Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Uang Dua Puluh Ribu

Syifa Salsabila adalah wanita yang suka belajar ilmu agama, setelah menikah dengan Ahmad Fahri ia memutuskan untuk berhenti bekerja. Syifa ingin fokus menjadi seorang istri yang bisa mengoptimalkan tugasnya dalam melayani suami.

"Bang, menurutmu lebih milih mana antara makan enak tapi kita jarang bertemu atau makan seadanya tapi kita selalu bersama?" Tanya Syifa seusai makan malam.

"Pastinya makan seadanya dong, yang penting selalu bersamamu, sayang!"

"Jadi misalkan bulan depan aku resign dari kerja apakah abang menyetujuinya?"

"Tentu, karena sebenarnya rezeki yang berkah itu tidak tergantung dengan banyak dan sedikitnya nominal, tapi selalu cukup untuk kebutuhan walaupun itu sedikit, dan kalau tidak berkah mau sebanyak apapun itu selalu merasa kurang karena tak pernah mensyukurinya. Iya kan?"

"Uuunncc ... Jawaban abang semakin meyakinkanku saja kalau aku ingin fokus dengan tugasku yang baru sebagai seorang istri, karena menurut agama surga istri ada pada suaminya!"

"Yupp, makanya kamu harus selalu taat dan patuh pada suamimu ini! Terutama dalam kebutuhan biologisnya, he he ..." Ungkap Fahri sambil memberikan kode bahwa ia ingin.

"Itu pasti, Bang! Tapi coba lihat dulu punggung abang!"

"Ada apa dengan punggungku?"

"Ada delapan pintu surga yang bebas aku raih ketika sami'na wa atho'na padamu dan tidak meninggalkan sholat fardhu serta puasa Ramadhan!"

"Kamu memang istri Sholehahku yang di kirim Allah menjadi bidadari dunia untukku, sayang."

"Insyaa Allah, kita usaha bareng-bareng, Bang. Menjalani rumah tangga sakinah mawadah warahmah Istiqomah till jannah."

"Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun waja'alna lil muttaqina imama."

"Artinya?"

"Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang yang bertakwa."

"Aamiin Ya Allah ..."

"Sudah, boleh di mulai?"

"Apanya?"

"Yang ini ..."

Allahuakbar Allahuakbar ... Tiba-tiba terdengar suara adzan isya berkumandang.

"Eitts kita Sholat isya dulu, Bang! baru itu," Ucap Syifa sambil menutup mulut suaminya dengan jari telunjuknya.

"Oke. Kita usahakan akan selalu Utamakan panggilan Tuhan di sela-sela aktivitas kita!"

"Setuju."

Di awal pernikahan kehidupan mereka sangat bahagia bahkan dengan pondasi ilmu agama yang belum seberapa mampu membuatnya yakin bahwa apapun ujian dan cobaan di bahtera rumah tangganya nanti mereka akan tetap selalu bergandeng tangan untuk menuju ke surga.

~~

Satu bulan sudah usia pernikahan Syifa dan Fahri, mereka masih tinggal satu rumah dengan Rita dan Harun (orang tua Fahri).

"Syif, pagi ini kamu ke pasar belanja dan jangan lupa memasak untuk semua keluarga!" Perintah Rita Anggraini (ibu mertua) dengan nada yang keras.

"Baik, Bu." jawabnya agak takut.

"Jangan lupa beli daging sapi untuk dimasak rendang!"

"D-daging sapi, Bu?" Syifa mengulangi perkataan ibu mertuanya untuk memastikan.

"Iya, emang kenapa?"

"Daging sapi itu mahal, Bu. Uangnya nggak cukup, karena tadi Mas Fahri cuma ngasih uang 20 ribu untuk beli sayur dan telur. lagian kemarin kan kita sudah makan sop iga sapi, masa sekarang harus masak daging sapi lagi, Bu? Apa ini nggak pemborosan namanya?"

"Alaaah, uangmu kan banyak dari hasil kerjamu dulu??"

"Tapi uang saya kan buat ditabung, Bu. Untuk tambah-tambah beli rumah nanti."

"Masalah rumah urusan belakang, yang penting setiap hari kita bisa makan enak!"

"Astaghfirullah, kita nggak boleh mengelola management keuangan seperti itu, Bu!" Ujarnya dengan sedikit kesal atas sikap ibu mertuanya.

"Perduli apa, Syifa? Ibu dari dulu sudah hidup dengan selera makan seperti ini walau ada uang atau pun tidak!"

"Apakah termasuk harus dengan berhutang, Bu??"

"Ya, karena tanah punya bapaknya Fahri masih luas, jadi nggak apa-apa setiap tahun di jual buat bayar hutang-hutang ibu."

Syifa terdiam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, ia terkejut dengan ucapan sang ibu mertua yang terlalu memaksakan gaya hidup elit tapi ekonomi sulit.

"Udah jangan geleng-geleng kepala terus, buruan sana ke pasar keburu daging sapinya habis!"

Syifa melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Rita, ia tak menyangka wanita paruh baya yang ia hormati ternyata mempunyai sifat yang suka berfoya-foya selalu menuruti keinginan hati tanpa berfikir pendapatan dan kemampuannya.

Melihat sang istri keluar dari rumah dengan raut wajah yang kesal membuat Fahri ingin segera bertanya "Syif, mau kemana? kok sepertinya kamu lagi nggak baik-baik saja?"

"Mau ke pasar, Mas. Mau membeli daging sapi untuk dimasak rendang."

Fahri berjalan lebih mendekati sang istri "Bukannya kemarin kamu sudah masak iga sapi? Kok mau masak daging sapi lagi? Itu pemborosan, Sayang! Mas hari ini ngasih uang belanja kamu 20 ribu itu untuk beli sayur dan telur, nggak akan cukup kalau buat beli daging lagi untuk makan kita serumah?!"

"Aku tambahin dengan uang kerjaku, Mas."

"Jangan, Syif! uang simpananmu jangan di apa-apain, itu buat tambah-tambahan nanti kalau kita beli rumah,"

"Tapi hari ini ibu menginginkan aku masak rendang, Mas??"

"Ibu?"

"Iya."

"Kenapa kamu nggak bilang kalau uang belanjanya cuma 20 ribu cukup untuk masak sayur bening dan goreng telur?"

"Sudah, tapi ibu tetap menginginkan aku masak rendang,"

"Ya sudah, sekarang biarkan mas yang bicara sama ibu." tuturnya sambil bersiap ingin masuk ke dalam rumah menemui sang ibu.

"Jangan!" cegah Syifa reflek menarik tangan suaminya.

"Kenapa? keinginan ibu itu sudah nggak benar, Syif. Terlalu memaksakan selera makan yang enak-enak terus padahal uang kita sebenarnya pas-pasan. Sekali dua kali boleh tapi nggak bisa kalau harus terus-terusan!"

"Tapi, Mas?"

"Udahlah, dari kemarin kan kamu sudah menuruti kemauan ibu terus, tapi sekarang tidak! Ibu harus mengerti dengan kebutuhan kita yang harus nabung buat keperluan beli rumah dan keperluan kita saat punya anak nanti,"

"Tapi aku takut kalau ibu nanti jadi marah padaku,"

"Itu nggak akan, Mas akan membicarakannya dengan lembut supaya ibu bisa ngerti kalau putranya ini sekarang sudah berkeluarga yang punya tanggung jawab banyak."

"Terserah Mas saja,"

"Sekarang kamu nggak usah ke pasar tapi cukup ke warung Inem saja!"

"Baik, Mas."

Fahri memasuki rumah untuk menemui sang ibu, sedangkan Syifa juga melanjutkan langkahnya untuk berbelanja ke warung sebelah yang menjual aneka macam sayuran dan lauk pauk mentah.

"Assalamualaikum, Mbak Inem ..." Ucap salam Syifa saat sampe di depan warung Inem.

"Wa'alaikumussalam, Eh pengantin baru ... Mau beli apa nih? Tumben-tumbenan nggak belanja ke pasar?"

"Mau beli sayur bayam, cabe rawit dan telur, Mbak Inem."

"Oke, aku bungkusin dulu ya,"

"Iya, Mbak Inem. Sekalian totalnya berapa?"

"Sayur bayamnya 2 bungkus 4 ribu, cabenya 2 ribu dan telur setengah kilo 14 ribu jadi total pas 20 ribu, Syifa. Sama sekalian hutangnya Bu Rita masih 75 ribu kemarin."

"Hutang ibu?"

"Ibu mertuamu sering belanja dengan uang kurang yang akhirnya hutang 5 ribu, 7 ribu, 10 ribu dan sekarang terkumpul 75 ribu. Kalau kamu ada uang sekalian bayarin gih!"

"Maaf, Mbak Inem. Tapi ini saya bawa uangnya cuma pas 20 ribu aja,"

"Oh ya sudah nggak apa-apa, yang penting kamu jangan ikut-ikutan ibu mertuamu suka ngutang bawa uang 10 ribu mintanya ayam setengah kilo kan jadi ngutang, mending terus langsung dibayar lah ini sudah lebih dari sebulan belum dicicil sama sekali, hufft ..." Ungkapnya dengan kesal.

"Biarlah itu menjadi urusan Ibu mertua saya, Mbak. Dan kapan-kapan kalau Mas Fahri kasih uang belanjanya lebih saya akan bantu bayar hutang-hutang ibu itu."

"Ya, tapi jangan lama-lama ya, karena uang itu mau buat modal kulakan saya lagi!"

"Insyaa Allah."

Syifa pergi dari warung itu dengan perasaan kecewa karena ibu mertuanya ternyata suka hutang dimana-mana.

Bersambung ...

Assalamualaikum Readers ..

Buku ini Karya pertama saya di NovelToon yah ..

Mohon dukungannya dengan memberi Vote, Like, Subscribe dan rating bintang 5.

Terima kasih

Semoga Readers semua sehat selalu dan bahagia dunia akhirat ..Aamiin.

Cek Visual Tiktok @famalin.author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!