NovelToon NovelToon
Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan / Solo Leveling
Popularitas:566
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Di dunia lama, ia hanyalah pemuda biasa, terlalu lemah untuk melawan takdir, terlalu rapuh untuk bertahan. Namun kematian tidak mengakhiri segalanya.

Ia terbangun di dunia asing yang dipenuhi aroma darah dan jeritan ketakutan. Langitnya diselimuti awan kelabu, tanahnya penuh jejak perburuan. Di sini, manusia bukanlah pemburu, melainkan mangsa.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah suara bergema di kepalanya:
—Sistem telah terhubung. Proses Leveling dimulai.

Dengan kekuatan misterius yang mengalir di setiap napasnya, ia mulai menapaki jalan yang hanya memiliki dua ujung, menjadi pahlawan yang membawa harapan, atau monster yang lebih mengerikan dari iblis itu sendiri.

Namun setiap langkahnya membawanya pada rahasia yang terkubur, rahasia tentang dunia ini, rahasia tentang dirinya, dan rahasia tentang mengapa ia yang terpilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32

Rombongan kendaraan Akademi akhirnya sampai di kaki Gunung Cison. Di hadapan mereka berdiri sebuah gapura raksasa, menjulang tinggi dengan ukiran-ukiran kuno yang menimbulkan kesan megah sekaligus menyeramkan.

"Waah, apa benar tempat ini sebuah Akademi? Tempatnya cukup menyeramkan," kata Marco sambil menatap kagum pada gapura besar itu.

"Hahaha, tentu saja. Di sinilah tempat belajar paling terkenal. Apa kau merasakan hawa hewan iblis di sekitar sini?" sahut Bima.

"Ah, disini seperti taman bunga bagiku. Masih terlalu indah untuk dilihat," jawab Marco santai.

"Apa yang kau bilang!? Tadi kau bilang tempat ini menyeramkan," teriak Bima, kesal dengan sikap Marco yang plin-plan.

"Hehe, tentu saja tempatnya memang terlihat menyeramkan, Pak. Aku hanya penasaran saja... hewan iblis yang ada di sini kira-kira seberapa kuat.?" tanya Marco.

"Kalian harus hati-hati jika berkeliaran di sini. Hewan iblis di sekitar kawasan ini sudah berada di tingkat Rank BB. Bahkan, salah satu inspektur pernah melihat hewan iblis dengan aura yang mencekam, mungkin itu hewan iblis Rank A," jelas Bima.

"Ah, jadi Rank mereka masih jauh di bawah tempat kami berasal," ujar Marco.

"Kalau dibandingkan dengan kota selatan memang sangat jauh. Tapi hewan iblis di sana sudah dibasmi oleh Pahlawan Kerajaan," lanjut Bima.

"Hoo, Apa berita itu sampai di kota ini Pak?" tanya Rudy penasaran.

"Tentu saja. Berita itu jadi trending topik di seluruh benua. Seorang Putri Kerajaan dan pasukannya berhasil melumpuhkan hewan iblis Rank S. Sampai sekarang aku masih merinding membayangkannya," jawab Bima.

"Itu sangat hebat sekali," kata Rudy sambil bertepuk tangan kagum.

"Huh," Marco hanya menghela napas panjang.

"Apa kalian tahu? Ketiga Pahlawan itu diberikan gelar langsung oleh Raja Eden di depan rakyat Kerajaan sebagai Kesatria Alden. Itu suatu kebanggaan terbesar dalam hidup," kata Bima dengan nada hormat.

"Apa sebelumnya di kerajaan ini tidak pernah ada yang bisa membunuh hewan iblis Rank S?" tanya Rudy.

"Tentu saja ada. Kerajaan Alden ditopang oleh sembilan kekuatan besar yang tersebar di seluruh wilayah. Enam di antaranya adalah keluarga bangsawan terkenal, dua sisanya adalah Mahaguru Akademi Rousen, dan yang terakhir adalah Kaisar Kerajaan Alden sendiri, Raja Eden," jelas Bima.

"Ehm… seberapa kuat mereka semua?" Rudy bertanya lagi.

"Jaga omonganmu, bocah! Kau harus memanggil mereka semua dengan sebutan Yang Mulia, bahkan keturunannya sekalipun," tegur Bima tegas.

"Maaf, aku tidak tahu… lalu, seberapa kuat para Yang Mulia itu?" Rudy mencoba memperbaiki ucapannya.

"Mereka semua berada di tingkatan Rank S. Itu level yang sangat sulit dicapai oleh manusia biasa seperti kita," jawab Bima.

Dalam hati, Marco bergumam kesal. "Huh, kenapa hanya ada sembilan Rank S di kerajaan ini? Sedangkan hewan iblis di luar sana terus berkembang tanpa henti."

"Apa tidak ada lagi yang memiliki tingkatan lebih tinggi dari para Yang Mulia itu?" tanya Rudy lagi.

"Itu adalah puncak dari kekuatan sihir, bocah. Tidak ada yang tahu apakah ada manusia dengan kekuatan lebih besar lagi atau tidak. Tapi konon, pernah ada seseorang dengan kekuatan besar yang menyapu seluruh hewan iblis di benua ini. Ia dianggap sebagai Dewa oleh manusia zaman dulu," jawab Bima.

"Hoo, apa orang itu masih hidup?" tanya Rudy.

"Itu sudah sekitar dua ribu tahun yang lalu. Kekuatannya diperkirakan mencapai Rank S+. Ia disebut sebagai Dewa Perang, Sang Albion," jelas Bima.

"Itu sama seperti nama benua ini," saut Rudy.

"Itu benar. Nama benua ini memang diambil dari nama dari Dewa perang," jawab Bima.

"Lalu, apa para Yang Mulia juga masih berburu hewan iblis?" tanya Rudy.

"Kerajaan ini sudah dibangun dengan aturan yang jelas. Para Yang Mulia tidak akan turun tangan secara langsung," jelas Bima.

"Bagaimana jika ada hewan iblis Rank S berkeliaran di sekitar benteng? Itu sangat berbahaya bagi keselamatan penduduk," kata Rudy.

"Jika hewan iblis itu benar-benar dikonfirmasi memiliki Rank S, maka keluarga bangsawan tingkat atas akan turun tangan. Tapi sekarang sudah berbeda, kita sudah memiliki Pahlawan," jawab Bima tenang.

"Pak Instruktur, aku menyaksikan sendiri kejadian di benteng selatan. Mereka para Pahlawan bahkan sangat kesulitan menghadapi hewan iblis di sana. Apa mereka benar-benar diberikan tugas yang berat seperti itu?" tanya Rudy lagi.

"Kau benar. Bahkan Yang Mulia Putri kehilangan banyak sekali pasukannya. Tapi itu sebanding dengan hasil yang mereka dapat," jawab Bima.

"Aku merinding mendengarkannya, Kak," kata Rin dengan suara kecil.

"Kau harus berlatih lebih keras lagi, Rin," saut Lilia menepuk bahunya.

"Jika mereka diberi tugas seperti kemarin, kau cukup duduk santai di Akademi. Jangan ikut campur urusan mereka," kata Emma sambil memejamkan mata santai.

"Eh, apa yang kau katakan Emma? Mana bisa aku melawan mereka. Bahkan Rank-ku masih di tingkat Rank C," saut Rudy.

"Hmm." saut Emma kesal sambil memalingkan pandangan.

"Apa kalian sudah mendapatkan kelas?" tanya Bima.

"Kelas.? sepertinya kami belum tau itu Pak?" saut Rudy.

"Baiklah, aku sedikit menjelaskan. Kelas akan menentukan kalian berada di kelompok mana. Akademi Rousen terbagi dari kelas 1 sampai 9, dan ada juga kelas khusus: Expert Class. Itu kelas tertinggi, tempat Mahaguru sendiri yang mengajar," jelas Bima panjang lebar.

"Hoo, bagaimana caranya kita tahu masuk kelas mana?" tanya Rudy.

"Apa kalian mendapat kertas saat pendaftaran?" tanya Bima lagi.

"Ah, ini suratnya," jawab Emma sambil menyerahkan dokumen.

"Em, ku baca dulu," kata Bima sambil meneliti dokumen itu dengan serius.

"Ehm, ini sedikit berbeda. apa mungkin kalian belum mengkonfirmasi kekuatan.? tapi semuanya terlihat di kelas yang sama," ujar Bima.

"Ada di kelas berapa kita?" tanya Rudy.

"Semuanya berada di kelas 5, tapi melihat rombongan disini, ada satu anak di bawah umur 10 tahun, mungkin ini akan sedikit berbeda nantinya." jelas Bima.

"Apa kita sudah pasti berada di sana Pak?" Rudy memastikan.

"Kalian akan dites ulang di sana. Ini hanya dokumen, bisa saja dipalsukan," jawab Bima.

"Hmm. Kami kira kita tinggal masuk saja," saut Rudy.

"Tempat Akademi sangat luas. Setiap kelas masih terbagi lagi menjadi tingkatan: rendah, menengah, dan tinggi," jelas Bima.

"Begitu ya, aku jadi tidak sabar," kata Rudy bersemangat.

"Sebentar lagi kita akan sampai," saut Bima.

....

{Akademi Rousen}

Di dalam area Akademi yang megah, terlihat Alicia, Eva, dan Herry berjalan bersama menuju ruangan Mahaguru. Bangunan menjulang tinggi, dindingnya penuh ukiran sihir yang berpendar samar. Tapi rombongan Alicia menarik perhatian para murid yang melintas.

"Lihat, itu Tuan Putri bersama para Pahlawan lainnya," kata salah satu murid penuh kagum.

"Wah, itu sangat keren sekali," saut seorang siswi dengan mata berbinar.

"Tumben sekali para Pahlawan lewat jalur umum," ujar seorang siswa lain.

"Apa kalian lupa? Mereka juga murid Akademi ini. Tentu saja mereka bisa lewat mana saja," saut siswi lainnya.

Kerumunan murid heboh sendiri, sementara tiga orang itu tetap berjalan tenang.

"Mereka sangat berisik sekali," gumam Herry.

"Itu sudah biasa. Bahkan sebelum kita diberi gelar Pahlawan, mereka tetap bersikap seperti itu," jawab Eva datar.

"Apa kalian sudah mencari tahu tentang orang yang menyelamatkan kita?" tanya Alicia, menatap serius.

"Ah, aku sudah mencari tahunya. Tapi sangat sulit sekali menemukannya," jawab Herry.

"Kita terbatas informasi, Putri. Hanya ada sketsa tubuh dan wajah. Bahkan orang-orang di kota selatan tidak mengenalnya," saut Eva.

"Em, baiklah. Kita sampaikan ini pada Mahaguru," kata Alicia akhirnya.

"Apa Anda sudah menyampaikannya kepada Yang Mulia Raja, Putri?" tanya Herry.

"Aku sudah membicarakannya dengan Ayahanda dan para bangsawan. Namun mereka tidak ingin tahu keberadaannya, bahkan berniat menyembunyikannya. Satu-satunya cara adalah menyampaikan informasi ini kepada Mahaguru," jelas Alicia.

"Apa Anda yakin Mahaguru akan menerimanya?" tanya Herry lagi.

"Mahaguru selalu terobsesi dengan kekuatan sihir. Jika kita memberitahu tentang adanya kekuatan setara dengannya, pasti Mahaguru tertarik mendengarnya," jawab Alicia mantap.

"Hem, baiklah kalau begitu," saut Herry.

Ketiganya akhirnya sampai di depan pintu besar yang menjulang megah. Ukiran emas dan simbol sihir berkilau samar di permukaannya.

"Kita masuk sekarang," kata Alicia sambil mendorong pintu.

....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!