ayaka tetap tak bersuara. Bibirnya terkatup rapat, matanya berkaca-kaca, seolah kalimat yang ingin dia ucapkan terlalu berat untuk dilepaskan.

Gendis menatap wajah itu, mencoba membaca jawaban yang tersimpan di balik keheningan. Akan tetapi, yang dia dapat hanyalah bayangan samar serta tanda tanya yang menggantung di udara.

Malam semakin larut. Di luar, hujan turun pelan, menetes di jendela seperti irama detak jantung yang tak menentu. Gendis masih menunggu Ayaka yang masih terdiam. Kini di antara mereka berdua, ada sebuah keputusan besar yang belum menemukan suara.

"Ndis, begini ...." Ayaka tampak menelan ludah sebelum akhirnya kembali bicara.

"Sebenarnya ini hakmu untuk mengambil keputusan. Tapi ...." Bibir Ayaka sedikit berkedut kali ini.

"Jangan terlalu terlibat lebih banyak dengan Hiro dan keluarganya."

Gendis mengusap air mata yang masih terus meleleh membasahi pipi. Perempuan tersebut mengerutkan dahi dan menatap sang sahabat tanpa bertanya. Suasana mendadak hening dan menjadi lebih canggung.

"Apa kamu mengenal Hiro dan keluarganya?"

"Ng-nggak! Bagaimana bisa aku mengenalnya. Bahkan aku tahu nama Hiro baru saja."

Gendis masih terdiam. Bahunya sesekali tersentak karena isak yang enggan berhenti. Dia sesekali melirik curiga ke arah Ayaka.

"Begini, Ndis. Aku hanya merasa kamu akan mendapatkan banyak masalah nanti. Kenapa kamu nggak mencoba memulai hidup baru saja. Jangan kembali terlibat dengan orang-orang dari masa lalumu, Ndis. Aku khawatir kamu akan kembali terluka." Suara Ayaka kini lebih lembut, begitu juga dengan tatapannya.

"Kamu sudah berjuang sejauh ini untuk memulai hidup baru, Ndis. Aku hanya khawatir." Ayaka menggenggam jemari sang sahabat.

Gendis mengangguk dan kembali menghapus air matanya. Dia mulai paham dengan maksud sang sahabat. Malam itu Ayaka menemani Gendis dan memutuskan untuk menginap di sana.

***

"Bagaimana kondisinya?" tanya Gendis ketika menemui Hiro di depan rumah sakit.

"Perlahan membaik, dokter memberikan nutrisi parenteral melalui infus sampai Rei bisa mendapatkan ASI. Di usianya sekarang belum memungkinkan mendapat susu pengganti dari soya karena ada kekhawatiran alergi silang." Hiro terus berjalan sambil menatap lurus ke depan.

Gendis sesekali mendongak untuk melihat ekspresi lelaki tersebut. Wajah Hiro tampak sangat tenang. Namun, di balik kacamata yang membingkai mata Hiro, Gendis bisa melihat banyak kekhawatiran di sana.

Sepanjang perjalanan menuju kamar rawat Reina, Gendis mulai perlahan menceritakan semua. Tentang awal mula dia mengandung, hingga bisa memiliki bayi meski akhirnya harus berpisah bahkan sebelum bayinya berbapas. Hiro hanya diam, tak ada respons apa pun.

Kali ini Hiro hanya menjadi pendengar. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Sampai akhirnya keduanya sampai di depan kamar inap Reina.

"Ayo, masuk!" Hiro tersenyum tipis kemudian membukakan pintu untuk Gendis.

Saat masuk pengasuh Reina sedang berusaha menenangkan bayi tersebut Gendis melangkah cepat mendekati Reina. Dia menatap bayi itu dengan pupil yang kembali bergetar. Reina perlahan berhenti menangis.

"Sepertinya dia menginginkan sosok ibu," celetuk sang pengasuh dalam bahasa Jepang.

Gendis tak sepenuhnya memahami apa yang diucap oleh wanita tersebut. Dia hanya tersenyum sopan, kemudian kembali menimang Raina. Di sisi lain, Hiro mulai mengeluarkan laptop dalam tas.

Lelaki tersebut membuka sebuah folder dari diska lepas berwarna putih yang ditancapkan. Matanya menatap layar dengan pupil terus bergerak. Mencari-cari sesuatu untuk memastikan satu hal.

Usai mendapat apa yang dia cari, Hiro menekan tetikus dan sebuah dokumen tampil di sana. Pupil matanya melebar seketika. Bibirnya berkedut dengan tenggorokan yang menelan ludah berulang kali.

"Ya Tuhan, apa-apaan ini?" gumam Hiro lirih, sehingga hanya dia yang bisa mendengar.

1
Dini Anggraini
Bunda author bikin saya dag dig dug tak kira tempat kerja Gendis ataupun kontrakan yang kebakaran ternyata Hiro cemburu ada yang perhatian sama Gendis. Hiro bila kamu gak cepat2 menikahi Gendis ada aksara yang suka sama Gendis. 🙏🙏😍😍😍
Bisa Pesan Cover di Saya: Taunya terbakar cemburu yaaa Bun 🤣🤣🤣
total 1 replies
tiara
jangan salah sangka dulu Hiro teruskan kejutanmu untuk Gendis.barulah tanya siapa orang itu yang bersama Gendis
Esther Lestari
jangan diam Hiro....ayo berjuang untuk cintamu ke Gendis
ovi eliani
ayo hiro perjuangkan cinta mu untuk gendis dan reina kamu sdh tetlalu banyak ikut campur dalqm kehidupan mereka , semoga kalian bersatu , semangat thor
Bisa Pesan Cover di Saya: awawaw

makasih udah disemangati 😍😍😍
total 1 replies
Tutuk Isnawati
hiro saingan mu dah muncul klo g gercep kduluan ntar🤣
Bisa Pesan Cover di Saya: Wkwkwk aku mau bikin tim HiroGen oleng 🤣🤣🤣
total 1 replies
AlikaSyahrani
semanģat gendis🦾🦾🦾 tunjukkan bahwa kamu mampu
AlikaSyahrani
kamu harus kuat gendis iklaskan anakmu mungkin alloh sangat sayang ama anakmu hinggah dia kembalidipangkuannya
tiara
apakah Aksara orang yang pernah menykai Gendis dimasa lalu ya.tapi mengapa Gendis seolah ridak mengenalnya
Esther Lestari
lho Aksara kenal Gendis sebelumnya....siapa Aksara kenapa Gendis tdk mengenalinya
tiara
semangat Gendis semoga semua berjalan lancar💪
Esther Lestari
semangat Gendis
𝗣𝗲𝗻𝗮𝗽𝗶𝗮𝗻𝗼𝗵📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya😌
total 1 replies
Esther Lestari
Gendis semangat menata masa depan yang baru dengan Reina😍
tiara
semangat Gendis kamu pasti bisa membesarkan Reina walau sendirian
Tutuk Isnawati
bagus ceritanya
Esther Lestari
terharu....akhirnya Reina bisa kamu peluk kembali Gendis
Bisa Pesan Cover di Saya: awawaw makasih udah ngikutin sampai sejauh ini kakk
total 1 replies
Esther Lestari
Yumi gila....demi tetap mempertahankan Reina anak yg diadopsi secara ilegal, malah menyuruh orang untuk membunuh Ayaka justru yg tertembak Reiki suaminya sendiri
Bisa Pesan Cover di Saya: Udah nggak waras emang Yumi ini🤣
total 1 replies
Esther Lestari
siapa lelaki berjas hitam itu. jangan sampai Ayaka bersaksi yg memberatkan Gendis
Esther Lestari
Ayaka kah yang datang menemui Gendis ?
Semua bersumber dari otak jahat Reiki
Dini Anggraini
Bunda author sudah di kasih berapa milyar polisinya kok malah memihak pada orang yang salah. Reiki dan Yumi adopsi anak dengan surat palsu dan perkosa, ambil paksa anak orang lain gak di penjara malah Hiro dan Gendis yang di penjara? Ayaka suatu saat karma menantimu entah itu kamu apa keturunanmu akan merasakan bagaimana rasanya jadi Gendis sakit banget. 🙏🙏🙏😆😆
Dini Anggraini: ya bunda 👍👍👍😍😍😍😍
total 3 replies
ovi eliani
jadi sebel bacanya, ayo gencatan senjata kita indonesia jepang. jgn mau kalah hubungi dubes indonesia minta pertolongan dong. ngaak ada perdamaian
Bisa Pesan Cover di Saya: Sabar kakkk, pelan-pelaaaan🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!