NovelToon NovelToon
Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Berbaikan / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: FAMALIN

Wanita yang sering menangis dalam sujudnya, dia adalah Syifa Salsabila, seorang istri yang selalu dihina dan direndahkan ibu mertua dan saudara iparnya lantaran ia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa berpenghasilan uang membuatnya harus berjuang. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah akhirnya kesuksesan pun berpihak padanya. Akankah ia balas dendam setelah menjadi sultan? ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAMALIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati Seluas Samudra

"Taraaaa ... Nasi goreng ala-ala Syifa Salsabila sudah matang, coba icipin, Mas. Masih kurang apa?" Ucap Syifa sambil menghidangkan nasi goreng itu ke atas meja.

"Dari aromanya sih sudah pasti lezat, Sayang."

"Tapi nggak pake toping apapun loh, Mas. Karena di kulkas nggak ada kol, sawi dan timun."

"Nggak apa-apa, yang penting rasanya enak karena masaknya dengan penuh cinta, ya nggak?!"

"Yupp, dan penuh rasa syukur."

"Mas panggil bapak dulu, barangkali beliau belum makan,"

"Ya. Sambil nunggu, aku gorengin krupuknya dulu,"

Belum juga dipanggil oleh putranya, Harun sudah lebih dulu mendatangi dapur karena hidungnya sudah tergoda dengan aroma lezat masakan menantunya itu.

"Lha dek Fani dan ibu mana, Pak? Kok nggak ikut kesini?" tanya Fahri

"Mereka sudah pergi keluar tadi, ke warung bang Maman."

"Oh, ya sudah, kira makan bertiga saja."

"Heum."

*

*

Hari-hari terus berganti, walaupun di rumah sang mertua, Syifa selalu tersakiti namun ia selalu berusaha untuk bersabar selama belum mendapat rumah kontrakan yang pas dan cocok.

"Hey Kak Syifa, mau kemana?" Tanya Fani saat melihat Syifa membawa dompet keluar dari rumahnya.

"Mau ke toko, Dek. Mau nitip kah?"

"Heum, aku nitip lulur, sabun muka dan handbody."

"Okay, mana uangnya?"

"Talangin pake uangnya Kak Syifa dulu lah!"

"Maaf nggak ada! Karena kakak cuma bawa uang pas buat beli sampo aja."

"Halah bohong?! kalau cuma bawa uang pas kenapa pake dompet segede itu??"

"Terserah Kakak dong, mau bawa dompet segede gaban kek, atau tas segede karung, yang penting tidak ngutang!"

"Kakak nyindir aku??"

"Bukan nyindir, tapi mengingatkan!"

mendengar Fani dan Syifa berisik di depan rumah membuat Rita terbangun dari tidurnya.

"Ada apa lagi ini, Fan? pagi-pagi sudah ribut??" Tanya Rita merasa terganggu.

"Ini Bu, Kak Syifa nggak mau berbagi beliin aku handbody, padahal dia bawa uang yang banyak,"

"Syifa, jangan pelit! Uang Fahri itu bukan hanya milikmu saja! Jadi sekalian beliin kebutuhan Fani juga!"

"Maaf, uangnya nggak cukup, Bu!"

"Jangan alasan! Bukannya kemarin Fahri habis gajian??"

"Iya, tapi uangnya ditabung, Bu. Untuk kebutuhan nanti yang lebih penting."

"Sok-sokan nabung, makan daging setiap hari aja nggak mampu, belagu kamu!"

"Justru itu, Bu. Kalau gaji mas Fahri di buat makan enak terus yang ada habis nggak bisa buat kebutuhan yang lain,"

"Kamu melawan ibu, Syifa??"

"Bukan melawan, tapi menurut saya management keuangan ibu selama ini salah, makanya ..."

"Makanya apa?"

"Ibu banyak hutang, termasuk di warung mbak Inem kemarin saya sempat ditagih,"

"Udah nggak usah banyak ngomong kamu, sekarang pergi sana ke toko, ibu juga mau nitip kapas dan bedak!"

"Baiklah tapi hanya kebutuhan ibu saja yang saya beli, untuk dek Fani, maaf!"

"Tuh kan, Bu? Kak Syifa nggak mau beliin aku juga,"

"Syifa, lakukan apa kata ibu tadi!"

"Dek Fani kan punya suami, Bu. Kalau segala kebutuhannya, mas Fahri juga yang nanggung untuk apa menikah?"

"Semakin berani kamu ya, Syifa??"

"Maaf, saya harus segera ke toko sekarang! sudah gerah ingin cepat mandi," Ucapnya lalu segera pergi.

"Kayaknya ibu salah pilih menantu deh, wajah Kak Syifa itu memang cantik tapi hatinya pelit!" ucap Fani dengan segala rasa bencinya.

"Karena ibu nggak tahu, kalau Syifa itu bakal resign dari tempat kerjanya dengan alasan nggak mau menelantarkan suami gara-gara kebanyakan lembur di pabrik, Bodoh kan dia? Dan sekarang dirumah hanya lontang lantung nggak jelas, mana belum hamil lagi, jangan-jangan dia mandul?"

"Bisa jadi, Bu. sudah 2 bulan lebih Kak Fahri dan Kak Syifa menikah tapi belum hamil juga, nggak seperti aku dulu seminggu langsung jadi, Walaupun akhirnya juga keguguran."

"Ibu akan tunggu sampai 6 bulan kedepan, apabila Syifa belum hamil juga, maka Biarlah Fahri menceraikannya dan menikah dengan wanita lain yang kaya."

"Betul, Bu. Kalau itu terjadi, aku akan kenalkan kak Fahri pada teman-temanku yang lebih cantik dari kak Syifa,"

"Jangan macam-macam, Fani! Kakakmu itu sudah menikah jadi tak sepantasnya kamu berbuat itu!" ingatkan Harun tiba-tiba ikut ngobrol dengan putri dan juga istrinya.

"Ah Bapak, sebenarnya kepelet apa sih sama kak Syifa, sehingga selalu belain dia?"

"Bukan belain, tapi karena memang Syifa itu wanita yang baik, tutur katanya sopan, pengertian dan bisa ngurus rumah dengan sempurna."

"What? Maksud bapak apa? bisa ngurus rumah dengan sempurna??"

"Syifa itu rajin masak, rajin cuci-cuci, rajin bersih-bersih, tuh contohnya semua perabotan di rumah ini nggak ada yang berdebu, lantai juga selalu mengkilap, nggak seperti ibu dan kamu suka bermalas-malasan, kerjaannya cuma rebahan, gibahin orang, jalan kesana kemari yang nggak jelas!"

"Oh, jadi sekarang bapak lebih sayang Syifa ketimbang ibu??" Protes Rita.

"ini bukan masalah lebih sayang, Bu. Tapi mengingatkan kalau sikap Syifa itu baik dan harus kalian contoh!"

"Dari pada dengerin ceramahannya bapak lebih baik kita masuk aja yuk, Bu." ajak Fani mulai tidak menghormati Harun selaku bapaknya.

"Astaghfirullah ... Fani, kamu berani sama Bapak?" tegur Harun sambil menajamkan matanya ke arah putrinya yang terus melangkah pergi dari depan rumah bersama Rita.

Syifa kembali dari warung, dan ia melihat kalau Harun sedang emosi pada adik iparnya.

"Bapak ..." panggil Syifa mencoba menenangkan amarahnya Harun.

"Syifa,"

"Bapak sudah kembali dari kebun ya? Itu sudah Saya buatin kopi, Pak. Di atas meja. Dan sarapannya juga sudah siap."

"Ya. Terima kasih."

"Saya masuk dulu ya, Pak. Gerah mau mandi."

"Eh bentar, Syifa!"

"Iya, Pak?"

"Atas nama ibu dan Fani, bapak minta maaf, Syifa. sebagai kepala rumah tangga bapak sudah gagal membimbing mereka untuk selalu berbuat baik,"

"Saya sudah memaafkan kok, Pak. Bapak juga yang sabar ya, mungkin Allah belum menghendaki ibu dan dek Fani mendapat hidayah sehingga sikapnya seperti itu,"

"Bapak bangga sama kamu, punya hati seluas samudra."

"Doakan aku selalu, Pak."

"Pasti."

~

Setelah mandi Syifa merasakan sedikit mual dan pusing "Bukannya tadi aku sudah sarapan ya? Kok malah mual? Hmm ..." gumamnya pelan.

Disaat Syifa sedang membalurkan minyak angin ke perut dan pelipisnya, tiba-tiba terdengar teriakan Rita "Syifaaaaa ..."

"Iya, Bu?" jawabnya dari dalam kamar.

"Sini!"

"Bentar, kepalaku pusing, Bu."

Rita langsung menghampiri Syifa dikamarnya "Itu minuman ibu tumpah, kamu pel lantainya sekarang!"

"Tapi sungguh kepalaku pusing banget, Bu. Rasanya kayak mabuk kendaraan gitu,"

"Nggak usah banyak alasan! Cepat bangun!" Rita menarik paksa tangan Syifa supaya segera berdiri.

"Maaf, Bu. Sepertinya saya sedang sakit, minta tolong ke dek Fani dulu saja!"

"Fani lagi tidur, nggak bisa di ganggu! Ibu mau kamu aja yang bersihin!"

"Tapi ..."

"Nih pelnya, buruan! Tanpa tapi-tapi!!"

Dengan terpaksa Syifa mengambil pel itu, ia jalan sempoyongan menuju ke kamar Rita, tapi tiba-tiba BRUUK tubuh Syifa jatuh tersungkur tak berdaya.

1
Tình nhạt phai
Sudah nunggu dari kemarin-kemarin, ayo dong thor.
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!